Seminggu kemudian...
Aku berjalan dengan malas menaiki tangga rumah, waktu telah menunjukkan pukul 21.30PM. Rumah sudah sepi, aku rasa nyonya Son dan Patricia sudah berada di kamarnya masing-masing.
Aku tersentak kaget ketika melihat Wendy berada di ruang tengah, dia tidur dengan pulas di sofa. Aku berjalan berjinjit ke dapur agar tidak membangunkannya.
"baru pulang?" suara Wendy menghentikan langkahku dan menoleh ke arahnya.
"aah iya..." jawabku.
Ku lihat dia kembali memejamkan mata, terlihat raut lelah di wajahnya dan bahkan sepatunya pun masih terpakai.
Aku membuka kulkas perlahan, mengambil botol air minum dan membawanya ke kamar. Aku berhenti di depan pintu kamar, kembali memperhatikan Wendy di sofa. Pelan-pelan aku menghampirinya berjongkok dan menepuk bahunya dengan pelan.
Wendy menggeliat dan membuka matanya melihat ke arahku.
"hmm, ada apa?" tanyanya dengan suara yang serak dan mata yang merah.
"mau tidur di kamarku?" tawarku dengan suara seminim mungkin.
"tidak usah, aku tidur di sini saja" Wendy tersenyum.
Aku tidak ingin memaksa, ku lihat dia kembali memejamkan mata. Aku kemudian masuk ke dalam kamar dan mengambil selimut di dalam lemari, lalu aku keluar lagi dan menaruh selimut itu di atas tubuh Wendy. Tak lupa aku melepaskan sepatunya kemudian kembali masuk ke kamar.
08.00 AM
Aku menggeliat ketika cahaya matahari telah masuk melalui jendela kamar, tidak ada kelas hari ini hanya saja aku ingin pergi ke perpustakaan kota untuk membaca buku yang sudah ada di daftar bacaanku sejak minggu lalu.
Setelah selesai mandi dan berpakaian, aku langsung keluar dari kamar. Nyonya Son, Patricia dan Wendy sudah berada di ruang makan. Aku langsung menghampiri mereka dan tak lupa untuk menyapa.
"tidurmu nyenyak?" tanya nyonya Son dan aku mengangguk.
Aku langsung mengambil sehelai roti dan mengolesi strawberry jam di atasnya, sedikit merasa canggung karena tidak ada kata yang keluar dari mereka selain menjawab sapaanku.
Sesegera mungkin aku menghabiskan sarapan dan berpamitan. Setelah aku menuruni tangga, Wendy menyusulku pergi. Tidak ada kata yang terucap, dia hanya tersenyum dan melewatiku.Aku memilih berjalan kaki hari ini, cuaca cukup bagus dan perpustakaan tidak terlalu jauh dari rumah. Aku merogoh tas dan menyadari bahwa ponselku tidak ada, aku memutuskan untuk kembali ke rumah dan beruntung aku masih belum jauh berjalan.
Langkahku terhenti ketika menaiki tangga, sayup ku dengar perbincangan antara nyonya Son dan Patricia.
"lalu barang-barangku ditaruh di mana? dia yang menutuskan untuk tinggal di apartemen, seharusnya dia mencari tempat lain" suara Patricia begitu lantang sampai terdengar jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angels Like You
FanfictionKetika semua harus dipaksa untuk mengerti dengan keadaan