RFB 37

256 22 4
                                    

"Selamat malam"

Sapaan dari Cindy dan yang lainnya bersamaan barang masak-masak mereka mengalihkan pandangan gion, dan mirza yang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

Gion yang melihat beberapa alat masak portabel yang dibawa cindy dan yang lain pun akhirnya membantu memyusun alat-alat itu.

"Wedeh, makan-makan nih"

"Iya dong, kapan-kapan lagi"balas cindy

Mirza yang melihat celine sedang menaruh beberapa minuman pun menghampiri celine lalu memeluk celine dari belakang.

"Ngga, latihan cheers kalian?"

Sisca yang tidak sengaja melihat keduanya pun mulai mengejek yang membuat semua mata tertuju pada keduanya.

"Eum, yang sebentar lagi tunangan"

"Kak, lepas"bisik Celine membuat Mirza melepaskan pelukannya dan membantu celine menyiapkan minuman untuk mereka.

"Iri lu sis?"

Sisca menggelengkan kepalanya,"ngga, cuma jahil aja. Kenapa kalian malah nganggap serius ucapan gua?"

"Kali aja lu ngodein azka, biar cepat ngelamar lu"

"Gua masih fokus sama pendidikan gua jess, lagi pula azka pernah bertanya kapan gua siap untuk nerima lamarannya nanti?"

"Kapan lu siapnya sis, atau ada seseorang dihati Lu selain dia?"

Mendengar ucapan cindy membuat sisca hampir melemparkan alat pencapit di tangannya.

"Lu jangan bilang seperti itu bisa?, kalau dia dengar gimana? Lu sih ngga apa-apa tapi gua yang bakal di diaminnya entah sampai kapan"ujar sisca yang untungnya kekasihnya sedang keluar membeli sesuatu.

"Maaf, maaf"

Cindy menyatukan kedua tangannya untuk meminta maaf pada sisca,"gua cuma masih fokus sama pendidikan gua aja, ngga lebih"

"Mau sampai mana lu ngejar pendidikan lu sis, kalau akhirnya berakhir di dapur juga"

Ucapan gion membuat cindy menatap sinis kearahnya,"tau darimana lu kalau kita-kita akan berakhir di dapur?"

"Itu hal yang pasti terjadi, lu lihat aja nanti sebagaimana prestasi lu di pendidikan, lu akan sibuk dengan dapur untuk menyiapkan makan pagi, siang dan malam untuk suami lu apalagi kalau suami lu bentukan seperti keenan"

"Ada art, kenapa harus gua?"

"Memang suami lu nanti suka kalau yang masak makanan untuknya itu art?"

"Pantas Dhea ngga mau balikan sama lu, lu orangnya suka ngerendahin orang lain apalagi wanita. Jahat lu gi"

Mendengar nada bicara cindy yang terkesan marah samanya pun membuat gion panik.

"Ngga gitu ndy, maksud gua kan itu hal yang biasa di dunia para wanita"

"Iya biasa, tapi mulut lu yang luar biasa itu bisa mematikan semangat para wanita diluar sana yang sedang bersusah payah membangun karir mereka kalau mereka mendengar ucapan sampah dari lu itu"

Cindy melemparkan tasnya yang sedari tadi bergantung di pundaknya lalu ia berlalu dari mereka yang masih berkumpul disana.

Melihat cindy yang malah semakin marah, gion langsung mengambil tas cindy yang berada di lantai lalu berlari menyusul cindy untuk meminta maaf.

Mereka yang sedari melihat keduanya yang cek cok pun hanya bisa menggelengkan kepalanya mereka.

RIVER FOR BEGINNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang