Venus terus bergumam kesal sembari memoleskan makeup pada wajah cantik Tina, ia mengomeli si calon pengantin karena tak menjaga waktu tidur-nya.
"What did i say about the beauty sleep, Tina?" Gemas Venus.
"I'm sorry, Ven, i have a bad dream last night" gumam Tina.
Venus mendengus dan tetap melanjutkan tugas-nya menjadi penata rias Tina, Veca ada diluar dan tak berniat untuk membantu sama sekali. Pintu ruangan terbuka, masuk Lucy juga Irene ke dalam sana.
"Oh my little baby, look at you! So pretty!" Irene berujar kagum menatap Tina yang duduk di depan meja rias, si anak tersenyum memandangi sang mommy dari pantulan cermin.
"Excuse me, ma'am, jangan rusak karya-ku" Venus menahan Irene yang akan memeluk Tina setelah si anak berdiri dan berbalik ke arah-nya.
"Ohh, i'm sorry" ringis Irene.
"Mommy datang sendiri?" Tina bertanya.
"No, Ben ada di luar dengan ayah-mu dan yang lain" Irene menggeleng dan tersenyum. Ben adalah suami Irene yang sekarang.
"Anda mau berbicara, nyonya? Kami harus bersiap kembali" Venus bersuara.
"Ah yes, here you go" Irene merogoh tas jinjing-nya dan mengeluarkan sebuah kotak perhiasan.
"Use this, baby"
Si mommy memberikan kotak perhiasan itu setelah membuka-nya, Tina mengerjap. Ia menatap sang mommy dengan raut terkejut, Irene tersenyum sambil mengangguk.
"Bukankah ini pemberian ayah ketika mommy dan ayah menikah dulu?" Gumam Tina.
"Ya, sekarang ini jadi milik-mu.. pakai ini, okay?" Irene meraih tangan putih Tina dan memberikan kotak perhiasan tersebut.
"Mommy, tapi ini--"
"Mommy memberikan ini untuk-mu bukan karena mommy tak mau menyimpan-nya, anggap saja ini warisan keluarga.. kau bisa memberikan ini pada anak perempuan-mu nanti" sela Irene, Tina tersenyum simpul.
"Baiklah" gumam si anak.
"Thank you, mommy" ujar Tina, Irene tersenyum manis dan pamit pergi bersama Lucy.
"Okay, here we go" Venus mengambil alih pemberian Irene, memasangkan benda itu pada Tina lalu berdecak kagum.
"Waw, kalung ini sangat mewah" gumam Venus.
"My God.. kau cantik sekali mengenakan kalung itu, Tina"
Venus menatap sumringah Tina yang tersenyum mengusap kalung pemberian Irene. Tina tiba-tiba merasa gugup dan tepat saat itu Sean datang. Si ayah tertegun beberapa saat melihat betapa cantik-nya Tina serta menatap kaget kalung yang dikenakan sang anak.
"Mommy memberikan-nya padaku, ayah" ujar Tina yang mengerti kekagetan Sean.
"Ah yes, come on, yang lain telah menunggu" Sean mengulurkan tangan.
Tina digandeng oleh sang ayah melangkah menuju altar, para tamu undangan yang hadir cukup ramai. Ada teman-teman Tina dari Raindown University juga keluarga Jack namun Jack tak terlihat disana dan itu cukup membuat Tina gundah. Tina berubah tegang, ia takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] ECLIPSE
Vampire"You gave me everything just by breathing, little sheep" . . . A love story about vampire, human and werewolf.