vahalla, kerja

305 68 3
                                    

San kembali berangkat sekolah seperti biasanya, cuma bedanya dia akan bergabung dengan hongjoong untuk bekerja di cafe. Karena merasa san akan kesulitan untuk pergi bolak balik, Akhirnya san dibelikan motor oleh sang ayah.

Benar, Jeno memepati janjinya untuk membelikan san motor.

oh tentu saja wooyoung juga ikut dibelikan oleh jeno. Jadi dia membeli dua motor sekaligus untuk anak anak kembarnya. Wooyoung juga sebenarnya tidak iri karena abangnya mendapat motor karena ia juga mengerti kalau abangnya memang membutuhkan untuk bolak balik bekerja. Dia masih bisa nebeng ke abangnya kan?

Tapi ya kalau dibelikan juga tidak masalah. Dia senang senang saja. Sehingga sekarang di garasi rumahnya sudah nangkring dua motor hitam dengan salah satunya bergaris garis putih milik wooyoung sementara milik san berwarna hitam pekat.

Ngomong ngomong soal bekerja, sekarang tidak hanya hongjoong yang bekerja melainkan tujuh orang lainnya juga ikut bekerja di cafe. Mulanya yeosang yang merengek ke arah sang papi untuk ikut bekerja bersama abangnya, berakhir yang lainnya ikut ikut.

Untung taeyong masih ada cabang lain sehingga dia memilih memindahkan delapan orang ini ke cafe dimana dia bekerja pertama kali. benar, cafe cabang pertama yang akan kembali ditempati oleh anak-anaknya.

Mereka memutuskan untuk membuka cafe begitu mereka  selesai pulang sekolah hingga malam hari. Mereka membagi pekerjaan, mulai dari siapa yang berada di kasir, membuat hidangan dan minuman, maupun mengatur keuangan cafe. Taeyong sengaja memasrahkan semuanya ke anak anak SMA ini.

Ketika pembelajaran berakhir, tentu saja mereka yang tidak mengikuti klub langsung berangkat ke cafe untuk membuka cafe sementara yang masih ikut klub, seperti yunho dan wooyoung harus  ikut klub karena ada latihan. Mingi pun sama, dia harus mengikuti latihan dengan terpaksa karena sudah mrmbolos tiga kali.

"gue ngepel bentar. Kalian jangan sampai lewat sini waktu gue ngepel atau gue suruh kalian ngepel" san yang sedang menghitung stok kopi bergidik ngeri. Ia beringsut mundur menuju kasir. "i..iya mas" ujarnya sambil mendekati yeosang yang sedang mengatur uang kembalian di meja kasir.

"ngapain kalian berdua dempet dempet begitu?" hongjoong yang baru membeli cctv di toko elektronik mengomentari san dan yeosang yang duduk berdempetan.

"mas seonghwa serem" san berujar jujur. Yeosanf yang dirangkulnya menggeliat geli. "ih awas. Lo ngga usah dempet dempet napa" risihnya.

Hongjoong menoleh ke arah seonghwa yang sedang mengepel lantai. jongho juga sedang memegang lap untuk jendela. Anak SMP itu tadi kesini setelah pulang les. Daripada di rumah sendirian, jongho memilih bergabung. Lumayan dia bisa belajar disini nanti.

"San, lo bisa bantu masangin cctv? Yunho soalnya belum balik" hongjoong berujar kepada san. Yunho memang belum pulang jadi urusan pasang memasang di ketinggian diserahkan kepada yang lebih tinggi lainnya. Opsi mingi jelas dihapus karena anaknya juga sedang latihan. Seonghwa diganggu ngamuk dah dia ntar.

"oke, bentar mas. gue nulis ini dulu takut kelupaan" san berujar sambil menuliskan stok kopi yang tadi ia hitung.

Setelah menuliskannya di buku catatan, san kemudian mengekori kemana hongjoong melangkah. "mau pasang cctv mas?" jongho bertanya. Di tangannya masih ada cairan yang ia gunakan untuk mengelap jendela.

San menganggukan kepalanya. "Iya nih. Lo kalau cape makan dulu, kayanya tadi mas joong beli makan. Ada donat juga" ujar san kepada si bungsu. Ia kemudian beranjak mengambil meja yang nantinya akan ia pakai sebagai pijakan karena memang sudut ruangan ini cukup tinggi.

Karena di dalam seonghwa masih mengepel, San memilih untuk cari aman. Memasang di bagian luar cafe terlebih dahulu.

"bentar, gue ambil kursi dulu. Kayanya kurang tinggi deh" jongho berujar. Ia kemudian meletakkan lapnya di lantai sebelum masuk ke dalam cafe dan keluar dengan membawa sebuah kursi.

Cafe [reborn] : VAHALLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang