ミ Chapter 06 ミ

3K 524 33
                                    

-   ͙۪۪̥˚┊❛ [ 𝖧𝖺𝗉𝗉𝗒 𝖱𝖾𝖺𝖽𝗂𝗇𝗀 ] ❜┊˚ ͙۪۪̥◌

Hari ini mungkin hari terburuk bagi (Name). Mulai dari ia telat berangkat bekerja, lalu mengalami kesialan di tempatnya bekerja, bahkan yang paling buruk adalah hubungannya dengan Oliver Aiku telah berakhir.

Memang tak salah jika hubungan mereka berakhir sekarang. Tapi setidaknya berilah satu hari yang begitu manis baginya bersama Oliver.

Meskipun berharap demikian, hal tersebut tak akan pernah terjadi. Mengingat jika Oliver lebih menyukai menghabiskan waktu bersama wanita-wanita cantik diluar sana. Pasti ia lebih puas dengan mereka dibandingkan dengannya yang tidak ada apa-apanya.

"(Name) cantiiikk, jangan nangis teruuss," suara imut tersebut sedari tadi berucap demikian.

Kalimat manis tersebutlah terucap dengan niatan menenangkan gadis bersurai biru tua yang sedari tadi belum berhenti menangis.

"Kalau (Name) berhenti nangis, nanti Ranze cium pipinya," ucap laki-laki bersurai merah jambu itu.

(Name) masih tetap mengabaikannya. Kepalanya sedari tadi bersembunyi di lekukan tangannya yang terlipat di atas meja.

Dan diketahui jika selain Ranze, ada Hiori, Nanase, dan Nagi yang berada disana. Hiori berada di pucuk kepala (Name) dengan pekerjaannya yang mengelus-elus pucuk kepalanya. Sedangkan Nanase dan Nagi mengelus kedua pipi milik (Name).

"(Name), daripada nangis mending mabar emel yuk sama Nagi," ajak Nagi sembari mengeluarkan ponsel mininya dari dalam saku bajunya.

Masih tak ada jawaban dari sang gadis. Namun kali ini (Name) memberikan pergerakan. Gadis itu sedikit mengangkat kepalanya, memperlihatkan kedua mata indahnya yang berair.

Kurona yang melihatnya langsung berlari dan melompat dengan niat mendekat untuk menghapus air mata yang menggenang di pelupuk mata sang gadis. Disusul dengan Hiori dan Nanase.

"Udah yaa? Jangan nangis terus, nanti air matanya habis," ucap Hiori mengusap lembut kelopak mata sang gadis.

"Hmm..." gumam sang gadis dengan mata tertutup menikmati sentuhan Hiori.

"(Name) gak di apa-apain sama om-om itu kan?" kini laki-laki bersurai hitam bertanya pada sang gadis.

Seulas senyum terukir di bibir tipisnya. Ia sedikit terundang untuk terkekeh ketika mendengar panggilan 'om'.

"Gak pa-pa kok Nana. (Name) gak di apa-apain," ucapnya dengan suara serak.

Nanase masih dengan wajah khawatirnya. Laki-laki kecil itu menggeleng pelan. "Kalau (Name) gak di apa-apain, terus kenapa (Name) nangis?"

"Kan kalau nangis berarti (Name) di apa-apain, kan?" tanya Nanase masih dengan wajah penuh kekhawatiran.

Sang gadis lantas terkekeh kembali mendengar pertanyaan yang dilontarkannya. Jujur, keadaan hatinya sedikit membaik karena ulah manusia-manusia chibi di depannya ini.

"Gak pa-pa Nana, aku gak di apa-apain, suer," ucap (Name) sembari mengangkat kedua jarinya berbentuk huruf 'v'.

Mendengar kedua kalinya sang gadis berkata demikian, Nanase akhirnya mempercayainya. Walau tak sepenuhnya percaya sih...

𝐏𝐚𝐤𝐞𝐭 : 𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐋𝐨𝐜𝐤 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang