Sepeda milik genya

219 23 7
                                    

Muichiro berjalan perlahan menuju ruang guru. Disana Sanemi sudah menunggunya.

Jadi, tadi setelah jam pelajaran selesai, muichiro diminta untuk menemui Sanemi sensei.

Dan disinilah ia, sedang ditatap tajam oleh sensei.

"Kuperingatkan kamu, jangan dekat-dekat dengan genya." Ucap Sanemi dengan penuh penekan. Sesaat kemudian ruangan disana menjadi kelam. Tapi muichiro dengan tatapan datarnya, sama sekali tidak takut. Malahan ia membalas perkataan Sanemi.

"Bapak yakin? Genya bisa depresi lohhh!!." Ucap Mui santai.

Sanemi kesal. Langsung beranjak dari kursinya, menggenggam kerah Mui. Guru² yang ada di sana pada takut Mui kenapa-napa, tapi mereka juga takut kalo dijadikan baku hantamnya Sanemi.

"Memangnya kamu siapa, HAH!!!!"
Teriak Sanemi di akhir.

"Siapa? Saya! Saya sumber kebahagiaannya genya." Mui dengan santainya berucap.

Sanemi bisa saja mencekek Mui ditempat jika tidak ditahan oleh rengoku sensei.

"Cukup wahai guru muda!!! Jangan sangkut-pautkan masalah pribadi di sekolah!!" Ucap rengoku semangat berapi-api.

"Muichiro Tokito, kau boleh pulang sekarang." Ucap rengoku lagi.

Tanpa basa-basi lagi, muichiro segera keluar ruangan.

Sanemi menepis tangan rengoku dari pundaknya dan pergi berlalu. Rengoku hanya menatap kepergian Sanemi sembari menghela nafas panjang.
.
.
.
Mui sampai di tempat parkiran, langsung disamperin sama genya.

"Kamu gapapa??? Nggak dipukulkan, nggak dijitakkan, nggak ditendang kan????? Ya kan, ya kan, ya kan!!??" Ucap genya khawatir Sembari mengecek pipi kanan-kiri, atas kepala, kening, perut bahkan punggung milik mui.

"Kagak. Akoh okehh kok." Ucap Mui yang pipinya masih ditangkup sama kedua tangannya genya.

"Syukurlah" ucap genya sembari menarik Mui dalam pelukannya.

"Kupikir kau di-apa-apa kan. Aniki tuh yaaaa galak bet..."

Mui auto baper nih. Hangat, lembut, bau Hoodie nya kaya anggur, manis-manis gitu. Pas Mui mau balas pelukannya, genya mendadak menjauh, melepaskan pelukannya.

"Yu-yuk pulang." Ucap genya tebata-bata sembari memalingkan wajahnya. Nge-blush genyanya baru sadar ternyata.

Mui tersenyum lembut dan segera menarik tangan genya.

"Ayo.🔅~" Mui tersenyum manis.

'tahan gen, tahannnn uhhhhhh gemeshhhhhhhhhh' batin genya.
.
.
.
.
.
.
.
Mereka berdua bergoncengan naik sepeda. Sepeda kayuh berwarna ungu bergradasi biru milik genya.

Jujur saja, genya tidak mengerti kenapa Mui suka sekali digonceng dengan sepeda. Padahal sepedanya itu, sepeda tanpa goncengan di belakang. Jadi yaaaa kalian tahu lah, Mui duduk didepan gitu, yang bikin bokong kesemutan. Kalo kalean gak paham, yaudah. Gpp kok.

Tiba-tiba genya berhenti. Belum sempat Mui bertanya, ia merasakan jari-jemari genya menyalip di antara telinganya. Mui auto deg-degan.

Ternyata genya sedang mengikat rambut panjang milik mui.

"Maaf ya Mui, kuikat dulu. Rambutmu diterpa angin. Masuk ke mulut ku.."

Mui terdiam. Ternyata nge-blush parah tuhhh.

Genya kembali mengayuh sepedanya. Mereka menyusuri jalan setapak yang sedikit berbatu.

Mui lebih senang seperti ini. Ia bisa merasakan angin yang berhembus membelai lembut wajahnya. Derau angin yang saling bergantian itu seperti suara seruling yang ditiup di pertengahan musim semi. Menenangkan sekali.

"Genyaaaa.." ucap Mui tiba-tiba.
"Kenapa??"
"Boleh minta sesuatu nggak??"
"Hmmm, boleh saja asal tidak merugikan pihak manapun."
"Bisa nggak kau pasang kincir angin di kedua stangnya???"

Sebenarnya genya sedikit terkejut, tapi tak masalah lah. Toh Mui juga seneng. Memang ya, serasa dunia milik berdua.

"Mochiron!!!" Balas genya tersenyum.
"Kalo keranjang di depan gimana??" Tanya Mui lagi.

Genya kaget lagi dong. Dia langsung mikirin reaksi orang-orang disekolah.

"Ehh itukan genya??!!"
"Iyaa, liat tuh sepedanya, Kawai banget nggak sihh??"
"Beda banget sih sama Sanemi sensei."
"Iya, wajahnya serem. Tapi sepedanya ya kaya gitu. Malu nggak sih?????"
"Iya, hahahhahaha."

Genya langsung merinding, gatau bagaimana nantinya ngadapin mereka.

"Emmm, kalo itu kupikir-pikir dulu yah..." Genya tersenyum kaku.

Mui hanya mengangguk. Terlihat raut kecewa di wajahnya. Genya agak menyesal sebenarnya tapi disini dia mempertaruhkan harga dirinya, jadi mau tak mau harus di pertimbangkan kembali.
.
.
.
.
.
.
"Terima kasih." Ucap Mui singkat, melambaikan tangannya dan langsung berbalik.

Entah kenapa genya berharap Mui membalikkan tubuhnya dan Yahhh...entahlah mungkin mengatakan sesuatu atau mengkin sebuah kecupan kecil. Tapi genya yakin Mui akan terus berjalan masuk ke rumah.

Genya memutar-balikkan sepedanya dan mengayuh pelan. Ketika setengah perjalanan. Mui tiba-tiba berteriak dari kejauhan.

"ANATAAAAA SAMPAI KETEMU BESOKKKKKK. AKAN AKU CERITAKAN MIMPIKU YANG LAINNYAAAAA."

Sedikitpun genya tak menoleh. Bukan tuli, tapi deg-degan luar biasa. Jantungnya udah nggak tahan mau copot rasanya. Ia bahagia dan senang sekali. Dipanggil Anata lohh sama muii. Gemesh nggak sihh.

Genya berhenti. Tentu itu mengejutkan Mui. Karena Mui tidak menyangka genya akan membalasnya.

"BAIKLAH KALAU BEGITU. SAMPAI JUMPA LAGI......ANATAAAAA"

Kemudian genya langsung mengayuh sepedanya kencang-kencang.

Hari itu, disore hari yang bersemi itu. Kedua jiwa tersebut sangat bahagia dengan hati yang sedang berbunga-bunga.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc..................
Halo gessss. Jan lupa di vote yahh.
Btw, kalian suka ship apa lagi nih di KNY AU??
Ada yang kaya akouhh nggak?? Otp akouhh sih tengen n nitsu. Jan tanya kenapa, seneng-seneg akouhh.
Terouus muichiro ama genya..
Ada nggak sih yang seneng muichiro x genya disini???
Kasih tahu yaaaaaa🔅🔅

Sang Peri kabut 💠Muichiro Tokito💠✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang