short-lived fun

1.7K 256 14
                                    

Hari ini Lisa merasa tenang, karena seharian ini, Jaehyun tidak menampakkan dirinya dihadapan Lisa. Gadis itu tersenyum sepanjang pelajaran, hari ini ia merasa bebas seakan belenggu yang datang padanya menghilang untuk sesaat.

Ya, hanya sesaat, karena ia yakin jika Jaehyun akan menampakkan dirinya besok.

Menikmati suasana bebas ini, Lisa melangkahkan kakinya keluar dari kelas setelah membereskan beberapa bukunya ke dalam tas.

Hanya sebentar sebelum seseorang menariknya untuk mengikutinya.

"Eunwoo?" Lelaki dengan tubuh tegap tinggi itu melepaskan tangannya pada tangan Lisa, membuat bibir gadis itu berkedut ringan. Pasalnya, ia sudah sempat kegirangan tadi.

Asal kalian tahu, Lisa menyukai Eunwoo sejak SMP. Sejak awal, lelaki itu tak menyadari presensi Lisa sedikitpun. Karena Lisa juga gemar menyendiri dan juga anti keramaian. Tapi semenjak berhubungan dengan Jaehyun, entah kenapa Eunwoo mulai menyadari presensinya. Kadang kala, lelaki itu menyelamatkan Lisa dari beringasnya seorang Jung Jaehyun.

Entah apa yang terjadi pada mereka berdua. Yang jelas, mereka tampak seperti memiliki masalah yang Lisa pun tak tahu jelas apa masalahnya.

"Are you okay?" tanya Eunwoo sambil menatap manik Lisa.

Lisa menganggukkan kepalanya semangat dengan binar di matanya.

"Kata temen gue, Jaehyun kemaren marah-marah sama lo. Lo gak diapa-apain kan sama dia?" tanya lelaki tampan itu dengan raut wajah khawatir.

Lisa tersenyum mendengarnya, "Aku gak papa."

Mendengar itu Eunwoo menghela napas lega, "Sorry, kemaren gue sibuk sama olimpiade."

"Gak papa, Eunwoo. Semangat lombanya." Mata Lisa berbinar cerah saat berucap demikian.

Melihat Lisa yang nampak riang, Eunwoo tersenyum, kemudian mengusap lembut rambut Lisa. "Kalo ada apa-apa bilang ke gue."

Pipi Lisa memerah mendengar apa yang dilontarkan Eunwoo sebelum lelaki itu kembali berujar, "Maaf gak bisa nganterin lo, hati-hati di jalan."

Seolah kaku, Lisa hanya mengangguk ringan sambil menatap kepergian Eunwoo dengan rona di wajahnya.

Gadis itu kemudian melanjutkan langkahnya riang, sebelum seseorang tampak berjalan ke arahnya dengan ekspresi dinginnya. Lisa juga tampak stagnan di tempat. Kakinya tak mau bergerak saat orang itu menarik tangannya untuk mengikutinya. Lelaki itu mendorong Lisa untuk masuk ke dalam mobil.

"J-jaehyun." Lisa menatap takut pada presensi Jaehyun yang berada di sebelahnya.

Lelaki dengan kemeja hitam itu kenapa tak membiarkan Lisa bebas sehari pun? Rasanya Lisa ingin berteriak kencang dan memaki Jaehyun yang selalu menganggu ketenangannya. Namun tentu saja niat itu ia urungkan kala melihat rahang Jaehyun yang sedikit mengeras dengan wajah yang sedikit memerah itu.

Apa yang salah lagi dengan lelaki ini, sih? Kenapa gemar sekali marah dan melampiaskannya pada Lisa?

Sibuk menggerutu dalam hati, Lisa tampak baru sadar jika Jaehyun tampak diam saja sedari tadi setelah menarik paksa Lisa ke dalam mobil. Juga genggaman tangan Jaehyun pada setir mobil membuat Lisa meneguk ludahnya sendiri. Lelaki itu seolah menyalurkan emosinya pada benda tak bersalah itu.

Ya Tuhan, Lisa berharap, ia akan selamat hari ini.

Mobil tampak diberhentikan dan Jaehyun sudah keluar sementara Lisa malah menggenggam sabuk pengamannya takut untuk ke luar dari mobil.

Ia takut, jika kejadian kemarin akan terulang lagi. Dan Jung Jaehyun itu, selalu diluar dugaan.

"Turun." Satu kata yang terdengar di telinga Lisa membuat tubuh gadis itu menegang.

DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang