Melihat jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, justin yang akan memenuhi permintaan aldo pun harus terhalang oleh mamanya muthe yang memintanya untuk menginap di rumah mereka.
"Tan, aku lagi ada janji sama teman. Lebih baik aku pulang sekarang"
Mamanya muthe menahan lengannya justin saat justin akan berdiri,"dengan kaki kamu yang begitu, yakin kamu nak?"
Belum sempat justin menjawab pertanyaan dari mamanya muthe, suara papanya muthe yang baru tiba membuat ketiganya menoleh ke pintu utama.
"Loh, ada justin. Belum pulang nak?"
"Gimana mau pulang pa, lihat tuh kaki kanannya justin"
Mengikuti ucapan mamanya muthe membuat papanya muthe segera menghampiri justin dan melihat kakinya kanannya justin yang di perban.
"Kaki kamu kenapa?"
"Lukalah pa, mana gara-gara dia sendiri yang ngga bisa bawa motornya" Ucap muthe lagi.
Namun ucapan papanya membuat muthe yang sedari tadi bersandar pada pintu kamarnya pun perlahan menghampiri papanya.
"Benar gara-gara kamu sendiri, bukan karena aldo?"
"Issh Pa, kok papa bawa-bawa aldo sih? Memang aldo ke sini?"
Lagi-lagi anaknya membela seseorang yang ia suka membuat papanya muthe hanya bisa menghela nafasnya.
"Tadi pagi setelah mengantarkan kamu ke tempat les, aldo datang ke sini untuk ajak kamu jalan-jalan pagi"
"Jangan bilang papa marahin aldo karena ganggu waktu lesnya muthe, ish papa. Kenapa sih papa selalu melarang muthe memiliki hubungan sama aldo. asal papa tahu, muthe akan selalu pilih aldo walaupun papa ngga setuju dengan pilihan muthe" Tegas muthe membuat rahang papanya mengeras bersamaan dengan tangan papanya yang mengepal erat.
"Coba ulangi apa yang kamu katakan"marah papanya membuat muthe terdiam dan menundukkan kepalanya.
"Sudahlah pa, ada tamu di rumah kita" Ucap mamanya muthe menenangkan suaminya.
Melihat suasana yang tidak biasa, justin pun berusaha berdiri membuat papanya muthe reflek membantu justin.
"Makasih om, tapi sebaiknya aku pulang aja. Lagipula aku masih bisa bawa motor"
"Yakin? Itu sampai di perban kaki kamu"
Justin menganggukkan kepalanya dan perlahan berjalan menuju pintu utama rumah dengan papanya muthe yang masih membantu justin hingga justin menaiki motornya.
"Kalau ngga bisa jangan di paksa atau om antar aja pakai mobil?"
"Ngga perlu om, sudah lumayan kok rasa sakitnya. Aku pulang dulu ya, tante makasih ya sudah beri obat sama makan malam"
Mamanya muthe menganggukkan kepalanya dan justin mulai menjalankan motornya meninggalkan kawasan rumahnya muthe.
Setelah melihat kepergian justin, papanya muthe pun menghampiri istrinya dan mengajak istrinya untuk masuk.
Muthe yang sedari tadi berdiri di depan pintu pun bergegas masuk ke dalam kamarnya saat melihat papa dan mamanya yang berjalan masuk ke dalam rumah.
*
*
*Hari sudah menunjukkan pukul 10 malam tetapi orang yang mereka berempat tunggu belum juga tiba membuat gaby hampir saja melemparkan vas bunga ke jendela kaca rumah Daniel jika ia tidak mendengar suara olla yang baru saja pulang dengan chika dan papanya.
"Bang gaby, ngapain di depan rumah bang Daniel?"
Gaby langsung menghampiri olla dan memegangi kedua pundaknya olla,"Daniel mana, lla?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVER FOR BEGINNER
Teen FictionMasa remaja adalah masa yang penuh intrik masa dimana kita saling belajar untuk menjadi dewasa, saat beranjak dewasa pengalaman apa yang akan mereka alami?. #Fiksi