1

350 56 5
                                    

New York City, 16.30PM.

Aku memutar kenop pintu rumah, aku pulang terlambat hari ini karena harus mengikuti mata kuliah tambahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memutar kenop pintu rumah, aku pulang terlambat hari ini karena harus mengikuti mata kuliah tambahan.

Aku, Irene. Namaku memang kebarat-baratan tapi aku adalah orang Korea asli, sudah hampir 1 tahun aku mengenyam pendidikan S2 di Colombia University mengambil jurusan English Litherature dan tentunya karena beasiswa. Maka dari itu, aku tinggal di sebuah rumah yang menyediakan "homestay" bagi mahasiswa yang menempuh pendidikan di luar negeri. Kebetulan, rumah yang aku tempati peniliknya juga memiliki darah campuran Korea dan tentu saja membuatku merasa nyaman tinggal di sini.

"Irene, are you home?" suara nyonya Son si pemilik rumah terdengar dari lantai 2.

"iya aku sudah pulang" sahutku sedikit berteriak sembari menaiki anak tangga.

Aku kemudian langsung menghampiri nyonya Son yang terlihat sedang menyiapkan makan malam, tanpa pikir panjang aku langsung membantunya.

"pulang telat hari ini?" tanyanya dengan lembut.

"iya, ada mata kuliah tambahan yang tidak bisa aku lewatkan" jawabku tersenyum.

Nyonya Son sudah menganggapku seperti anaknya, namun tetap saja aku merasa sungkan walaupun sudah lama tinggal bersama. Nyonya Son memiliki dua orang anak perempuan, anaknya yang pertama seumuran denganku sedangkan anak yang kedua jarang sekali ku lihat wujudnya. Lalu, suami nyonya Son juga jarang berada di rumah karena menjalani bisnis di banyak negara.

Ponsel milik nyonya Son berdering membuatku sontak terkejut ketika sedang fokus menata piring di meja makan. Aku segera menjauh ketika nyonya Son menjawab panggilan tersebut karena tidak ingin mendengarkan percakapannya. Setelah selesai, aku kembali membantunya menyiapkan makan malam.

"kamu tidak perlu menjauh, tadi itu Wendy" ucap nyonya Son tersenyum.

Iya, Wendy. Anak kedua nyonya Son yang jarang bahkan hampir tidak pernah terlihat di rumah ini, aku ingat selama aku tinggal di rumah ini baru satu kali aku bertemu dengannya yaitu pada saat pertama kali aku menginjakkan kaki di rumah ini. Aku bahkan sampai tidak bisa mengingat namanya.

"aku jarang melihatnya" ucapku sedikit berhati-hati.

"ooh itu, dia lebih memilih tinggal di apartemen karena jaraknya lebih dekat dengan kantor" sahut nyonya Son.

"dia sudah bekerja?" tanyaku. Aku menebak usia Wendy pasti lebih muda dariku dan mungkin saja dia masih bersekolah.

"dia kuliah sambil bekerja di kantor ayahnya. Awalnya hanya membantu tapi sepertinya dia merasa nyaman" jawab nyonya Son.

Aku hanya menganggukkan kepalaku tanda mengerti dan memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh.

==========

Angels Like YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang