ミ Special Chapter : 02 ミ

1.5K 246 48
                                    

-   ͙۪۪̥˚┊❛ [ 𝖧𝖺𝗉𝗉𝗒 𝖱𝖾𝖺𝖽𝗂𝗇𝗀 ] ❜┊˚ ͙۪۪̥◌

Tak pernah ia sangka jika pada akhirnya dirinya dan juga para laki-laki yang dulunya seukuran jari telunjuknya bisa berkumpul kembali.

Bagai mimpi ia dapat bertemu dengan mereka.

(Name), gadis itu kembali merasakan kehangatan yang sudah lama tak ia rasakan semenjak hari itu terjadi.

Gadis itu kini dikelilingi para lelaki bersurai warna-warni. Hanya dirinya yang sebagai perempuan disana.

Gadis itu begitu menikmati acara pertemuan kali ini. Mengobrol, bercanda, bahkan berdansa bergantian dengan mereka.

Lelahnya pada hari ini benar-benar terbayarkan dengan pertemuan kali ini.

(Name) berdiri di balkon. Menikmati semilir angin malam bersama dengan Reo yang menggenggam tangannya erat.

"Bulannya cantik," ucap Reo membuka suara sembari menunjuk ke arah bulan yang bulat dan bersinar terang.

(Name) mengangguk. "Cantik banget."

"Kayak kamu," lanjut Reo pada ucapan (Name).

(Name) yang orangnya baperan pun merasakan rasa panas menjalar di pipinya. Ia tebak, pasti pipinya memerah.

Reo yang menyadari pipi gadis itu memerah, lantas tertawa pelan lalu mengecup pipi gadis itu. "Cantik banget sih kamu," ucapnya.

"Sampai buat hati aku meleleh."

Pipi (Name) semakin memerah padam mendengar ucapan laki-laki bersurai ungu itu.

Lalu (Name) menghadiahkan sebuah cubitan pada pinggang milik Reo. Membuatnya meringis.

"Dasar. Ketularan Kaiser kamu," ucap (Name). Reo tersenyum tipis.

Laki-laki itu lalu tanpa persetujuan dari sang gadis langsung memeluknya dengan erat.

(Name) sedikit terkejut dengan perlakukan Reo. Namun dengan sesegera mungkin ia membalas pelukan laki-laki itu tak kalah erat. Mengusap lembut punggungnya lalu naik mengusap pucuk kepalanya.

"Miss you..." ucap Reo pelan.

(Name) terkekeh. Jika laki-laki itu merasa rindu, apalagi dirinya. Perubahan suasana rumahnya begitu drastis ketika mereka semua—para mantan manusia chibi, pergi dari rumahnya dan fokus dengan kehidupan mereka masing-masing.

Momen mereka berdua kemudian terganggu oleh kehadiran laki-laki tinggi bersurai putih yang tiba-tiba memeluk tubuh (Name) dari belakang.

Gadis itu sedikit tersentak dengan kehadiran lelaki itu, yang tak lain adalah Nagi.

"Sei kangen (Name)," ucap Nagi.

"Tau gak (Name)?" Laki-laki itu sedikit mengendurkan pelukannya. (Name) berdeham sebagai jawaban.

"Reo tiap malem sering nangis tau. Katanya dia kangen sam—"

"Oi Nagi! Jangan ceritakan hal itu!" potong Reo dengan nada tinggi. Warna merah menghiasinya pipi laki-laki bersurai ungu itu.

Nagi mendengus pelan. "Terus ya, Reo itu kadang sering manggil-manggil (Name) kalau lagi tidur," lanjut Nagi tanpa memperdulikan wajah Reo yang sudah sepenuhnya memerah.

(Name) tertawa mendengar beberapa pernyataan tentang Reo yang 'katanya' rindu kepada dirinya itu.

"Maa~ kalian ini." Kedua tangan gadis itu mengelus masing-masing pucuk kepala kedua laki-laki itu.

𝐏𝐚𝐤𝐞𝐭 : 𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐋𝐨𝐜𝐤 [ 𝐄𝐍𝐃 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang