"you can use the car" mereka berdelapan yang tengah memakan sarapan menoleh ke arah stella yang datang. tentu saja suara sepatu mengikuti kemana wanita cantik itu melangkah.
ia kali ini memakai pakaian formal dengan rambut yang tergerai bebas. di tangannya seperti biasa ada tas jinjing yang harganya san taksir selangit. san menangkap lemparan kunci mobil milik stella yang dilempar oleh si pemilik.
"kenapa?" san bertanya penasaran. dia juga memiliki motor yang mereka bawa ketika mereka kembali dari rumah sakit dan berada di sini selama dua hari. iya, sudah dua hari mereka menginap disini dan membolos sekolah serta dua hari pula mereka tidak mendengar kabar dari ayah dan bunda nya.
stella mengangkat bahu. "buat menghilangkan jejak" ujarnya sambil mengangkat bahu.
"satu dua tiga empat lima--ah kurang. Siapa yang bisa nyetir lagi?" stella bertanya. seonghwa menunjuk yunho. "dia bisa" tunjuknya. stella menganggukan kepalanya.
"well, good then. oh itu tolong ambilkan kunci mobi yang mana aja yang mobilnya udah ready" stella berujar kepada salah satu bodyguardnya yang sudah stand by. Oh jangan salah, mereka mulanya mengira kalau rumah stella hanya dihuni oleh wanita ini sendiri. tapi ternyata ketika pagi hari, rumah ini dikerumuni puluhan bodyguard yang berada di sudut sudut rumah.
"kalau gitu, bisa saya tinggal ya? santai saja makan nya. anggap aja rumah saya sendiri. kalian akan baik baik saja asal tidak membocorkan alamat rumah ini. beberapa bodyguard akan berjaga di sekitar kalian, tenang saja mereka akan menyamar. jadi kalian tetap nyaman. if you guys need help, cukup teriak mereka akan datang. okay? selamat makan" stella tersenyum tipis kemudian melangkah pergi.
baru beberapa langkah, stella kemudian menghentikan lagkah kakinya. "how about you?" san bertanya.
"gue ngga kenapa-kenapa" stella mengangkat bahu.
san berdecak. ia memberikan kunci mobil kepada wooyoung. "lo yang nyetir. kalian pergi duluan aja ngga papa. gue ada urusan sebentar sama dia" san bangkit kemudian menarik pergelangan tangan stella membuat stella sedikit terhuyung masuk ke dalam lift.
tujuh orang yang masih ada di meja makan saling pandang. "udah habisin aja. Biar itu urusan mereka. jangan ikut campur" seonghwa menengahi adik adiknya sehimgga mereka segera menyelesaikan sarapan pagi nya.
"mau ngapain?" stella bertanya ketika tangan san menariknya kembali ke kamar. san menutup pintu kamar stella yang wah, san berani bertaruh luasnya setara luas ruang kelas nya.
"duduk dulu" ia melempar pelan tubuh stella di kasur memastikan stella tidak kenapa-kenapa kemudian melangkah ke kulkas dimana stella biasa menyiapkan overnight oat untuk sarapan dan ternyata masih ada. stella masih belum memakan sarapannnya.
"belum makan?" tanya san. stella yang terciduk hanya mengangkat bahu, memilih merebahkan kembali tubuhnya di kasur. "tanyakan pada anakmu yang kembali berulah" jawabnya malas.
san menggelengkan kepala. ia memilih untuk mengambil mangkuk kosong dan sendok kemudian menuang setengah oat yang sudah disiapkan oleh stella, memotong beberapa buah diatasnya agar lebih segar.
"makan dulu" ujarnya. stella mendengus. ia sebenarnya tidak ingin makan apalagi tadi pagi morning sickness nya cukup parah, bahkan minum susu saja ia mual.
dengan berberat hati dia mengunyah sarapannya, menelannya dengan susah payah walau rasa mual nya.
baru dua suapan, stella sudah meletakkan mangkuknya di kasur dan berlari ke kamar mandi. memuntahkan isi perutnya.
"ingatkan aku untuk membunuh orang-orang yang menyebabkan kita begini. fucking hell" san melotot saat stella mengumpat dan menyumpahi. "you shouldn't.." san menegur stella.
stella menoleh. "apa peduliku? toh hari ini aku akan memusnahkan teman-teman sialanmu atau kakak tingkatmu atau apalah itu. jadi silakan bersiap untuk menerima kematian di televisi, young man"
***
"fuck. ngga boleh begini" san mengumpat saaf dia sedang duduk di kursi penumpang. yunho yang menyetir mobil menoleh. "kenapa lo?" tanya nya sambil berhenti karena lampu merah.
yeosang duduk di bangku belakang bersama jongho yang tertidur.
"nggak. nggak papa. ketua klub lu aman yun?" yunho menganggukan kepalanya. "ngga tau juga. beberapa hari ini ngga keliatan. ada masalah emang?" san menggeleng pelan. tentu saja tidak. dia tidak bermasalah. mereka yang ada dalam masalah karena san tau stella tidak pernah bercanda dengan ucapannya.
"hujan?" jongho terbangun ketika suara hujan deras tiba tiba turun menyentuh atap mobil. yeosang melihat sekitar. "iya. deras. hati-hati nyetirnya. yang lain kayanya udah nyampe deh" mereka memang agak terlambat karena harus menjemput jongho yang pulang agak siang jadi seonghwa dan sisanya.
dengan kecepatan sedang, yunho akhirnya berhasil menyetir dengan selamat ke cafe. mereka kemudian berlari keluar dari mobil menuju cafe dengan jarak yang tidak terlalu jauh.
"untung kalian sampe nya cepet. ayo ayo ganti baju dulu" seonghwa yang sedang meletakkan keset baru di depan pintu segera mengajak adik adik nya masuk.
"mingi, itu lampu depan tolong dibenerin" begitu mereka masuk, terdengar suara hongjoong yang meminta mingi untuk membenarkan lampu sementara dirinya tengah menyetok kopi.
"iya mas, bentar lagi cuci piring" mingi berteriak dari arah dapur.
"biar gue aja, mas" yunho berujar. hongjoong menoleh. "ya udah kalau gitu. itu lampunya di deket kasir. hati-hati takut nyetrum. apalagi lagi ujan" hongjoong memperingatkan yunho.
"udah udah, jangan dulu urusan beginian. mingi kemana? mending ngumpul dulu aja. buka nya nanti. ngeri banget soalnya" seonghwa langsung menutup pintu sambil menggigil karena hujan deras beserta angin.
"mingi, sini" yunho memanggil adiknya untuk mendekat. untungnya pekerjaan mingi telah selesai. "deres amat hujannya. hampir badai inimah" mingi berkomentar sambil melihat ke arah luar dimana angin besar tengah terjadi. beberapa motor juga terlihat menepi di ruko ruko seberang jalan tidak mampu untuk melanjutkan perjalanan karena hujan yang terlampau deras.
"wooyoung, jangan main handphone mulu deh" yeosang menegur wooyoung yang malah asik main handphone di tengah cuaca seperti ini.
wooyoung mematikan ponselnya. "kalian tau ngga orang orang yang kemarin berantem sama kita udah tiga hari ngga ada kabarnya" san yang hendak minum terpaksa menurunkan botol minumnya kemudian menoleh ke arah wooyoung horor. "lo serius? kata siapa?"
"kata dongpyo. mereka udah ngga ada kabar nya. bahkan keluarganya juga menghilang secara tiba tiba eh tunggu" wooyoung melihat ponselnya saat melihat notifikasi yang ada di ponselnya.
ia menatap sekeliling horor. "damn" ia melempar ponselnya ke arah teman teman nya. "kenapa kenapa?"
"rumah mereka kebakaran?"
san terbatuk. padahal dia baru bisa minum. dia tidak berkata apapun karena dia tahu jelas ini ulah siapa.
dia baru ingat kenapa ayahnya tidak mau berurusan dengan stella. benar kata ayahnya. stella itu menakutkan dan san tengah berada di sekitarnya. ia tahu salah sedikit saja, san bisa musnah. san berada di posisi yang sulit dan dia tidak bisa keluar begitu saja.
"permisi"
mereka menyentuh leher belakang mereka saat angin dingin terasa berhembus. mereka saling pandang. terutama yeosang dan wooyoung yang langsung mengedarkan pandangannya ke sekitar.
"i..itu" yeosang menunjuk seseorang yang berdiri diantara rintik hujan yang begitu deras. sosok perempuan itu mendekat dengan melayang, tidak lagi berjalan melainkan mengapung di udara.
"itu apa?" mingi melotot melihat apa yang baru saja dia lihat. ia bersembunyi di belakang yunho walau itu tidak juga berguna karena tubuh mereka sama sama besar.
sosok basah itu berdiri di depan cafe menunggu dipersilakan masuk. seonghwa meneguk ludahnya susah payah sebelum tersenyum tipis. "selamat datang, ada yang bisa kami bantu?"
—————
jangan lupa untuk tinggalkan jejak disini ya bestie! thank you for reading💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Cafe [reborn] : VAHALLA
Fanficmereka tidak mengerti apa yang terjadi di masa lalu hingga membuat mereka yang pada mulanya hanya sekumpulan remaja berubah menjadi pemberontak yang luar biasa. sebut nama mereka, niscaya mereka akan mendatangi kalian dimanapun kalian berada. the...