RFB 02

497 31 2
                                    

Pagi hari tiba dimana harusnya diisini dengan suasana tenang,damai dan tentram tapi tidak dengan keluarga Alfard Dimana si bungsu berteriak kesakitan saat sang kakak memanggil tukang pijat ke rumah mereka untuk memijat kaki Evano yang tertimpa motor tadi malam.
    "Aduuuh mbak sakit"teriak evano sambil menggigit bantal sofa yang tersedia disana.

    "Sebentar lagi mas"ujar tukang pijat Tersebut masih fokus memijat kaki Evano.

    "Sudah-sudah mbak, makasih"ujar evano berusaha duduk dan mbak pijat pun menghentikan pijatan.

    "Baru juga segitu Van masa' langsung sakit berantem tiap hari ngga ada sakitnya tuh"sindir Ariel yang baru saja duduk sambil membawa minuman untuk tukang pijat tersebut.

    "Diminum dulu mba"ajak Ariel dan tukang pijat pun langsung meminum minuman tersebut dengan sopan.
   
    "Bagaimana masih sakit?"tanya Ariel membuat evano berusaha menggerakkan kakinya lagi.

   "Diminum dulu mba"ajak Ariel dan tukang pijat pun langsung meminum minuman tersebut dengan sopan.
   
    "Bagaimana masih sakit?"tanya Ariel membuat evano berusaha menggerakkan kakinya lagi.

    "Lumayan lah sudah bisa digerakkan walaupun masih sakit sedikit"ujar evano sambil menggerakkan kaki kanannya.

    "Iya mas itu masih ada yang belum di pijat makanya masih sakit, mau saja pijat lagi" tawar tukang pijat tersebut membuat evano duduk menjauh dari tukang pijat tersebut.

    "Ngga apa-apa mbak, makasih"ujar evano takut.

    "Yaudah berapa mbak?"tanya Ariel membuat tukang pijat tersebut menoleh kearah Ariel.

    "30 ribu"ujar tukang pijat tersebut.

    "Ah bukannya 20 ribu ya mbak, ay sih mbak pake naikin harga segala" ujar Ariel menawarkan tentu jiwa pelit masih ada di dalam tubuhnya.

    "Baiklah mbak, untuk mbak Ariel saya terima 20ribu"ujar tukang pijat tersebut lalu berdiri dan Ariel pun mengantarkan tukang pijat tersebut serta membayarnya hingga tukang pijat tersebut pergi.

***


    "Lla mana kunci bengkel?"tanya Daniel tiba-tiba membuat Olla terkejut dan langsung menyembunyikan sesuatu.

    "Di depan bang, ngapain lu tanya gua" ujar Olla sewot membuat Daniel bingung.

     "Woy ini rumah lu lla mana gua tau bokap lu taruh mana tuh kunci bengkel"ujar Daniel membuat Olla mau tak mau berdiri untuk mengambil kunci bengkel tersebut lalu memberikan ke Daniel.

    "Temani gua dong"ajak Daniel membuat Olla kesal.

    "Bang ini hari weekend jangan suruh gua kerja"tolak Olla membuat Daniel memutar kedua bola matanya.

    "Ngga gitu, lu temani gua ajalah masa gua sendirian di sana kalau ada yang hilang gimana?"tanya Daniel menakut-nakuti Olla.

    "Kalau ada yang hilang, ya lu yang dimarahin oleh papa"ujar Olla membuat Daniel harus memohon kepadanya.

    "Enak banget,nih handphone gua bebas lu mau apakan tapi please temani gua"ujar Daniel namun Olla masih menolak membuat Daniel harus mengancam Olla sebagai jalan satu-satunya.

    "Okelah kalau gitu,gua adukan bokap lu kalau semalam lu balapan liar biar lu kena marah,om..."teriak Daniel namun langsung dicubit oleh Olla tangannya.

   "Enak aja gua balapan lu kali yang balapan"ujar Olla kesal.

   "Percaya mana om, sama lu atau gua?" tanya Daniel membuat Olla harus menemani Daniel karena papanya sangat percaya sama Daniel sepupunya daripada sama dia dan kakaknya.

RIVER FOR BEGINNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang