Sean menatap lekat Hans, ia menoleh pada anak gadis-nya dan menemukan ekspresi memohon di wajah cantik itu. Sean berat menginjinkan Tina untuk pergi apalagi bersama seorang pria.
"Mau kemana kalian?" Sean bertanya.
"Hanya jalan-jalan, ayah" jawab Tina.
"Kemana?" Sean ingin tahu kemana mereka akan pergi.
"Aku ingin membawa Tina ke rumah, uncle Sean" Hans bersuara.
"Okay then, pulangkan Tina sebelum malam tiba" Sean pada akhirnya mengijinkan anak gadis-nya pergi.
"Baik" Hans mengangguk. Tina tersenyum dan memeluk Sean erat.
"Thank you, ayah" gumam Tina, Sean ikut tersenyum membalas pelukan si putri.
"Take care, hm?" Bisik Sean, Tina mengangguk.
"I will" Tina mengurai pelukan mereka.
Si anak menarik Hans keluar dari rumah, keduanya masuk ke mobil Hans dan menjauh dari depan rumah. Sean menghela nafas panjang, ia masih tak bisa menerima kalau Tina telah dewasa dan wajar jika anak gadis-nya itu memiliki seorang kekasih namun tetap saja, Tina masih dan akan selalu menjadi gadis kecil Sean. Ia akan mengawasi Hans, Sean tak ingin Tina berhubungan terlalu jauh dengan pria yang tak Sean kenali itu. Akan lebih baik jika Tina menjalin hubungan dengan Jack, Sean mengenal-nya dengan baik dan ia akan dengan senang hati menyambut Jack sebagai kekasih Tina namun Tina malah membawa pria lain. Sean menggeleng pelan.
Di lain sisi ada Jack terdiam di ambang pintu rumah, ia melihat Tina pergi dengan sosok makhluk dingin tak berhati aka Hans. Rahang Jack mengeras, apa ini yang menjadi alasan Tina menanyakan tentang makhluk mitologi tempo hari? Tina mencari tahu tentang Hans? Dan kini ia telah tahu kalu Hans itu vampir? Jack tanpa sadar mengepalkan kedua tangan, Jack tak yakin Hans serius dengan Tina. Sebagai musuh dari bangsa sejenis Hans, Jack mengetahui dengan baik maksud para vampir seperti mereka dan Jack tak ingin Tina menjadi korban. Ia berdecak sebelum masuk kembali ke dalam rumah. Di dalam mobil, Hans membuka laci dan memberikan sebuah topi pada Tina.
"Untuk apa?" Tina bertanya.
"Ikat rambut-mu dan pakai topi ini, angin disana akan membuat aroma-mu lari kemana-mana dan aku tak mau Veca atau Joshua menyerang domba kecil-ku" jawab Hans melirik Tina sekilas.
Tina mengangguk paham, ia meraih karet gelang dari saku jaket dan mengikat rambut panjang-nya lalu memakai topi yang Hans berikan. Hans tersenyum dan menepuk pelan pucuk kepala Tina ketika si gadis berkaca di spion mobil, dia sangat menggemaskan.
"Hans, where are we going?" Tina bergumam, ia merasa mobil Hans melaju terlalu jauh dari kawasan pemukiman.
"Where do you think, hm?" Hans balik bertanya, ia melirik Tina sekilas yang dibalas dengusan oleh si manusia.
"Aku bertanya pada-mu dan seharusnya kau menjawab bukan bertanya balik" ujar Tina lengkap dengan wajah sebal-nya.
"Kau akan tahu nanti, setelah kita sampai" gumam Hans.
Tina tak lagi bersuara, ia diam memandangi ke luar jendela dan kening si gadis berkerut ketika mobil Hans memasuki kawasan asing. Kendaraan roda 4 tersebut berhenti di sudut sebuah lahan kering yang dipenuhi salju pada pinggiran-nya, para anggota keluarga Ekezeil berkumpul di satu titik. Hans menggandeng Tina melesat menghampiri mereka, Venus, Morgan, Yordan, Peter dan Lucy tersenyum menyambut kedatangan kedua-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] ECLIPSE
Vampir"You gave me everything just by breathing, little sheep" . . . A love story about vampire, human and werewolf.