Hari ini Raindown University mengadakan study tour ke kebun apel hijau yang berada di dataran tinggi kota Raindown Village, perkebunan ini memiliki tanah yang cukup luas dan subur meskipun terlalu sering di hinggapi hujan serta salju. Beberapa bus telah di sediakan oleh pihak kampus, Tina memegangi kedua tali ransel dan melihat sekeliling namun tak menemukan sosok Lea, Nadine, Paul, Felix ataupun Jerry. Dimana mereka? Akhirnya ia berdiam diri di dekat pintu gerbang, memperhatikan para penghuni kampus yang mulai masuk ke bus masing-masing sesuai dengan kelas mereka.
"Tina, kenapa kau masih disini? Ayo masuk ke bus, kita akan berangkat" Felix muncul dari belakang Tina bersama yang lain.
"Kalian bus yang ke berapa?" Tina bertanya.
"Aku, Jerry dan Paul di bus kedua. Nadine bersama Felix di bus keempat, bagaimana denganmu?" Sahut Lea. Tina menarik sudut bibir, tersenyum paksa karena tak ada yang sama bus dengannya.
"I think you're not with us, hm? Bus ke berapa?" Nadine bertanya.
"The first one" jawab Tina.
"Oh, kau bersama mereka" sahut Jerry menunjuk ke bus pertama yang dimana di pintu belakang bus terdapat kelompok Hans.
"See you at the apple garden, Tina" Lea melangkah menuju ke bus-nya disusul yang lain meninggalkan Tina seorang diri, dengan terpaksa Tina mendekat ke bus pertama.
"Tak bisakah aku di bus yang lain? Aku benci di bus ini"
"Tenanglah, Veca, kita tak bisa menukar tempat sembarangan dan kau harus menerima apa yang diputuskan oleh pihak kampus"
Sekilas Tina menangkap obrolan mereka, Roveca, Tina ingat namanya karena diberitahu Nadine. Gadis itu terlihat protes, Tina terdiam di tempat ketika tak sengaja beradu pandang dengan Hans dan segera masuk ke dalam bus lewat pintu depan.
"Jangan berulah, Veca, get in right now" Hans berujar datar dan naik ke bus, si saudara angkat mendengus namun mengikuti langkah Hans disusul semua anggota keluarga Ezekeil.
❄️❄️❄️❄️❄️
Kebun apel hijau itu indah, pohon-pohonnya tak terlalu tinggi dan tengah berbuah banyak. Ini memasuki masa panen, dimana buah-buah apel hijau tersebut siap dipetik tak lama lagi. Tina melangkah perlahan, ia memperhatikan para pekerja kebun yang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Ada yang menyapu dedaunan, memangkas ranting yang tak diperlukan, mengecek keadaan buah hingga melihat pohon mana saja yang siap untuk di panen.
"Astaga!" Pekik Tina kaget, Hans tiba-tiba muncul dari balik salah satu pohon apel hijau.
"Kenapa kau disini?" Tina bertanya, ia masih berusaha menetralkan rasa kagetnya.
"Aku hanya ingin memastikan, kau tidak akan membahas apa yang terjadi kemarin" jawab Hans.
"Apa maksud-mu? Apa aku terlihat tengah membahas hal itu?" Tina menatap heran Hans.
"Pastikan saja kau tidak memberitahu orang lain" ujar Hans.
Tina semakin heran, ia menggelengkan kepala dan memilih untuk kembali melangkah namun siapa sangka Hans malah mengekori-nya. Tina menekan kedua bibir, ia berbalik dan melayangkan tatapan protes.
"Stop following me" ujar Tina.
"I have to, aku tidak bisa membiarkan-mu lepas begitu saja" sahut Hans, alis Tina menyatu.
"Aku tidak akan bercerita pada siapapun! Jadi berhenti mengikutiku, tuan muda" sungutnya.
"Kau mencurigakan, tak bisakah kau hanya berterima kasih dan melupakan apa yang telah aku lakukan?" Hans memberikan tatapan dingin.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] ECLIPSE
Vampiros"You gave me everything just by breathing, little sheep" . . . A love story about vampire, human and werewolf.