Konflik sebenarnya segera datang

988 19 6
                                    

MUNGKIN HANYA AKU YANG MERASA JIKA KARYA KU MEMBOSANKAN BAGI PEMBACA TAPI TETAP SAJA KU LANJUTKAN. BOA' BOA' ≧▽≦

#MAAF JIKA KOSAKATA DAN ALURNYA MASIH BERANTAKAN
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Plak plak plak
Bidang dadanya terus ku pukul, dia rasa atau tidak itu bukan masalah setidaknya ku salurkan amarah yang memuncak, jika ditahan itu akan memengaruhi kewarasan.

"Turunkan aku sekarang juga! Aku akan berteriak kau penculik jika tidak menuruti kata ku" Ancam ku sambil terus meronta-ronta.

"Penculik mana yang membawa korbannya ke toko pakaian mahal? Membelikan semua kebutuhan korban nya" Diri ini terdiam mendengar ucapan Satria, seketika menghentikan semua perlawanan, dan...saat ini rasanya seperti ada batu besar bertuliskan 'keledai' menimpah kepala ku. Hehe sialan.

***
Mengambil semua baju serta pernak pernik perhiasan tanpa bertanya pada ku suka atau tidak. Terkesan aku ini seperti manekin, gonta ganti baju yang mereka sukai.

"Sudah semua, ayo ganti baju dulu" Ucap Satria dengan semangat. Memerintah dengan suka hati 눈‸눈

"Kau memberi ku baju tanpa bertanya ukuran ku?" Akhirnya dia membiarkan ku menginjak lantai, lelah juga ternyata digendong.

"Sudah ku ukur seluruh tubuh mu dengan sentuhan, tidak akan salah" Seringai nya itu membuat kesal saja.

"Mesum" Eh ada kata baru lagi terlintas dibenak ku khusus untuk Satria ≧▽≦

"Bagaimana gaunnya, sudah siap?" Gaun apa yang Bagas maksud, aku tidak mengerti.

"Sebentar lagi. Desainer perlu waktu. Sementara itu kita bisa mempersiapkan yang lain. Bukan begitu calon istri ku?" Muak dengan wajah tampan nya serta kata-kata mesum nya.

Terserahlah.

Emmmm...
Terlihat tidak logis tapi tak bisa di pungkiri bahwa baju yang mereka pilih semuanya pas di badan ku, sangat ajaib aku sendiri tidak tau pasti ukuran pas tubuh ku. Dasar CEO sok tau. Tapi lupakan itu, biarkan otak ku berfikir untuk menemukan sebuah ide meloloskan diri dari penculikan ini.

Syukur kepada sang pencipta. Mereka tidak berada lagi di luar ruang ganti, tolong aku agar bisa meloloskan diri. Tak fikir lagi kekuatan langkah seribu memenuhi kedua kaki ku.

"Lama tak jumpa" Seseorang telah mencengkeram lengan ku dari belakang dengan kuat ketika hendak mengayunkan langkah pertama. Ku pandang segera dengan penasaran sebab suaranya terdengar familiar.

"Kakak..." Lanjutnya lagi.

Sepertinya ramalan horoskop ku hari ini adalah 'mengalami banyak masalah'. Aku bertemu dengan adik ku, bukannya tidak senang hanya saja perasaan khawatir akan terjadi masalah baru membekukan pandangan ku ke retina matanya yang berwarna karamel. Bingung mau katakan apa untuk menyapa dengan kata bermakna risau.

"Kakak tidak mengenal ku?" Mana mungkin ku lupa gadis kesayangan ibu ayah, saking cintanya mereka kepada mu aku dijadikan mesin ATM. Harus selalu terisi uang kapan pun kau butuh.

"Chiara. Kau di sini?" Itu nama adik ku Chiara. Dia cantik seperti idol Korea. Putih mulus, body gitar spanyol, rambut lurus hitam, garis alis rapi, bibir sexy, warna mata karamel. 'Sempurna' satu kata untuk dia.

Hidupnya sudah sangat nikmat tidak mungkin dia bekerja di sini, ei...tentu saja dia belanja. Uang yang ku kirimkan tiap bulan ku rasa cukup untuk kebutuhan sehari-hari Ibu Ayah juga Chiara. Ini lah yang menjadi alasan utama mengapa aku hidup begitu melarat, demi kebahagiaan mereka aku rela hanya makan mie instan tiap hari.

2 Suami CeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang