vahalla, pulang sekolah

432 93 2
                                    

"gimana tante? san sama wooyoung?" hongjoong bertanya kepada yeji yang menunggu di rumah sakit. Hongjoong bersama seonghwa datang setelah jam pulang sekolah.

Yeji yang hendak keluar dari ruangan tempat san dan wooyoung berada menoleh. "oh kalian ngga sekolah?" kedua pria yang satu tahun lebih tua daripada anak-anaknya. Keduanya menyengir. "kita langsung kesini, tante. Kebetulan yang lain masih ada ekstra jadi kita berdua yang nyusulin kesini. Tadinya mau ngajak yeosang, tapi hongjoong ngga tega bawa yeosang" seonghwa menjelaskan.

"oh iya, yeosang masih takut sama rumah sakit ya" yeji menganggukan kepalanya mengerti alasan kenapa yeosang tidak mau datang ke rumah sakit. Ini saja wooyoung sudah merengek minta pulang ke rumah. Pantas yeosang tidak mau.

"san sama wooyoung udah baik-baik aja, tapi kemungkinan besar san masih agak susah buat jalan karena ternyata ibu jarinya bengkak jadi dia pincang buat jalan. Kalau wooyoung, dia sudah baik baik aja paling nanti tante minta tolong dia suruh hati hati" yeji menjelaskan kondisi kedua putranya.

"nanti biar hongjoong bilang ke yeosang biar tukaran kasur sama wooyoung. Yeosang gantian yang di atas" hongjoong berbicara. Yeji menggelengkan kepalanya. "ngga usah, ngga papa. Wooyoung emang anaknya ceroboh, hongjoong. Dia di rumah aja sering jatuh. Jadi sumber masalahnya ya di dia yang ngga aware sama sekitar" yeji menjelaskan. Hongjoong dan seonghwa lagi lagi saling pandang. Tentu saja dia yang dititipkan oleh orang tua adik-adiknya merasa tidak enak atas kejadian wooyoung dan san di hari pertama mereka pindah ke asrama.

"kalian masuk aja di dalam. Tante masih ada shift, nanti kalian pulangnya nunggu om ya. Tante udah bilang ke om buat bawa makan siang, pasti kalian belum makan kan" yeji berujar sambil memasukkan  ponsel nya ke dalam snelli miliknya. ia kemudian menepuk bahu dua remaja di hadapannya kemudian berlari pergi.

keduanya kemudian masuk ke dalam ruang rawat dimana wooyoung dan san diinapkan. Pemandangan pertama yang mereka lihat adalah san tengah memakan coklat dengan tangan kirinya karena tangannya luka dan lecet hingga punggung tangan sehingga mulutnya belepotan dan wooyoung tengah duduk di sofa, tidak lagi di ranjang sambil bermain game walau hidungnya di perban.

Hidungnya retak ternyata.

"udah pulang mas?" san yang belepotan makan coklat bertanya saat melihat kedatangan seonghwa dan hongjoong. Wooyoung melirik sekilas. "bentar mas bentar, lagi nanggung gue" ujarnya kembali fokus pada game yang sedang ia mainkan.

"gue ngga expect disambut kalian dengan kondisi begini" hongjoong berucap jujur. san menyengir. "ya kita juga udah baik baik aja, mas. Cuma lecet lecet nya agak susah ilang. Pokoknya imgetin gue biar nih lecet jangam sampai ada bekas nya di kulit gue" san berbicara tidak jelas karena pipinya yang penuh dengan coklat.

"duh gue gemes banget ngeliat ini deh" seonghwa kemudian mengambil tisu basah di tas nya kemudian mendekati san yang belepotan coklat. Sebagai pencinta kebersihan, seonghwa merasa gemas melihat pipi san penuh lumeran coklat karena san memakan coklatnya dengan tangan kiri yang terinfus sementara tangan kanannya memang masih belum bisa bergerak secara leluasa karena masih merasa perih.

"san, lo kira kira punya seseorang yang ada di pikiran lo" hongjoong bertanya kepada san yang pipi dan mulutnya tengah diseka oleh seonghwa dengan tisu basah. San mengangkat bahu. "gue bahkan ngga tau gue ada musuh apa ngga. mas tau sendiri gue sekolah-balik-sekolah-balik gitu gitu aja" san menjawab jujur

"gue juga ngga kepikiran kalau misalnya san sampai ada yang nyelakain gitu" wooyoung melempar ponselnya ke sofa dan hendak mendusal ke sofa jika tidak ditahan oleh hongjoong. "et et et hidung lo noh, sembuh aja belum udah mau dihancurin lagi aja" tegurnya sehingga sekarang wooyoung berbaring telentang di sofa.

Cafe [reborn] : VAHALLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang