Lapan

10 0 0
                                    




       "How's your day?" soal Adrian memerhati Kiara yang sedang menjamah makan malam di sebelahnya. "Okay jea." jawab gadis itu tanpa memandangnya. Jejaka itu tersenyum dan mengangguk. "Harini, I ada important presentation and alhamdulillah, I got the tender." ceritanya. "Good for you. Congrats." ucap Kiara memandang Adrian sekilas.
     "Thank you. Then, how about.. we celebrate it. Tomorrow night. Let's have a dinner together. A date." ajak Adrian. "I'm busy, I think better you celebrate it with your team." tolak Kiara. "But, I want with y.." belum habis jejaka itu berbicara gadis itu memintas. "I'm done. I kena naik atas. I've load of work." ujar Kiara seraya berlalu. Jejaka itu menutup mata dan tertawa perlahan.
        Kiara memandang ke arah pintu yang dibuka dari luar. Kelibat Adrian kelihatan. "I kerja. Please, do not disturb me." pinta gadis itu. "What? I pun ada kerja nak buat. Bilik kerja kat rumah ni, satu jea kan?" soal jejaka itu sengaja. "So, can I?" soalnya duduk di sofa. Kiara hanya menggeleng perlahan dan mula fokus pada laptopnya semula. Adrian yang hanya tersenyum juga mula membuka laptop yang dipimpinnya tadi.
       "By the way, since when you rabun? I never saw you wore any glasses before." soal Adrian memandang Kiara yang hanya memakai baju tidur satinnya yang berwarna biru dan cermin mata rabun. Rambut gadis itu hanya diikat malas keatas. "Before? I think I'm 'blind' cos I found you interesting and handsome. But, now. I can see clearly that was a mistake." jawab Kiara. Adrian tertawa. "So, you admitted that your husband ni, handsome, interesting, have a lot of charm and banyak lagi lah." bicaranya sambil senyum lebar.
       Kiara mencebik. "Be careful, Kiara Nazneen. You might 'blind' again and love me like crazy." ucap Adrian perlahan. "Eih! Perasannya." Gadis itu menjeling. Jejaka itu tertawa sekali lagi. Comel sekali tingkah isterinya saat ini. "Ahhhh!" jerit Kiara yang pantas berlari dan membuka jubah yang menutupi tubuhnya yang hanya memakai baju singkat paras paha. Adrian mendekatinya. "Cicak!" ujarnya gadis itu sedikit terjerit. Jejaka itu memungut jubah yang sudah berada di lantai itu apabila cicak itu dengan pantas melarikan diri.
       Kiara tersedar dan pantas berpeluk tubuh. Adrian menyarungkan jubah itu ke tubuh Kiara semula tanpa sempat gadis itu menolak, malu agaknya. "I hope you're okay." ucap jejaka yang sudah mengikat tali jubah sebelum menarik Kiara untuk rapat padanya. Tangannya pantas menjalar di pinggang ramping isterinya itu. Pelukan dikemaskan.
       "Adrian." Kiara menolak perlahan. Jejaka itu menahan. Mereka bertentangan mata sebelum gadis itu mengalihkan pandangan ke arah lain. "You're still using that perfume." nada suara Adrian tiba-tiba bertukar menjadi romantik serentak itu bibirnya mengucup leher Kiara membuat gadis itu pantas memandangnya. Rasa marah namun ketukan di pintu membuat Kiara pantas menolak Adrian.
       Kiara menuju ke meja kerjanya semula. Adrian memerhatinya. "Ini minumannya Cik Muda." Nissa menuju kearahnya. "Tuan mau minum?" soalnya memandang Adrian. "Tak. Nanti I ambil sendiri if i want it." jawab jejaka itu menuju ke sofa lalu tersenyum memandang Nissa yang hanya mengangguk sebelum meminta diri.

Atas Nama CintaWhere stories live. Discover now