Nayeon menggeliat pelan dalam tidurnya. Setengah sadar, ia merasakan sebuah kain sudah menyelimuti tubuhnya. Mata nayeon mengerjap perlahan, hingga terbuka dan sadar sempurna.
Pandangannya kemudian beralih ke tempat yang cukup asing di luar
mobil. Saat ini mereka sedang berada di tempat parkir, di depan sebuah restoran besar.Dengan cepat, nayeon menatap ke arah Sehun yang sedang mengetik sesuatu di ponselnya. Beberapa detik ia membeku, terpseona dengan pemandangan di depannya saat ini.
"Kau sangat lapar ya? Air liurmu hampir menetes, nayeon-shi." sindir Sehun ketika selesai dengan ponselnya.
Nayeon berdehem pelan, lalu mengalihkan pandangannya lagi.
"Dimana ini?"
"Restoran salah satu kenalanku -
maksudku, salah satu kolega Tuan Oh."
Sehun bergerak melepaskan sabuknya."Sejak kapan kita sampai?" Nayeon ikut
melepaskan sabuknya. Ia mengemas
alat touch up dan ponsel ke dalam tas
selempang kecil yang ia bawa."Entahlah, kurasa, 20 menit yang lalu?"
Sehun memakai lagi topi hitamnya tadi."Oh dan kalau kau ingin bertanya kenapa aku tidak membangunkanmu," Sehun
memotong cepat saat melihat nayeon sudah akan bicara.
"kau tidur terlalu lelap tahu? Bahkan mendengkur dengan mulut terbuka. Kau yakin kau seorang model?"
Nayeon menatap Sehun tak percaya. Berani sekali lelaki ini mengatainya. Nayeon berusaha meraih lengan Sehun yang sudah bergerak keluar mobil. Sebelum menutup pintu mobil bahkan Sehun sempat sempatnya menyeringai mengejek padanya. Membuat nayeon semakin geram saja. Nayeon tahu pasti kalau tidurnya tidak seperti itu.
Nayeon pun segera keluar mobil, membanting keras pintunya dan menyusul Sehun dengan wajah cemberut.
"Ya!"
Sedangkan Sehun tidak berniat memelankan langkah, membiarkan nayeon yang berjalan cepat menghampirinya.
Tak diduga. Nayeon menarik rambut belakang Sehun tepat di depan pintu kaca restoran yang telah terbuka otomstis.
"Argh."
"Neo...jajinna jeongmal."
"Hey! Lepaskan argh."
"Mwohaneungeoya?" Sebuah suara tiba
tiba mengalihkan perhatian keduanya.
Tampak seorang pria dengan seragam chef putih menghampiri mereka.Sehun melepaskan cengkraman nayeon yang agak melonggar di rambutnya.
"Kyungsoo hyung."
"Kau sedang apa di sini, Se-"
"Ah begini. Tuan Oh memintaku
mengantar tamu kami untuk sarapan di restoranmu, hyung.""Tuan Oh apanya? Ada apa denganmu?"
Sehun menyenggol lengan Kyungsoo, si
chef tadi, sebagai isyarat untuk tidak
membahasnya dulu."Perkenalkan, ini tamu kami, im nayeon, nayeon-shi, ini pemilik
DK's Restaurant, Do Kyungsoo." Jujur.
sebenarnya Sehun juga tidak mengerti
kenapa dia tidak mengatakan saja kalau dialah Presdir OSH Corp."Senang bertemu dengan, Anda." Nayeon mengulurkan tangannya yang segera disambut oleh Kyungsoo, Mereka bersalaman sebentar, lalu Kyungsoo mengantar mereka ke salah satu ruang makan VIP untuk 2 orang.
Setelah membayar sarapannya. Sehun
masih menunggu nayeon yang tadi pamit ke toilet. Ia dan Kyungsoo mengobrol ringan di sofa tamu dekat pintu kaca. Kyungsoo tidak berhenti tertawa mendengar cerita pertemuan Sehun dan nayeon di bandara pagi tadi. Bahkan Lisa mengira bahwa Sehun adalah driver dari OSH Corp."Kau tidak berniat memberitahunya saja? Sudah cukup mengusilinya, Sehun."
"Andwae. Jigeum malgo, najung-e. Aku
ingin melihat dulu bagaimana terkejutnya dia nanti." Sehun akhirnya bisa tertawa puas meski hanya dengan membayangkan ekspresi kaget nayeon setelah sedari awal bercerita dengan penuh rasa kesal.Seorang manager restoran menghampiri Kyungsoo, mengatakan bahwa ada telepon dari salah satu chef Jepang yang pernah berkunjung ke DK's Restaurant. Kyungsoo pun meninggalkan Sehun sementara untuk menerima panggilan di dekat meja kasir.
Sehun melirik jam di tangannya. Sudah 10 menit dan nayeon belum juga kembali. Apa wanita touch-up se-lama ini?
Tiba-tiba 2 wanita berjalan terburu-buru menuju pintu kaca keluar restoran sambil berbicara pelan, tapi masih dapat didengar oleh Sehun.
"Astaga, bagaimana bisa ada pria yang menunggu di depan toilet wanita dengan tampilan mencurigakan seperti itu?"
"Majja. Sepertinya dia menunggu salah
satu wanita yang berada di dalam toilet. Masih ada 3 wanita di sana."Sehun dengan cepat berlari ke arah toilet wanita. Ia teringat pria di bandara tadi.
Pria itu pasti mengikuti mereka sampai di sini dan menunggu kesempatan untuk dapat bertemu nayeon kembali. Sialan.
Sehun baru sadar bahwa ia lengah dalam menjaga ambassador barunya itu. la langsung mengecek di sekitar pintu toilet wanita ketika sampai di sana. Tidak ada tanda tanda keberadaan pria asing dengan tampilan seperti di bandara tadi. Sehun lalu berjalan mendekati pintu toilet wanita dan menyandarkan punggungnya
di dinding seberang pintu, posisinya
sekarang tepat berada di depan pintu
toilet wanita. Sehun yang terengah mulai mengatur napasnya.Sedangkan di dalam toilet, dua wanita tampak ketakutan karena melihat seorang
pria bertopi mencurigakan di depan pintu, Salah satu wanita bahkan mendengar pria itu mulai terengah. Mungkin saja ia melakukan hal aneh selagi memandangi pintu toilet, pikirnya,"What a jerk!" Maki nayeon saat mendengar informasi dari kedua wanita ini. Wajahnya sudah memerah karena kesal dengan kelakuan mesum si pria.
"Pria seperti itu harus diberi pelajaran."
Nayeon memandangi sekeliling kamar mandi. la lalu mengambil ember cukup besar dan mengisnya hingga serengan terisi. Tampa ba-bi-bu lagi, nayeon membuka pintu toilet lebar lebar dan langsung melemparkan semua air di ember ke arah pria bertopi di depan toilet. Sedangkan kedua wanita tadi menggunakan kesempatan itu untuk
kabur.Sedetik ia merasa puas telah 'membersihkan' si pria dari kelakuan dan pikiran kotornya. Tapi kedua mata dan mulutnya terbuka lebar saat menyadari siapa yang baru saja ia siram. Tangannya lemas hingga membuat ember di genggamannya jatuh ke lantai yang sudah banjir penuh genangan air.
To be continued.
***