Dari tadi Gus Alfi gelisah. Bayangan wajah perempuan itu tidak lepas dari ingatannya. "Ya Allah ada apa dengan hamba? " Tanyanya bingung. "Hilangkan perasaan dan fikiran hamba yang terus mengingatnya ya Allah." Gumamnya pelan.
Sedangkan nyai Aisyah yang melihat putranya nampak gelisah itu pun menghampiri. "Ada apa Alfi, dari tadi ummi lihat kamu kayak gelisah gitu? "
Mendengan suara ummi nya, Alfi pun menoleh ke arah wanita paru baya itu sambil tersenyum lalu berucap. "Enggak ada apa-apa ummi. Alfi ke masjid dulu, sebentar lagi adzan magrib." Pamitnya sambil mencium punggung tangan Aisyah.
Sedangkan Aisyah yang melihat punggung putranya yang sudah hilang di balik pintu ndalem pun segera ke kamar untuk mengambil mukena dengan segera wanita paru baya itu melangkahkan kakinya menuju masjid.
Gus Alfi melangkah menuju masjid, tanpa sadar matanya melihat perempuan yang ada di pikirannya, dilihatnya perempuan itu memakai gamis warna biru muda serta kerudung instant biru dongker sedang berjalan beriringan bersama tiga temannya.
Sadar dengan apa yang baru saja di lihat, dengan segera Gus Alfi menundukkan pandangan kemudian beristighfar.
--------
Jam sudah menunjukkan pukul 21.30. Ke empat perempuan itu baru saja sampai kamar setelah kembali dari aula.
"Tensa, besok maksimal bangun jam dua pagi tapi kalau bisa jam satu lebih baik, karena besok tentu banyak santri yang mengantri mandi." Ucap Salsa memberitahu sebelum dirinya tidur.
Sedangkan Tensa yang masih duduk di atas kasurnya pun menoleh ke sumber suara. "Kalau bangun jam empat? " Tanyanya.
"Tentu kamu sudah telat, dan lebih lagi kamu nggak bisa mandi karena sudah kehabisan air." Ucapnya lagi. Sedangkan Aira yang berada di atas kasur Salsa pun cuma mendengarkan saja.
Kemudian Eva menyahut. "Jam tiga lebih 15 sudah mulai sholat tahajjud kemudian dilanjutkan sholat witir, setelah sholat witir kemudian baru sholat subuh, kalau kamu bagun jam empat tentu kamu sudah telat sholat tahajjud." Paparnya.
"Anjir lah banyak bener sholatnya." Kata Tensa tak habis pikir.
Ketiga perempuan itu menggeleng pelan setelah mendengar perkataan Tensa.
Tak lama kemudian ke empat penghuni kamar 27 itupun tidur.
----------
02.20
Tensa merasa terganggu, perempuan itu mengucek matanya sambil menatap tajam perempuan yang sudah berani membangunkannya. "APA? " Tanyanya ngegas. "Ngganggu aja." Lanjutnya kemudian melanjutkan tidur.
Sedangkan ketiga temannya mencoba membangunkan lagi. Kali ini bukan tepukan pelan melainkan kaki Tensa sudah di tarik. "Tensa bangun, sudah jam 02.20. Nanti kita kehabisan air." Kata Salsa heboh.
Sedangkan Tensa yang mendengar pun mendengus kesal. "Iya iya sana dulu, entar gue nyusul." Jawabnya dengan malas beranjak mengambil baju gamis.
Sedangkan ketiga temannya takut telat, lalu dengan tega meninggalkan Tensa yang sedang mengganti baju tidurnya dengan gamis. "Yaudah kalau gitu kami duluan." Ucap Eva mewakili kedua temannya.
"Asalamu'alaikum." Jawab ketiga temannya kompak, sebelum mendapat jawaban salam Tensa ketiga perempuan itu lari menuju masjid.
Jam sudah menunjukkan pukul 02.30, Tensa masih mengambil mukena, selesainya perempuan itu keluar kamar kemudian melangkah menuju masjid.
Sampai masjid sudah banyak santri berlalu lalang. Perempuan itu langsung menuju kamar mandi yang ada di sebelah masjid.
Sesampainya, matanya mendapati banyak santri yang mengantri dengan berdiri lurus. Tentu Tensa dapat antrian nomor dua dari belakang karena setelah dirinya berdiri, ternyata ada santri yang lebih telat darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I love You Gus Alfi
Teen FictionDILARANG PLAGIAT!! ⚠️ Tensa Nadira Askandar perempuan cantik, pintar, dan berasal dari keluarga terpandang. Kehidupan yang selalu di idam-idamkan oleh orang-orang ternyata tidak semenyenangkan apa yang di pikirkan. Menjadi anak broken home membuatn...