14

154 33 2
                                    

Hujan telah berhenti, tanpa sadar cukup lama aku dan Winter terdiam menatap hujan yang menimbulkan perasaan tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan telah berhenti, tanpa sadar cukup lama aku dan Winter terdiam menatap hujan yang menimbulkan perasaan tenang.

Ku lihat Winter menghela nafas panjang dan tersenyum, dia merapikan novel yang ada di atas meja.

"saya rasa sudah cukup lama kita duduk di sini Prof, sepertinya saya juga sudah membuang-buang waktu anda" ucap Winter merasa tidak enak.

"tidak, saya minta maaf karena tidak fokus membedah novelnya. Entah kenapa hujan mengingatkan tentang kenangan-kenangan terdahulu" ucapku tersenyum kecil.

"mengingatkan anda dengan seseorang?" tanya Winter.

"hmm, sedikit. Tapi kalau saya bilang hanya sedikit berarti saya telah berbohong" jawabku sembari tertawa.

"sepertinya orang ini telah mengambil setengah bagian dari hati anda" Winter melanjutkan godaannya.

Aku terdiam kembali menatap keluar jendela, Winter benar bahwa setengah hatiku telah dibawa oleh Wendy.

"hmm, saya tidak akan bertanya lebih jauh karena itu adalah privasi anda" ucap Winter dan aku hanya tersenyum.

==========

Ponselku berdering dan ku lihat nama Bona memanggil, akupun langsung menjawabnya dan dia berkata akan menyusulku ke cafe.

"jika Prof. Bona akan ke sini, saya pergi sekarang" ucap Winter sembari memasukkan novel yang dia bawa ke dalam tas.

"tidak masalah jika kamu masih ingin di sini" ucapku.

"saya tidak mau mengganggu Prof" ucap Winter tersenyum yang kemudian berdiri.

"Rene!" suara Bona terdengar dari arah pintu masuk cafe dan membuatku spontan berbalik.

Aku melangkah mundur, ku lihat Bona berjalan ke arahku dengan wajah senang bersama seseorang yang berjalan mengikutinya. Tanpa sadar tubuhku menabrak tubuh Winter yang masih berdiri di belakangku, dengan spontan dia memegang bahuku di mana tubuhku hampir kehilangan keseimbangan.

Aku terdiam saat Bona sudah berada di hadapanku, seseorang yang bersamanya membuat darahku seperti berhenti mengalir dan membuatku tanpa sadar terus berjalan mundur.
Seseorang yang bersama Bona menatapku sembari melepaskan masker yang menutupi mulutnya. Aku bergetar tanpa sadar sampai airmata hampir tak kuasa ku tahan.

Sesaat kemudian aku mencoba untuk sadar dan berusaha tegar.

"hey, kalian sudah mau pergi?" tanya Bona.

Aku tidak menjawab dan masih bertatapan dengan orang yang ada di samping Bona.

"aku ingin mengenalkanmu dengan Sanchez" ucap Bona lagi.

"Sa..Sanchez?" ucapku dengan suara bergetar, dalam hati berkecamuk bahwa orang yang ada di hadapanku adalah Wendy bukan Sanchez.

"Rene, ada apa? kamu sakit?" tanya Bona yang melihatku dengan bingung.

Aku tidak memperdulikan Bona dan masih menatap orang yang bernama Sanchez, aku masih meyakini bahwa dia adalah Wendy.

Winter yang sejak tadi memegang bahuku kemudian memindahkan tangannya dan menggenggam tanganku dengan erat. Sepertinya dia menyadari dengan apa yang terjadi padaku.

"halo Sanchez, saya Winter. Senang bertemu dengan anda" ucap Winter tersenyum sembari menjabat tangan Sanchez namun tangan kirinya masih menggenggam erat tanganku.

"Prof. Bona, mohon maaf sejak tadi Prof. Irene memang tidak enak badan. Kami sudah mau pergi sejak tadi namun anda menelepon, saya akan membawa Prof. Irene pergi sekarang" ucap Winter.

Aku keluar bersama Winter dengan tubuh yang hampir tidak dapat ku kendalikan. Winter membawaku masuk ke dalam mobilnya dan membiarkanku beberapa saat.

Apa yang baru saja aku lihat membuatku hampir tidak percaya, orang yang selama ini pergi muncul di hadapanku hari ini. Wendy mengubah namanya menjadi Sanchez, mungkin saja dia sudah tidak mengenaliku karena tidak bereaksi sedikitpun. Apakah dia memang bukan Wendy? tapi wujudnya, wajahnya, postur tubuh, rambutnya seperti Wendy. Aku bahkan tidak bisa lupa dengan tatapan mata yang tidak berubah sedikitpun.

Cukup lama aku terdiam dan mengabaikan Winter, Winter bahkan tidak bicara sejak tadi.

"maafkan saya" ucapku sembari membenarkan posisi duduk.

"Prof, saya antar pulang ya?" ucap Winter.

Aku hanya mengangguk tanpa menjawab, aku tidak dapat berpikir dengan jernih. Selama diperjalanan aku hanya diam menahan air mata.

 Selama diperjalanan aku hanya diam menahan air mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat lebaran! 🫶🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat lebaran! 🫶🏻

Angels Like YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang