Bab 18 - Sepersekian Detik Kehilangan

679 29 4
                                    

Revisi
.
.
.

Revisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____

"No, gue udah cari info ke kantor mereka baru aja, infonya bakal balik hari ini. Lo tungguin aja dirumah Naresh."

"....."

"Sama-sama, semoga lo berhasil buat operasi nya. Kalau udah senggang gue sama Satria bakal nemuin kalian. Gue beresin rekaman dulu sampai kelar gapapa kan?"

"....."

"Oke No, sampai jumpa."

Tut..

Itu Bara yang menghubungi Fergino setelah mencari informasi kepulangan Naresh dari pekerjaannya bersama saudaranya yang lain.

Setelah mendapatkan kabar dari Bara, Fergino merasa sedikit lega setelahnya. Dia bersiap untuk membeli beberapa buah untuk dia bawa malam nanti ke rumah Aruna.

Jam menunjukkan pukul 8 malam.

"Bi aku laper, kak Gino belom dateng juga ya?" Tanya Runa ke Bi Ina.

"Dokter tadi telepon katanya mau beli buah dulu non, sekarang Bibi ambil makan dulu ke bawah non Runa tunggu sebentar ya."

"Emm," jawabnya disertai anggukan.

Beberapa saat setelahnya Bi Ina kembali dengan sepiring nasi juga beberapa lauk diatasnya yang kemudian ia berikan pada Aruna.

"Non Bibi tinggal dulu gapapa kan, mau beres-beres dibawah tinggal sedikit,"

"Iya Bi gapapa," jawabnya.

"Minum sama obatnya Bibi taro sini ya non," ucap Bi Ina sambil meletakkan kedua barang itu di meja. Aruna hanya mengangguk sambil menyuapkan nasi ke mulutnya.

Sesaat Bi Ina baru saja memulai kembali pekerjaannya itu, suara berisik kemudian terdengar dari arah pintu masuk. Beberapa saat diam menunggu yang dilihatnya ternyata keempat saudara Aruna yang hampir seminggu tidak ada kabar dan sangat ditunggu untuk kepulangannya.

"Bi minta tolong ini pakaian kotor bawa kebelakang ya," pinta Raka ke Bi Ina.

"Iya den," jawabnya kemudian. Bi Ina berlalu dengan beberapa tas itu menuju tempat cuci.

"Gue mau ke kamar Aruna dulu, kalian ikut ngga buat nanyain maksud pesan text yang anak itu kirim. Udah sempet mau luluh gue sama dia sebelumnya, malah anaknya nyari gara-gara!" Ucap Arga.

Singkatnya pesan yang dikirim Sandra adalah ujaran kebencian pada keempat kakak Aruna.

"Seandainya kalian ngga ada di kehidupan gue pasti gue udah bahagia kak. Gue harap kalian segera pergi nyusul Ayah Ibu! Gue benci sama kalian semua! Gue harap kalian semua mati!"

Brakk...

Aruna terkejut setelah mendengar pintu kamarnya dibuka dengan kasar. Bahkan botol obat yang dia pegang sampai terlepas dari genggamannya dan membuat obat-obat itu jatuh berserakan.

Trauma Aruna Mahendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang