"Ka-kau baik-baik saja tokito-san??" Ucap Tanjiro khawatir.
Bagaimana tak khawatir, pasalnya, ini adalah kopi ke-9 Mui sore hari ini. Wajah Mui tampak kusut dan sama sekali tak bersemangat. Bahkan Tanjiro mengutuk Genya yang malah menghilang disaat-saat seperti ini.
Setelah pulang sekolah tadi, Tanjiro, zenitsu dan Inosuke mengajak Mui untuk ke kafe sebelah guna menghibur Mui. Tak disangka Mui terus memesan kopi.
"Aku tak apa kok...." Jawab Mui singkat sembari membenamkan kepalanya di atas meja.
*Tinnn, tinnn* suara klakson terdengar dari kejauhan, yang ternyata dia adlah Rengoku sensei. Tanjiro bingung, mau meninggalkan Mui atau tetap disini.
Sebuah tepukan mendarat di pundak Tanjiro.
"Biar kami berdua yang mengurusnya." Ternyata zenitsu menawarkan diri untuk menemani Mui.
"Arigato ne, Zenitsu!!" Ucap Tanjiro lembut sembari meninggalkan mereka berdua.
.
.
Kediaman Rengoku.
"Ada apa dengan Muichiro muda, Kamado??" Tanya Rengoku lembut."Entahlah...ia terlihat seperti tertekan..." Jawab Tanjiro sembari menyenderkan tubuh kecilnya ke dalam pelukan rengoku.
"Tak usah khawatir, dia anak yang kuat kok!" Jawab Rengoku sembari mendekap erat kesayangannya itu.
Tanjiro terkekeh pelan, ia mengiyakan perkataan Rengoku.
.
.
.
.
Dan disini lah ia, berada di dalam pelukan hangat Sang kakak. Yuichiro terkejut pada adik kembarnya itu yang pulang² minta di peluk dan dimanja.Yuichiro hanya meng-iyakan saja. Toh hubungan seperti ini bisa memper-erat tali persaudaraan mereka.
Alasan mengapa ia murung adalah, tiga hari setelah diskusi tersebut, ia sama sekali tidak bermimpi suara tersebut. Bahkan ketika ia bangun, tau-tau sudah pagi saja.
Ia bahkan juga menghindari Genya, ahh bukan. Ia menghindari orang-orang lebih tepatnya. Yang pada akhirnya membuat genya tak masuk sekolah sudah dua hari ini.
Setiap kali Genya bertanya, Mui hanya menjawab dengan dingin dan berkata, "aku tidak apa-apa"
Tiba-tiba saja Mui teringat kata-katanya pada Genya...
'bisakah kau tidak menunjukkan wajahmu sebentar saja, aku lelah.'
Mui mengusap wajahnya kasar.
*Astaga...apa yang telah kulakukan...*
"Ada apa??"
"Nii-san....aku telah berbuat salah...."
"..."
"Aku mengatakan hal yang buruk pada Genya, padahal ia hanya ingin membantuku....ahhh baka..."
"Hei, hei, hei...seharusnya kau bukan hanya diam dirumah kan???"Mui membulatkan matanya.
"Ahhh, benar sekali!!! Arigato nee nii-sann!!!!"
"Hmm!!!."
.
.
.
.
"Sudahlahhh kau ini sudah dua hari seperti ini!!" Ujar Sanemi sembari mengelus pundak sang adik.Genya demam kala Mui mengatakan hal tersebut membuatnya tak masuk sekolah dua hari.
"Hisshhh kau tau tidak bagaimana ekspresi bocah es itu tanpamu??" Tanya seseorang yang tiba-tiba datang dari belakang sofa.
Genya menggelengkan kepalanya.
"Ia terlihat seperti orang stress, bahkan aku dan monitsu tak banyak membantu. Setelah gonpachiro pulang. Ia juga ikutan pulang." Jelas pemuda dengan rambut pendek dan mengenakan Hoodie dengan lengan yang digulung se-siku serta celana training se-lutut.
Genya menghela nafas berat.
"Ahhh...aku mau istirahat saja"
.
.
"Woy, pak tua ubanan!! Kau hanya akan diam saja??"
"DIAMLAHH!! Aku juga sedang berpikir!!!"
.
.
.
Kamis, pagi.Genya sudah bisa pergi bersekolah meskipun belum terlalu sembuh.
"Kau yakin??" Tanya Sanemi sembari melilitkan syal empuk berwarna ungu muda di leher genya.
"Badanmu masih hangat loh.." ucap Sanemi lagi sembari memegang dahi adiknya itu.
"Aku baik-baik saja aniki, terima kasih sudah mengkhawatirkan ku.." balasnya lembut.
"Kau bisa ikut denganku di mobil.."pinta Sanemi
"Tak apa aniki, aku ingin menjemput Mui."
.
.
.
.
Sesampainya genya di depan kediaman Tokito bersaudara tersebut, terlihat dua saudara kembar keluar dari rumah.Muichiro terkejut melihat genya, sedangkan genya tersenyum senang. Muichiro mendekat ke arah Genya. Genya sudah senang sekali, namun perkataan Mui setelahnya seakan-akan menghancurkan dunia genya.
Mui berbisik ke telinga genya,
"Sampai disini saja hubungan kita"Genya mengayuh sepedanya dengan cepat segera meninggalkan kediaman Tokito bersaudara tersebut.
Yuichiro yang melihat kejadian tersebut benar-benar bingung.
"Hei, heii apa yanga kau katakan pa-..." Kalimat yuichiro terhenti ketika melihat muichiro menangis tersedu-sedu.
Yuichiro yang bingung hanya memeluk adiknya.
'apa yang sebenarnya yang sedang terjadi sih?????????????????'
.
.
.
.
.
.
Tbc.....Hayuuu, ada yang tau kenapa???
Btw, bisa nebak nggak siapa sosok yang tiba-tiba muncul di belakang sofa????Hehehe Jan lupa vote yaaaaaa🔅🔅🔅🔅
![](https://img.wattpad.com/cover/343208343-288-k733581.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Peri kabut 💠Muichiro Tokito💠✔
Random-maaf kalo ada typo- Pokoknya ini hanya Muigen🔆🔆🔆 Muichiro Tokito dan Shinazugawa Genya.