10. Gara- gara Makanan

64 43 9
                                    

Saat ini Tensa makan dengan khidmat dengan menyilangkan kakinya dikursi. Sambil makan perempuan itu melihat banyak santri yang mengantri guna mengambil makanan yang di pesannya kemarin.

Tentu hal tersebut tidak di ketahui orang-orang kalau dirinya bukan masak melainkan beli catering.

Yang curiga petugas keamanan, karena tadi subuh melihat Tensa memasukkan semua makanan yang di pesannya Kepesantren dengan di bantu karyawan catering.

Tentu petugas keamanan heran, tapi dengan mudah Tensa bisa menangani. Tensa bilang saja kalau itu sedekah yang diberikan keluarganya untuk pesantren al-Attas. Hal tersebut tentu membuat petugas keamanan percaya, dengan senang hati juga membantu karyawan catering membawa makanan.

Lagi enak-enak makan tiba-tiba ada dua orang santri yang menghampiri sambil berujar. "Tensa, kita tidak kebagian makanan. Makanannya sudah habis." Kedua santri itu tentu tau kalau ini Tensa yang masak karena waktu di kamar mandi kemarin, ustadzah men ta'zir Tensa untuk memasakkan santri makanan untuk hari ini.

Sontak Tensa mengeluarkan roti tawar yang di belinya kemarin saat dirinya di izinkan keluar pesantren.

Kemudian menyodorkannya ke kedua santri tersebut sambil berujar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemudian menyodorkannya ke kedua santri tersebut sambil berujar. "Nih roti, sama-sama karbohidrat. Cuma bedanya nasi sekali makan habis, sedangkan roti bisa dimakan berhari-hari. " Ucapnya tanpa dosa.

Sedangkan kedua santri itu bilang kalau. "Kami maunya makan nasi."

Mendengar hal itu sontak Tensa mendengus kesal. "Ck, nggak bersyukur banget sih sudah di kasih makanan juga." Ucapnya. "Sudah sana pergi-pergi." Lanjutnya sambil mengibaskan tangannya guna mengusir kedua santri tersebut.

Kedua santri itu sudah menjauh dari pandangannya, Tensa pun bergumam pelan. "Ck, nganggu aja." Umpatnya sambil melanjutkan makan yang sempat tertundahnya tadi.

----------

Sampai kamar perempuan itu di interogasi oleh ketiga temannya.

"Tensa, kamu habis di hukum Ustadzah Lina? " Tanyanya.

Terlihat Tensa sekarang merebahkan tubuhnya, sedangkan ketiga temannya yang menginterogasi itu duduk di atas kasur Salsa.

Tanpa menjawab, Tensa hanya mengangguk.

"Menurut informasi yang kami dengar, kamu dengan sengaja menguras air supaya para santri tidak mandi ya? " Eva bertanya.

Setelah mendengar pertanyaan tersebut, Tensa pun menoleh. "Kalau iya emang kenapa? " Ucapnya tak santai.

Sontak ketiga temannya mengelus dada sambil beristighfar. "Astaghfirullah."

Tensa berfikir apa semua penghuni pesantren al-Attas diwajibkan selalu bicara istighfar.

"Kenapa kamu melakukan itu? " Tanya Aira.

Dengan santai Tensa berujar. "Pengen saja cari masalah, sepi bener tidak ada kabar menggemparkan."

Mendengar jawaban tersebut membuat ketiga perempuan itu menggeleng pelan.

Tidak lama, terdengar suara ketukan pintu yang berasal dari kamarnya.

Mendengar hal itu, tentu Salsa yang posisinya lebih dekat dari pintu pun membukanya.

Dilihatnya ada ustadzah Halimah yang mengucapkan salam. Selesai dirinya menjawab salam. Kemudian Salsa bertanya dengan sopan. "Ada apa ustadzah? " Tanyanya.

"Tensanya ada? " Tanya ustadzah Halimah.

"Ada ustadzah, sebentar akan saya panggilkan."

Salsa pun berjalan masuk guna memanggil Tensa.

Tensa pun terlihat dari pandangan ustadzah Halimah. Kemudian menanyakan gerangan kenapa mencarinya. "Ada apa ust? " Tanyanya.

Setelah mendengar pertanyaan Tensa. "Tensa, ada yang mencari kamu di gerbang pesantrean." Ucapnya memberi tahu.

Tanpa menjawab apapun Tensa melangkah menuju gerbang pesantren.

Melihat hal itu Salsa merasa tidak enak dengan ustadzah Halimah karena perilaku Tensa yang tidak ada sopan-sopannya.

Salsa pun mewakili Tensa. "Terimakasih ustadzah."

Ustadzah Halimah hanya tersenyum tipis. Setelah salam, dirinya pamit kembali ke ndalem.

Sedangkan di sisi lain Tensa sudah berada di depan gerbang pesantren guna menemui seseorang yang mencarinya. Matanya melihat kalau itu pemilik catering yang menagih pembayaran serta menyodorkan bills.

Tensa pun dengan teliti melihat bills yang menunjukkan total pembayaran hampir mencapai 30 juta.

Tentu Tensa melotot kaget. Padahal cuma sekali makan kenapa bisa habis sampai 30 juta?

Astagaa,, orang ini niat jualan apa ngerampok sih? Batinnya.

Tensa tidak berani mengomel, karena kalau dirinya ngomel tentu akan terjadi war. Hal tersebut bisa saja diketahui warga pesantren kalau tadi dirinya bukan masak melainkan beli.

Dengan sopan Tensa bilang ke ibu tersebut. "Sebentar, saya ambil uangnya di dalam. Ibu tunggu sini."

Ibu itu hanya mengangguk.

Lima menit menunggu.
Kemudian ibu itu melihat perempuan itu menghampirinya.

"Bu, saya cuma ada uas cash delapan juta." Dengan segera Tensa melepaskan kalung yang dipakainya. Itu kalung berlian pemberian papanya. Lalu kemudian memberikannya ke ibu tersebut. "Sisanya saya kasih ini. Jual saja itu sudah cukup kok untuk melunasi."

Dengan senang hati ibu itu menerima sambil bertanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dengan senang hati ibu itu menerima sambil bertanya. "Mana notanya? "

Astagaa,, ibu ini.

Untung ibu-ibu, kalau tidak sudah gue ajak adu mulut dari tadi!

"Begini bu, itu berlian asli. Meskipun tanpa nota tapi kalau di jual bisa-bisa ibu langsung berangkat umroh." Jawabnya menyakinkan.

Terlihat ibu itu mengamati kalung tersebut. Kemudian "Ya, saya percaya. Kalau begitu saya permisi." Pamitnya sebelum beranjak.

Setelah kepergian ibu catering, dirinya bisa bernafas lega sambil menyenderkan punggungnya di gerbang.

Dia teringat bahwa tabungannya sudah habis. "Anjir, anjir, anjir." Ucapnya kesal sambil menghentakkan kakinya.

Perempuan itu melihat bills yang ada di genggamanya kemudian merobeknya agar tidak ada orang yang mengetahui, kemudian membuangnya ke tong sampah yang berada di sebelahnya.

Setelahnya, perempuan itu berjalan meninggalkan gerbang menuju kamar.

Tanpa diketahui Tensa, ternyata dari tadi Gus Alfi melihatnya. Setelah punggung Tensa tak terlihat, Gus Alfi pun melangkah mendekati gerbang. Lalu mengambil robekan bills yang sudah dibuang sang pemilik ke tempat sampah.

Gus Alfi membaca sekilas. "Tenyata beli." Ucapnya sambil tersenyum tipis.

6/6/23



I love You Gus AlfiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang