"ge-gelap sekali ....
Halo...apa ada orang disini..."
Aku mencoba untuk melihat seksama.
Tak lama kemudian terdengar suara gesekan yang sangat melengking, membuatku mau tak mau menuju sumber suara.
Belum sampai aku ke sumber suara, terdengar lagi suara tembakan yang begitu keras.
Kemudian aku terjatuh ke dalam lubang yang sangat dalam.
Sesak.
Itulah yang pertama kurasakan. Rasanya sangat sedih, sampai membuat dadaku terasa nyeri.
Pandanganku mulai kabur...Siapa....
Disana ada seseorang yang tengah tergelatak. Ia bersimbah darah, tubuhnya terbelah...
Tunggu...
Aku seperti pernah melihat sosok itu...
Badan tegap dengan rambut cepak yang memanjang itu.
Pelan dapat kudengar suaranya..
Parau dan sangat pelan..
'ak..u...ba...ik....sa..ja...ba..gai...ma..na..dengan...to...Ki..to...san.....'
Dia bodoh ya...
Dia sudah bersimbah darah banyak kenapa masih memperdulikan orang lain...
.
.
Tunggu dulu...badan tegap dan rambut cepak...
.
.
."GENYA!!!!!!" Muichiro terbangun dari mimpinya..ia mengelap wajahnya yang penuh dengan keringat.
Sembari memegang dadanya yang terasa sakit ia beranjak dari tempat tidurnya untuk pergi minum.
Mimpi buruk ini adalah yang ketiga kalinya.
Inilah alasan mengapa ia tiba-tiba putus secara sepihak dengan Genya. Ia merasakan bahwa pencarian ini akan berbahaya. Ia tidak mau merepotkan Genya, ia ingin memberitahu genya agar tidak usah membantunya tapi selalu teringat di kepala Mui bagaimana ekspresi Genya di taman saat itu. Membuatnya tak ada pilihan lain.Ia juga sudah menceritakan perihal ini pada Yuichiro. Yui hanya mengangguk tanda mengerti tapi juga sedikit tidak enak dengan Sanemi. Yui takut Mui kenapa-napa.
Malam itu hujan turun dengan lebat, lebat sekali sampai membuat Mui terbangun dari lamunannya.
"Tidak bisa tidur hmm.." ucap Yui yang tiba-tiba keluar dari kamarnya. Mui hanya mengangguk pelan.
"Nii-san...aku rindu kaasan dan tousan..." Ucap Mui tiba-tiba, Yui menghela nafas panjang.
"Kita bisa mengunjungi mereka. Sampai..."
"Sampai..??"
Sembari meninggalkan dapur Yui berkata
"Sampai kau berbaikan dengan Genya."Mui menatap kepergian kakak kembarnya itu.
"Bagaimana ini..." Mui menghela nafas panjang.
.
.
.
.
.
.
"Kalau yang ini bagaimana???"
"Ukhhhhh....terserah kau sajalahhhh. Apapun tampak bagus jika dikenakan oleh mu."
"Ayolah aniki....bantu aku sedikit saja....kau kan pandai dalam fashion!!!"
"Haduuhhhhh, untung sayang..!!!"
"Eh napa-napa???"
"Kagahkk!!"
Jadi kisahnya, pagi ini Genya ingin 'berbicara' baik-baik dengan Mui. Awalnya genya berencana memakai kemeja dengan sweater tapi karena cuaca mendadak jadi hujan begini alhasil harus mikir ulang.Di Sabtu pagi yang mendung ini, karena genya akan pergi sang kakak mengajak kekasihnya itu untuk menginap di rumah, entah ingin apa..😏😏
"Nee, inosuke-nii..."
"Jangan panggil aku seperti itu, kita seumuran!!" Ucap inosuke kesal.
"Tapi kan kau akan menikah dengan aniki, berarti kau akan menjadi kakak ipar ku dongg!!"
"Berhenti memanggilku seperti ituuu!!!" Ucap inosuke kesal sembari mencubit keras pipi genya."Aw, aw,aw. Ittaiii!!" Keluh Genya sembari memegangi pipinya yang kesakitan.
.
.
.
.
.
.
Dan disinilah Genya sedang bersiap-siap untuk mengunjungi kekasihnya tersebut. Dengan jaket berwarna ungu serta syal oranye yang melilit di lehernya serta buket bung telah siap di tangan Genya yang mana satu tangannya lagi memegang payung."Doakan aku ya aniki" pinta genya sembari tersenyum. Sanemi sedikit terpesona dengan senyuman manis adik kecilnya itu.
Sembari menyentil dahi sang adik, "cih, aku ini mendoakanmu setiap hari tau!!!" Jawab Sanemi kesal sebenarnya tersipu malu. Genya hanya tertawa pelan dan mulai meninggalkan kediamannya itu.
Sanemi menatap kepergian sang adik hingga wujud sudah tak tampak lagi. Lagi-lagi Sanemi menghela nafasnya.
"Nani??" Tanya inosuke. Bukannya menjawab, Sanemi langsung menggendong inosuke ala bridal style.
"Wooyyy turuninnnn!!!!" Teriak inosuke kesal. Sanemi Hanya tersenyum kecil sembari menutup pintu rumah.
.
.
.
.
.
.
.
.
Genya gugup. Padahal ia hanya perlu menekan bel rumah tersebut tapi kenapa rasanya susah sekali. Padahal baru beberapa hari yang lalu mereka saling 'mencicipi' tapi kenapa rasanya jadi segugup ini. Padahal ia sering kemari tapi kenapa kali ini menjadi sangat susah, kenapa ya??...
*Tin, tin...*.Lama tak terdengar jawaban, namu beberapa saat kemudian pintu terbuka.
"Ah... Genya-kun?"
"Se-selamat pagi...a-anoo..." Belum selesai berbicara omongannya dipotong oleh Yui.
"Ia pergi ke suatu tempat. Katanya mau mencari sesuatu."
Genya membulatkan matanya terkejut. Tanpa basa-basi lagi Genya berlari sekuat tenaga meninggalkan kediaman Tokito tersebut. Bahkan ia tak sadar tak memakai payung dan bunga yang di pegang ya jatuh begitu saja.Yuichiro melihat buket bunga yang terdiri dari susunan bunga yang sangat cantik. Yui menghela nafas panjang sembari memungut buket bunga dan payung milik genya.
"Tolong jaga adikku...."
.
.
.
.
.
.
Tbc......
Jan lupa vote yaaaaaaaa🔅🔅🔅
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Peri kabut 💠Muichiro Tokito💠✔
Random-maaf kalo ada typo- Pokoknya ini hanya Muigen🔆🔆🔆 Muichiro Tokito dan Shinazugawa Genya.