6. Kenangan

68 42 22
                                    

Jakarta 09.00

Jam istirahat berbunyi nyaring, pertanda berakhirnya pelajaran. Hal tersebut membuat Reva, Vina, dan Sherly melangkah menuju kantin karena dari tadi perut sudah memberontak lapar.

Waktu di perjalanan, banyak siswa lain yang melihat ke arah ketiganya dengan bingung, karena biasanya mereka jalan beriringan berempat. Kenapa sekarang cuma tiga? Dilihat salah satu dari mereka tidak ada. Ya, perempuan itu Tensa. Mereka pun mencoba menebak. Kemana? Sakit kah??

Tak heran kenapa Tensa, Vina, Sherly, dan Reva cukup menjadi perhatian, karena keempatnya cukup populer di SMA Pelita Harapan.

Bagaimana tidak. Tensa sangat jago dalam mapel hitung mehitung seperti matematika, fisika, dan kimia. Setiap kali ada Olimpiade yang berhubungan dengan hitung menghitung, perempuan itu selalu ditunjuk untuk mewakili sekolah. Ya, meskipun perempuan itu selalu bikin ulah. Tapi karena prestasinya, membuatnya tidak di keluarkan dari sekolah.

Sedangkan Vina kapten basket putri, siapa yang tidak mengenalnya? Bahkan semua siswa SMA Pelita Harapan pun mengenalnya. Karena dibawah kepemimpinannya. Turnamen basket selalu mendapatkan juara.

Sherly perempuan yang jago ngedance. Dari ketiga sohibnya dia sendiri yang mengikuti ekstrakurikuler cheers. Katanya ingin bisa ngedance seperti oppa Korea. Ya, perempuan itu pecinta K-pop selain Tensa.

Dan juga Reva, gadis anggun dengan hijabnya. Dari keempat orang itu, penampilan yang paling mencolok adalah Reva karena dia sendiri yang berhijab.

Perempuan penggemar Gus itu merupakan wakil ketua OSIS, cara pembawahan yang halus, tentu saja banyak siswa sini yang mengidolakan dirinya. Tapi anehnya itu kalau dengan orang lain, tapi kalau dengan ketiga sahabatnya ucapannya tidak ada kalem-kalemnya.

Cuma Reva salah satu orang yang mengingatkan Tensa entah itu dari segi penampilan dan juga sikap, maklum dia wakil ketua OSIS. Tapi siapa sangka, niat baiknya cuma dianggap Tensa angin lalu.

Bel istirahat sudah berbunyi tiga menit lalu, tentu saja hal tersebut membuat koridor di penuhi siswa berlalu lalang.

Penasaran Tensa kemana. Lantas ada satu perempuan memberanikan diri untuk bertanya mewakili siswa yang lain. "Tensa kemana?" Tanyanya.

"Pindah." Jawab Vina.

Sontak membuat banyak siswa yang mendengarkan jawaban tersebut agak terkejut. Wah, sayang sekali padahal cuma Tensa sendiri perempuan yang paling menawan di antara ketiga sohibnya.

Penasaran, sedangkan perempuan yang diketahui bernama Salma terlihat dari nametag nya pun kembali bertanya. "Pindah ke mana? "

"Pesantren al-Attas Jogja." Sahut Reva.

Wah jauh sekali, batinnya. Setelah berterimakasih sudah menjawab pertanyaannya, Kemudian Salma pamit undur diri.

Setelah kepergian Salma. Ketiga perempuan itu pun melanjutkan perjalanannya menuju kantin.

Kantin cukup ramai di penuhi oleh siswa Pelita Harapan. Sampai kantin ketiga perempuan itu melihat sekitar untuk mencari meja yang kosong. Dilihatnya, meja agak pojok kosong yang bersebelahan langsung dengan taman yang cuma di batasi kaca jendela.

Ketiganya berjalan beriringan kesana. Sesampainya, mereka mendudukkan pantatnya ke kursi yang sudah di sediakan.

"Makan apa? biar gue yang pesankan." Tanya Reva.

"Gue kayak biasa aja. Bakso sama es jeruk." Ucap Vina. Sedangkan sherly. "Samain."

Reva pun mengangguk, setelahnya beranjak pergi.

Sherly dari tadi pandangannya tak lepas dari taman melalui kaca di sebelahnya. Tiba-tiba. "Sepi sekali ya nggak ada Tensa."

Mendengar ucapan Sherly, tentu Vina mengangguk membenarkan.

I love You Gus AlfiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang