Aku memarkirkan mobilku di depan rumah, ku lihat lampu teras sudah menyala berarti Bona sudah ada di rumah. Kami tidak tinggal serumah namun Bona sering datang hanya untuk mengobrol dan membahas tentang pekerjaan.
"I'm home!" teriakku sembari membuka pintu.
Aku berjalan dengan malas dan mendapati Bona sedang santai menonton tv.
"lama sekali, mahasiswi itu menyusahkanmu?" tanya Bona.
Aku melemparkan tubuhku di sofa dan dengan segera Bona menggeser tubuhnya.
"dia memintaku membantunya membedah 3 novel yang berujung aku memberinya tugas" jawabku tertawa.
"tugas? dia 'kan tidak masuk di kelasmu" ucap Bona.
"iya, aku hanya ingin tahu pendapatnya karena sepertinya anak ini cukup kritis" sahutku.
Aku dan Bona terdiam sembari menatap layar televisi, inilah yang kami lakukan jika lelah dan tidak ada keinginan untuk pergi keluar.
"Irene, bagaimana jika aku berpacaran dengan mahasiswa di kampus?" tanya Bona tiba-tiba.
"dengan mahasiswa? yang benar saja!" aku tertawa sembari geleng kepala.
"aku sudah lelah melakukan kencan buta sedangkan banyak mahasiswa yang menyatakan cinta padaku. Aku hanya tinggal memilih mau berpacaran dengan pria atau wanita" ucap Bona.
"bagaimana kabar yang waktu itu? siapa namanya aku lupa" aku mencoba mengingat-ingat.
"aah Sanchez? entahlah, sepertinya dia tidak tertarik padaku. Namun beberapa kali dia mengirimiku pesan dan mengajak bertemu" jawab Bona.
"kenapa tidak bertemu?" tanyaku.
"aku tidak memiliki banyak waktu untuk berkencan, namun sebenarnya aku menginginkannya. Sanchez adalah orang yang begitu hangat dan tentu saja aku ingin memilikinya, sepertinya aku harus mengatur ulang jadwalku agar bisa bertemu dengannya lagi. Lagi pula di mana aku bisa mendapatkan wanita seperti dia?" jelas Bona.
"jangan sia-siakan kesempatan" jawabku singkat.
"lalu, bagaimana denganmu?" tanya Bona.
"aku? aku tidak ada pikiran ke sana" jawabku dengan pikiran yang langsung teringat dengan Wendy.
"benarkah? aku bisa memperkenalkanmu dengan beberapa orang" ucap Bona menawarkan.
"tidak perlu, mengurus pekerjaan saja hampir membuatku stres apalagi harus berkencan" sahutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angels Like You
FanfictionKetika semua harus dipaksa untuk mengerti dengan keadaan