Gegabah.

103 9 0
                                    

*hujannya lebat* batin Mui sembari menatap luar rumahnya.

Mui sedang mempersiapkan semua kebutuhannya untuk pergi ke tempat tersebut.

Ketika dirasa hujannya lumayan reda, Mui pergi menggunakan jaket tebal berwarna tosca dengan sepatu boot.

"Nii-san, aku mau pergi sebentar."
"Kemana??"
"Ada lah pokoknya."
"Hati-hati lohhhhh, banyak om pedih berkeliaran."
"Isshhh apasih nii-san ini!!, Ya sudah lah, aku pergi dulu."
.
.
.
Mui berhenti sebentar untuk mengecek rute menuju rumah Zenitsu, seperti yang dikatakan Genya. Ah...mengingat namanya saja sudah cukup membuat dada Mui sakit.

Ia tiba di depan rumah Zenitsu, dan benar saja, tak jauh dari perumahan tersebut terdapat wilayah yang dikerangkeng dengan pagar besi. Disana tampak seorang dua penjaga. Mui mulai memutar otaknya untuk beraksi.
.
.
Dua orang penjaga terkejut melihat seorang bocah datang ditengah gerimis.
"Hey nak apa yang kau lakukan disini?? Ini tempat terlarang." Ujar salah seorang penjaga. Mui tak menjawab. Ketika penjaga tersebut ingin menyentuh pundak  Mui, dengan secepat kilat Mui menarik tangan penjaga tersebut, ia memutar tubuhnya dan menendang sang penjaga dengan sekuat tenaga hingga jatuh tak sadarkan diri.

Petugas satunya berusaha membalas perbuatan Mui.

"DASAR BOCAH SIALAN!!!" Penjaga tersebut berusaha memukul Mui dengan tongkat. Di luar perkiraan, tongkat tersebut ditahan Mui, ia memuta tongkat tersebut membuat sang penjaga hilang kestabilan memberikan celah bagi Mui.
Mui memukul perut penjaga tersebut, membuatnya meringis kesakitan. Dengan secepat kilat, tangannya memukul keras leher belakang petugas tersebut membuat nya tepar tak sadarkan diri.

Setelah selesai dengan pertarungannya yang singkat itu, Mui terlebih dahulu menyembunyikan para penjaga sebelum akhirnya ia berjalan masuk dengan santai melewati gerbang tersebut.
.
.
.
Ketika masuk ruangan tersebut, Mui merasakan hawa yang sangat misterius, hawa yang begitu mencekam, begitu menekan.
Samar-samar ingatan aneh muncul dikepalanya, memberikannya sedikit rasa sakit. Ia berjalan menyusuri lembah nan lembab tersebut. Bunyi gesekan sepatunya dan bebatuan yang diinjaknya membuat ngilu. Mui memerhatikan jalanan yang dipijakinya. Dilihatnya lamat-lamat.

*Kerang....*batinnya.

Seketika itu pula bola matanya membesar.
Ia mulai berlari menuju arah Utara. Tanpa disadarinya kabut telah menutup jalan kembalinya.

Ia sampai di pinggir lembah tersebut. Disana memang ada perahu kecil.
Ia menghirup nafas panjang membiarkan penciumannya mengenal lebih akrab tempat yang baru ditemuinya.

Aromanya lembut dan menenangkan. Namun bercampur dengan aroma anyir dan menyesakkan. Ia menatap tetesan hujan yang terus membasahi wajahnya. Lama-kelamaan semakin jelas.

Entah mengapa rasanya waktu seketika melambat, Mui dapat merasakan air hujan turun satu persatu. Pendengarannya pun menjadi lebih tajam. Samar ia mendengar alunan shamisen yang dipetik dengan sangat hati-hati dan perlahan.

Pandangannya lurus kedepan, ia merasakan sesuatu seperti alunan yang berjalan, seperti irama yang menariknya untuk pergi ke sana. Tanpa pikir panjang ia menaiki perahu kecil tersebut dan mendayungnya terus ke arah Utara.
*Tunggulah sebentar.....*
Batinnya dalam hati.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Akhhh..hnn....hah..ha.."
"Hah....hn..Lanjut??"
"PALA MU LANJUT, LANJUT!!! AU AHHH!! SANA JAUUHHH!!!"
Zenitsu berusaha mendorong Uzui dari atas tubuhnya.

Ya, mereka baru saja melakukan adagan panas dan baru saja mencapai puncaknya.

Tiba-tiba saja zenitsu mendengar sesuatu yang tidak mengenakkan. Seperti seseorang yang berusaha kabur dari dekapan..ah bukan lebih tepatnya seseorang sedang berusaha melepaskan diri.

Yang tadinya mau ke kamar mandi malah ke depan jendela membiarkan telinganya mendengar lebih jelas lagi.

Uzui kebingungan melihat kekasihnya itu seperti orang curiga. Seketika itu juga, Zenitsu langsung memakai pakaiannya tak lupa jaket dan payung.

"Heyyy, tunggu-tunggu!! Kau mau ke mana???!!" Uzui berusaha menahan lengan sang kekasih tapi malah terlepas. Zenitsu keluar rumah terburu². Uzui yang kebingungan tidak mau ditinggal begitu saja kan.
.
.
Akhirnya Zenitsu menemukan sang sumber suara. 2 petugas sedang berusaha melepaskan diri dari ikatan.
"Tolong kami nak!!!"
"Tu-tunggu, aku akan membantu."
Zenitsu berjongkok agar dapat melepas ikatan talinya.

Uzui yang baru tiba terkejut, tanpa ba-bi-bu juga langsung membantu melepaskan ikatan.

Ketika ikatan tersebut terlepas, kedua petugas itu panik bersamaan.

"ADA SEORANG REMAJA YANG MASUK KESANA!!!!!"
"BAGAIMANAAA INIIII, KAMI BISA DI PECATTTT???.(〒﹏〒)"
"Tenanglah pak, bisa gambarkan bagaimana orangnya??"

Belum sempat sang penjaga menjelaskan, seseorang memanggil dari belakang mereka.

"Zenitsu, Uzui sensei??!!!!"
"Genyaa!!!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc.....
Sudah mau selesai...
Jan lupa vote yaaa🔅🔅🔅🔅

Sang Peri kabut 💠Muichiro Tokito💠✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang