Tina bingung ketika Hans mengajak-nya pergi, si kekasih tidak mengatakan apapun. Hans selalu seperti itu, selalu diam tanpa berkata ketika melakukan sesuatu.
"Hans, kita akan kemana?" Tina akhirnya bertanya. Si kekasih menoleh sekilas, ia meraih satu tangan Tina dan menggenggam-nya.
"Kita akan ke suatu tempat" jawab Hans, ibu jari-nya mengusap lembut punggung tangan Tina.
"Tempat apa?" Si gadis menaikkan alis.
Hans tak menyahut dan hanya memberikan senyuman kecil pada sang gadis, Tina mendengus mengalihkan pandangan ke luar jendela. Cukup lama Hans mengemudi, Tina bahkan ketiduran di kursi sebelah. Mobil itu berhenti, Hans menoleh dan menarik kedua sudut bibir melihat gadis-nya tertidur.
"Hey, little sheep, wake up" Hans menepuk pelan pipi Tina.
"Hng..?" Tina mengerjap, ia membuka manik abu-abunya yang terasa berat.
"Are we arrived?" Ia bertanya linglung.
"Yes, ayo turun" Hans menjawab, ia turun dari mobil namun Tina masih diam. Kesadaran Tina belum pulih sepenuh-nya, mata si gadis kembali memejam namun pintu di samping dibuka oleh Hans.
"Hey, apa kau sangat mengantuk?" Si kekasih mengusap surai Tina, si gadis bergumam dan mengangguk dengan mata yang setia menutup membuat Hans terkekeh.
"Kau tidak mau melihat rumah baru kita?"
Pertanyaan asing itu Tina membuka mata dengan terpaksa, rumah baru kita? Apa maksud-nya rumah baru kita? Kita, siapa? Ekspresi kebingungan Tina menghadirkan senyuman gemas di bibir Hans, ia tangkup kedua sisi wajah cantik sang gadis dan merendahkan tubuh. Hans kecup bilah ranum Tina, melumat daging kenyal itu dan kembali ia kecup sebelum menyudahi pangutan. Tina mengerjap cepat, Hans tersenyum mengusap bibir bawah Tina yang basah.
"Come with me, we'll see our future home" bisik Hans.
Tina di bawa oleh Hans, tangan-nya di genggam erat oleh sang kekasih menuju ke sebuah daerah yang memang jauh dari kediaman Hans maupun kediaman Tina sendiri. Di seberang sana, tepat di tengah antara hutan ada sebuah rumah yang tengah dalam tahap pembuatan. Rumah itu hanya satu lantai namun luas, dilihat dari depan saja tampak jelas seberapa luas rumah itu nanti.
"Hans, kau bilang ini rumah kita? Kita akan tinggal disini?" Tina bersuara. Hans menoleh, menatap Tina yang masih melihat ke depan.
"Ya" jawab Hans membuat Tina balas menatap ke arah-nya.
"I don't.. get it, would you explain?" Raut cantik itu menyiratkan kebingungan.
"Kita akan tinggal disini setelah menikah" ujar Hans.
"Disini?" Tina kembali melihat ke arah rumah.
"Why? You don't like it, hm?" Alis Hans terangkat.
"No, i like it. Tapi kenapa jauh dari yang lain?" Tina menatap Hans dengan ekspresi penuh tanya, Hans tersenyum.
"Aku hanya ingin kau nyaman, aku tak mau kau terus merasa terancam karena satu atap dengan Joshua juga Veca. I want my little sheep feel safe, this is the idea of Venus if you wanna know" ujar si vampir.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] ECLIPSE
Vampire"You gave me everything just by breathing, little sheep" . . . A love story about vampire, human and werewolf.