Protagonis?

29K 2.3K 12
                                    

Setelah makan siang di restoran hotel Benjamin Edgar, Jessie dan manajer hotel Benjamin menuju ke aula hotel untuk melanjutkan persiapan pesta.

Tanpa mereka sadari ada seorang gadis memperhatikan mereka. Dia merasa cemburu dengan kedekatan jessie dan Edgar. Mereka mengobrol sambil bertukar senyum.

"Aku tidak akan membiarkan mereka dekat lagi. Aku akan mempermalukan wanita itu" batin wanita itu yang tak lain adalah Allisya si tokoh protagonis.

"Tuan!" Panggil sistem pada Jessie

"Astaga!! Kenapa kau selalu mengagetkanku?" Ucap jessie jengah

"Tuan.. protagonis berencana mempermalukan anda didepan tuan edgar" ucap sistem

"Mari kita lihat siapa yang akan dipermalukan" ucap jessie dengan seringai

Edgar dan manajer hotel fokus dengan rencana pesta di sebuah meja di sudut aula. Sedangkan jessie sedang membantu para pegawai hotel menghias aula hotel Benjamin.

"Tuan.. ada protagonis yang menuju pintu masuk aula tuan" ucap sistem

Jessie tidak menjawab ucapan sistem dan mengalihkan fokusnya pada pintu masuk aula. Benar, ada seorang gadis yang masuk aula.

"Kukira dia akan sangat cantik hingga membuat Edgar jatuh cinta pada pandangan pertama. Baiklah mari kita menunda pertemuannya dengan edgar" batin jessie sambil menyeringai

Jessie menghampiri Allisya untuk memintanya membawakan gelas untuk disusun dimeja utama. Allisya tidak membantah karena dia tiba-tiba mendapatkan sebuah ide.

Allisya keluar dan beberapa menit kemudian dia masuk ke aula hotel benjamin dengan mendorong troli berisi gelas. Dia langsung terfokus pada jessie yang asik mengobrol dengan beberapa pegawai hotel. Allisya perlahan berjalan menuju ke arah jessie yang berjalan mundur untuk melihat hiasan yang ada diatas.

Dan..

Brukk

Pyarr

Kedua gadis itu jatuh terduduk dilantai dengan gelas yang juga ikut jatuh dan pecah berhamburan.

"Sial kenapa dia kembali dengan cepat. Bisa-bisa Edgar akan bertemu dengannya kalau begini" batin Jessie marah karena rencananya menunda pertemuan Edgar dan protagonis gagal.

"Hiks.. sakit hikss kenapa anda menabrak saya nona" tangis Allisya langsung pecah

"Maaf nona tapi aku tidak menabrakmu. Bukankah kau yang menabrakku?" Tanya jessie sambil menahan emosi

"Oh tidak edgar menuju kemari pasti dia akan bertemu Allisya sekarang" batin jessie

"A-apa hiks m-maksud anda hiks nona?" Tanya Allisya dan masih menangis. Jessie tidak habis pikir dengan akting Allisya, pdahal jelas-jelas dia yang menabrak dan aku yang terluka disini.

"Ada apa ini?" Suara bariton yang mengejutkan mereka berdua

"T-tuan hiks nona ini hiks menabrak saya tuan hiks" jawab Allisya. Namun tidan mendapatkan respon dari Edgar. Karena Edgar justru fokus pada Jessie yang diam dengan tangan terluka karena pecahan kaca dan menahan tangisnya.

Kalian pasti tau jika jessie hanya berakting kan?

"Tuan maafkan saya, tapi tuan harus menjalani hukuman tuan karena gagal menjalankan misi, hukuman dimulai" ucap sistem sedikit bersalah

"Awshh" rintih jessie sambil memegang kepalanya yang terasa sangat pusing sangat pusing.

Edgar berjalan menuju ke arah jessie mendengar rintihan jessie.

"Kau baik-baik saja?" Tanya edgar khawatir tapi tetap memperlihatkan wajah datarnya. Bukannya mendapat jawaban justru hidung jessie mengeluarkan darah. Membuat Edgar seketika panik dan langsung menggendong jessie ala bridal style dan berlari menuju mobil untuk membawa jessie ke rumah sakit.

Sedangkan Allisya melihat kepergian mereka sambil mengepalkan tangan. Manajer hotel langsung memberikan Allisya peringatan agar lebih berhati-hati.

"Sial rencanaku gagal. Lebih baik aku langsung menjalankan rencana utama" batin Allisya

"Ternyata hukuman ini menguntungkanku. Walaupun sangat menyakitkan tapi tidak apa" batin jessie saat tubuhnya sudah berada dalam gendongan Edgar

Tidak butuh waktu lama Edgar sampai di rumah sakit karena Edgar memerintahkan anak buahnya untuk menutup jalan menuju rumah sakit terdekat.

"Dokter!!! Cepat tolong gadisku sekarang!" ucap Edgar pada dokter dengan nada panik yang sudah tidak bisa dia tutupi karena wajah jessie sudah sangat pucat dengan darah yang terus bercucuran dari hidungnya

"Gadisku apa maksudnya?" Batin jessie sebelum kehilangan kesadarannya. Dan langsung dibawa ke ruang pemeriksaan oleh dokter dan perawat.

Sedangkan Edgar menunggu diluar dengan perasaan khawatir. Tak lama kemudian dokter keluar dari ruang pemeriksaan dan perawat memindahkan bangkar jessie ke ruang rawat inap.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Edgar

"Dia baik-baik saja tuan, hanya kelelahan dan kekurangan nutrisi. Sebaiknya dia dirawat disini sampai keadaannya membaik" jawab dokter sedikit takut dengan Edgar yang menatapnya tajam

"Baiklah kalau begitu. Kau boleh pergi" ucap Edgar yang kemudian langsung menuju ruang rawat inap Jessie.

Edgar menemani jessie disampingnya dan menunggunya sampai malam. Namun jessie tak kunjung sadar dari pingsannya.

Kenyataannya jessie sudah sadar tapi kemudian memilih tidur untuk mengetes perasaan edgar.

Merebut Male Lead?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang