Chapter 11

213 23 1
                                    

Nayeon's Apartement, 23.50 KST.

Sehun dan nayeon melangkah keluar dari dalam lift setelah pintu besi itu terbuka. Mereka berjalan bersisian menuju apartemen nayeon. Sehun melirik nayeon yang masih berusaha menghubungi seseorang sejak mereka sampai di basement tadi. Wanita itu tampak sangat cemas.

"Masih belum diangkat?"

Nayeon menggeleng, "Belum."

Sejak tadi nayeon mencoba menghubungi Eric, sang manager. Sebelumnya, Eric bilang bahwa ia ada acara reuni sekolah di restoran
yang dekat apartemen nayeon  Sehingga ia berniat mampir ke apartemen nayeon sebentar untuk mengambil kontrak kerjasama BA Sportee.

Karena di hari Minggu mereka libur sedangkan Senin pagi mereka sudah harus melaporkan progress report ke agensi. Eric menghubunginya dari pukul 23.10 dan seharusnya pria itu sudah kembali pulang. Tetapi Eric belum mengabarinya hingga sekarang. Ia merasa tidak tenang. Ini... ini tidak biasa. Kalau itu nayeon, maka sangat mungkin untuknya lupa mengabari
Eric. Tapi lain halnya kalau itu adalah
Eric. Managernya itu pasti akan memberi kabar.

Nayeon dan Sehun berhenti tepat di depan pintu apartemen nayeon Jari-jari panjang dan matanya masih saja fokus pada layar ponsel. Sehun berjalan mendekat dan melepaskan jas yang sebelumnya ia lilitkan di bahu nayeon hati-hati.

Sehun melilitkannya di sana karena saat mereka di lift hotel tadi, beberapa pasang mata lelaki dengan lancang meliriki bagian tubuh wanita itu. Entah sadar atau tidak, posisi Sehun ini membuat nayeon menahan napasnya karena jarak mereka yang terlampau dekat.

Nayeon bahkan bisa menghirup aroma cologne Sehun yang masih menguar dari kerah kemeja pria jangkung itu. Ia menggeleng pelan untuk mengembalikan fokusnya pada pesan
yang akan dikirim ke Solar, istri Eric.

Sehun sendiri malah betah berlama-lama melepaskan ikatan jasnya di tubuh mungil nayeon. Dari sini, ia dapat melihat dengan jelas bentuk wajah wanita itu.

Pipi bulatnya yang seperti bakpow,
bulu matanya yang lentik, hidungnya,
juga bibir nayeon yang entah bagaimana membuat Sehun agak sulit menarik napas.

Sehun mundur dua langkah dari nayeon setelah jasnya berhasil terlepas.

nayeon menekan ikon send pada isi chatnya ke Solar. Ia lalu menatap Sehun yang masih setia menunggu.

"Umm, aku mencoba menghubungi Solar eonni, istri managerku. Eric oppa mungkin langsung tertidur saat sampai di rumahnya."

Sehun hanya ber'hmm' sambil
mengangguk merespon.

Baiklah, ini mulai terasa sedikit canggung. Sudahi saja, Im nayeon!! Batinnya berteriak.

"Kalau begitu, aku masuk dulu,
Presdir. Terima kasih banyak sudah
mengantarku."

"Ne."

Nayeon agak kaget karena Sehun mau
membalas ucapan basa-basinya. Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Bersamaan dengan ponsel Sehun yang
juga bergetar. Menandakan ada panggilan masuk untuk keduanya.

Mereka saling memandang sesaat lalu
berpamitan singkat dengan mengucapkan selamat malam.

Nayeon membuka pintu apartemen sambil menerima panggilan dari Solar.

"Halo eonni?" Dan ia berlalu menuju ke dalam apartemennya.

Sehun menempelkan ponselnya ke telinga.

"Ada apa, Jungkook?" Mata elangnya
masih bisa melihat sosok nayeon yang
berjalan semakin dalam karena pintu
apartemen masih berayun menutup
dengan sangat pelan. Keningnya berkerut bingung sekaligus terkejut dengan apa yang Jungkook sampaikan dari seberang sana.

"APA?!!"

Tangan besar Sehun dengan cepat menahan pintu yang hampir tertutup itu.

"Penyusup kau bilang?!"

Mendengar jeritan nayeon, Sehun spontan berlari menghampiri nayeon di dalam apartemen. Dapat ia lihat nayeon yang berdiri terpaku di dekat pantry dengan napas yang tersengal. Tubuhnya lunglai nyaris ambruk bila saja Sehun tidak segera meraihnya.

Sehun pun akhirnya menoleh ke arah lantai yang sedari tadi membuat nayeon membeku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun pun akhirnya menoleh ke arah lantai yang sedari tadi membuat nayeon membeku. Matanya membelalak tak percaya melihat pecahan botol dan Eric yang sudah terkapar dengan banyak darah di kepalanya!!

To be continued.

***

Call Me BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang