Solar beranjak membukakan pintu dan
mempersilakan dua orang yang cukup
familiar masuk ke dalam."O bukankah kalian-"
"Selamat siang, Nona Im nayeon." Sapa salah satu pria yang ternyata adalah Kepala Detektif Kim Jongdae.
"Siang Detektif Umm maaf, tapi kurasa ini terlalu cepat untuk menginterogasi Eric. Dia masih butuh-"
"Aku yang menghubungi Detektif Kim nay, Presdir memberiku kontaknya dan aku yang menghubunginya lebih dulu."
"Tapi oppa"
"Aku adalah saksi utama kejadian
kemarin, Kita harus segera menemukan penguntit itu sebelum media mengetahui ini dan malah membuat situasi menjadi tak terkendali" Eric menghampiri nayeon
dan memegang kedua pundaknya."Dan yang terpenting demi keselamatanmu, Im nayeon."
Nayeon tidak membalas kalimat Eric,
ia langsung memeluk lelaki itu Mengucapkan rasa terimakasih namun
dengan sedikit sisipan penyesalan mengingat Eric terluka karena perguntit yang mengejarnya.Eric membalas pelukan nayeon dan
mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.Nayeon pun akhirnya berpamitan
setelah mengusap air matanya yang
mengalir, Pasangan Eric-Solar masih
sempat sempatnya mencubit gemas
pipi chubby nayeon sebelum la keluar dari ruang rawat.Nayeon melihat Sehun sedang duduk di kursi tunggu di ujung koridor sambil menunduk, Tangan kanan pria itu bergerak menyisir rambutnya ke belakang lalu mengetuk-ngetukkan ponsel di kedua tangannya. Bisa dipastikan ada banyak hal yang sedang dipikirkan olehnya sekarang.
"Presdir? Ucap nayeon hati-hati, tapi tetap mampu membuat Sehun terhenyak sekilas
"Ow, um, aku di luar terlalu lama ya?"
Nayeon menggeleng "Eric sedang bertemu Kepala Detektif Kim di dalam. Kita pergi sekarang saja, bagaimana?"
"Kim Jongdae di sini?"
"Iya."
Sehun bahkan tidak menyadari kedatangan Detektif Kim? Padahal dia adu di luar sini sejak tadi. Sehun menganggukkan kepala perlahan, namun kentara sekali kalau sebagian fokusnya tidak di sini. Ia berdiri dan berniat masuk ruang rawat lagi.
"Aku akan-"
"Tidak perlu berpamitan, Presdir." Nayeon menahan Sehun dengan kedua tangannya Dia tetap menggenggam lengan pria di depannya ini beberapa saat, Dahi Lisa berkerut keheranan memandangi wajah Sehun.
"Apa terjadi sesuatu? Kau tampak...berbeda."
"Hm? Ani Eopso"
Sehun mendengus geli lalu mulai
menyunggingkan seringaian andalannya."Mwoya? Sepertinya kau sangat
mengkhawatirkanku, Nayeon-shi"Sialan! Apa dia mengerjaiku? Nayeon
menghentakkan lengan pria itu. Percuma dia mencemaskan pria menyebalkan ini."Yang lainnya masih di apartemenmu?"
Sehun dan nayeon melangkah menyusuri koridor demi koridor yang mengarah keluar rumah sakit.
"Tidak. Mereka sudah pulang."
"Kau sudah menyiapkan barang-barangmu?"
Ketika langkah kaki mereka mencapai
bagian luar rumah sakit, nayeon terkejut dengan tiga mobil hitam yang telah berbaris di sana. Terdapat satu orang pada dua mobil pertama dan 4 orang pada mobil ketiga yang berukuran lebih besar, dimana mereka langsung membungkuk ketika melihat sosok Sehun. Nayeon mendelik ke arah Sehun.