Rookie

156 26 3
                                    

Sandi dimasukkan dan seandainya bisa, Irene ingin sekali membungkam suara yang menandakan pintu telah terbuka. Dia melangkah sambil menahan napas, mengamati isi apartemen yang tampak sunyi, padahal dibayangannya para member sudah menunggunya dengan sambutan penuh selidik. Sosok Manajer Song yang paling heboh jika salah seorang anggota tak pulang tanpa memberi kabar bahkan tidak terlihat batang hidungnya.

Sang surya telah bersinar terang saat Irene terbangun di sebelah Junmyeon dan menyadari jika semalam ia kebanyakan minum sampai kehilangan kewarasan. Bangun-bangun, dia sudah menemukan beberapa panggilan tak terjawab dari Joy. Debaran jantungnya kini berhasil mengalahkan nyut-nyutan di kepalanya.

"Aku pulang." Suaranya hampir tidak keluar, mengendap-ngendap melintasi ruang duduk.

"Eonni dari mana saja?" Joy tiba-tiba muncul dengan mengenakan masker wajah dari balik pintu geser di balkon membuat Irene terlonjak seperti maling yang tertangkap basah.

"Teman lamaku pindah ke sekitar sini dan dia mengundangku ke apartemen barunya. Kami minum-minum sampai ketiduran. Maaf karena tidak mengabari," karang Irene dengan lancar. Dia terus mengulang-ulang kalimat ini di kepalanya selama perjalanan pulang.

"Wanita atau pria?"

Bibir Irene hampir membeku. Pertanyaan Joy terlalu mendadak dan tak terduga.

"Tentu saja wanita," sahutnya sambil berlalu, takut gelagapnya terbaca jelas. Dia membuka kulkas dan berkata, "Kau pikir aku sudah gila datang sendirian ke apartemen laki-laki."

Ya, dia memang sudah gila.

"Eonni berkencan, ya?"

Irene yang sedang meneguk air dari botol seketika tersedak. Dia terbatuk-batuk menahan perih di tenggorokan saat Joy bergegas menghapus jarak di antara mereka.

"Artis? Idol? Dari grup mana?" semburnya.

"A-aku tidak berkencan," tepis Irene, sangat ingin merampas masker Joy untuk menyembunyikan wajahnya yang tiba-tiba memanas. "Ya-yang lain ke mana?" tanyanya berharap bisa membelokkan pembicaraan.

"Yeri pulang ke rumah orang tuanya. Seulgi Eonni baru akan pulang dari Madagaskar besok. Wendy Eonni masih tidur, dia baru selesai latihan vokal untuk lagu solonya dini hari tadi. Dan, aku menyelamatkanmu dari omelan Manajer Oppa karena kubilang kau sedang tidur nyenyak di kamarmu saat dia mencarimu ketika mengantar Wendy pulang."

Rupanya masih ada secercah keberuntungan yang berpihak pada Irene. Namun, belum sempat ia membiarkan lega menguasai dirinya, Joy tiba-tiba menanggalkan masker dan menatap bagian bawah wajahnya dengan kening penuh kerutan.

"Eonni, kau sungguh berkeliaran dengan kemerahan di lehermu?" bisik gadis yang rambutnya dicepol asal-asalan itu.

Tubuh Irene bagai dialiri arus listrik. Dia merasakan darahnya berdesir. Setelah kejadian dengan asisten perias tempo hari, ia menjadi lebih hati-hati dan pagi ini dia benar-benar sudah mengecek kondisinya. Tapi mengapa Joy bisa menemukannya?

Irene refleks menangkup kedua tangan menutupi leher. Joy seketika pecah dalam gelak tawa.

"Aku bercanda, Eonni. Jadi kau benar-benar bersama pria semalam." Joy berusaha meredam tawa, matanya sampai basah. "Baiklah, aku tidak akan bilang pada siapa pun sampai kau siap cerita pada kami. Bagaimanapun, selamat atas hubunganmu. Aku turut berbahagia."

"Yaa, Park Sooyoung!" Irene memekik hingga urat-urat lehernya mencuat, sementara Joy melenggang tanpa berdosa menuju kamarnya sambil cekikikan. Untuk pertama kali sejak mengenalnya hampir satu dekade, Irene ingin melemparnya dari balkon apartemen.

No One KnowsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang