Seven : Gigitan Ular

150 22 0
                                    

"Tidaakk!!"

Tina terduduk di ranjang, nafas-nya tersenggal dan manik abu-abunya bergetar ketakutan. Pandangan si gadis menelisik sekeliling, ia berada di kamar ternyata dan yang baru saja ia lihat hanyalah sebuah mimpi. Mimpi yang sangat mengerikan.

Brak!

Sean masuk ke dalam kamar Tina dengan ekspresi panik yang begitu terlihat, ia mendekati si putri.

"What happend, honey? Are you okay?" Sean bertanya cemas.

"I'm okay, aku hanya bermimpi buruk, ayah" jawab Tina mengatur nafas-nya. Sean menghela nafas lega, di-usap lembut surai panjang si anak gadis sambil tersenyum simpul.

"Get sleep again, hm? Jangan lupa berdoa, goodnight" ujar Sean, ia beranjak dan berlalu keluar kamar setelah memberikan kecupan singkat di pelipis Tina.

"I can't sleep anymore.." gumam Tina memeluk kedua lutut.

"Kau harus tidur" Tina menoleh ke sudut kamar, ia segera turun dari ranjang dan berlari memeluk Hans yang langsung membalas pelukan erat si gadis.

"Aku mimpi buruk.." Tina mengadu.

"Se-buruk apa, hm?" Hans bertanya, ia rapikan helaian rambut Tina yang sedikit basah akibat keringat.

"Sangat buruk" jawab si gadis, Hans menarik sudut bibir.

"Hey.." gumam-nya mengurai pelukan erat itu, Tina mengangkat wajah menatap Hans yang jauh lebih tinggi dari-nya.

"You need to sleep, come on" Hans membawa Tina kembali ke ranjang, ia menuntun si gadis untuk berbaring sekaligus menyelimuti-nya.

"Kau akan menemani-ku, kan?" Tina meraih lengan kekar Hans yang dingin.

"Of course" Hans tersenyum.

Tina balas tersenyum dan berbaring menyamping ke arah Hans, ia menautkan jemari-jemari lentik miliknya dengan jemari-jemari panjang Hans dan menggenggam dengan erat lalu menutup mata. Hans tak bisa untuk tak tersenyum melihat tingkah lucu Tina, gadis-nya ini sangat menggemaskan. Ia bersandar ke kepala ranjang, tangan Hans yang bebas bergerak menyisiri rambut juga sesekali mengusap pipi chubby sang kekasih.

"Mimpi indah, domba kecil" bisik Hans menunduk memberikan kecupan singkat di kening Tina, ia pergi dari kamar itu setelah si gadis terlelap sepenuh-nya.

❄️❄️❄️❄️❄️

Satu kampus menyadari kedekatan Tina dan Hans, sebagai pemerhati yang selalu up to date, Jerry buru-buru mendekati Tina dan melayangkan begitu banyak pertanyaan random menyangkut Hans. Di belakang Jerry, ada Nadine serta Paul yang geleng-geleng kepala juga Lea yang bersikedap tangan serta Felix yang berdecak akan tingkah menyebalkan teman-nya itu.

"Berhenti meng-introgasi Tina, kenapa kau ingin tahu kedekatan dia dan Hans?" Sungut Paul.

"Paul, everybody knows that boy! Hans Draco Ekezeil is never have any interaction with the girls, aku penasaran kenapa dia bisa dekat dengan Tina. Apa yang salah?" Jerry menatap sengit Paul yang mendengus.

"Stop it, Jer, kau membuat Tina tidak nyaman" ujar Lea, Jerry menoleh pada Tina yang menampilkan senyumam paksa.

"I'm sorry, Tina" sesal-nya.

"No, it's okay.." Tina menggeleng.

"So.. kau dan Hans, sungguh memiliki hubungan?" Gumam Felix. Yang lain jadi fokus pada Tina, penasaran akan jawaban gadis cantik itu.

[✔️] ECLIPSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang