damn, girl!

1.8K 252 29
                                    

Sorry for late, guys.

Cerita ini bener-bener gak ada draft sama sekali. Aku juga gak ada waktu luang buat nulis. Jadi, maaf yaa. Enjoy & happy reading, luv!

***

Kepala Lisa tertunduk malu sambil melirik ke arah Eunwoo dan Jaehyun yang nampak saling terdiam satu sama lain. Gadis itu beberapa kali merutuki nasib sialnya yang tak memikirkan hal yang lebih jauh lagi mengenai permintaannya tiga puluh menit yang lalu.

Hawa suram dan mencekam dapat Lisa rasakan ketika Eunwoo mulai berdeham.

"Lo gak sakit? Kalo misalkan sakit, kita undur aja kerja kelompok nya," ujar cowok itu dengan tatapan lembutnya. Berbeda dengan Jaehyun yang nampak tak senang di sana.

Lisa menggeleng, "Biasanya kalo sakit cuma di hari ke dua, jadi gak papa," balas gadis itu. Ekor matanya melirik ke arah Jaehyun yang nampak tak mengalihkan tatapan darinya.

"Oke, kita bagi tugas dulu."

***

Lisa menghela napas kasar, rambutnya ia acak-acak, frustasi. Lagi-lagi Jaehyun memaksanya untuk mengikutinya ke apartemen bersama. Gadis itu menatap ke depannya dengan tak minat, tangannya mulai mengambil ponselnya dan menggulir sosial media nya untuk menutupi rasa bosannya.

Pupil mata gadis itu melebar ketika fyp tiktok miliknya menampilkan seorang pria dengan shirtless tengah menyugar rambutnya. Lisa bukan lah gadis polos yang tidak tahu apa yang dilihatnya di layar ponselnya saat ini. Sekiranya, ia mendapatkan pelajaran dari wattpad ataupun webtoon yang Lisa baca.

Ya, gadis itu penggemar karakter fiksi juga. Jadi tak ada salahnya kan ketika otaknya mulai tak sinkron ketika melihat pandangan di depannya itu.

Tubuh Lisa menegang ketika merasakan hawa dingin di belakangnya. Ia meneguk ludahnya kasar ketika tangan dingin itu mulai mengambil ponselnya dengan rahang yang mengeras.

Brak!

Ponselnya dibanting begitu keras hingga hancur berkeping-keping di sana. Lisa tak dapat menyembunyikan keterkejutannya, gadis itu bahkan menutup mulutnya yang menganga.

Ponselnya mati total.

Lisa kemudian menatap Jaehyun dengan tampang marahnya. Rasanya ingin menangis ketika melihat ponsel satu-satunya itu hancur berkeping-keping hanya karena Jaehyun yang termakan emosi. "Aku cuma punya satu hp, Jaehyun!" pekik Lisa dengan berani.

Bukannya membalas, lelaki itu malah menarik Lisa terjatuh ke arah ranjangnya. Pun lelaki itu menindih Lisa dengan satu tangan yang mencengkeram kedua tangan kecil gadis itu.

"Lepas!" Amarah Lisa berkobar di sana. Gadis itu memberontak meminta dilepaskan.

"Gue juga punya," ucap lelaki itu dengan nada datar. Pandangan dinginnya tak bisa lepas dari gadis di bawahnya.

Tubuh Lisa menegang ketika tangan Jaehyun mulai menarik satu tangannya. Membawa tangan gadis itu ke arah perutnya dan mengelus di sana.

Gadis itu dapat merasakan begitu kerasnya perut Jaehyun saat ini. Dan satu hal yang baru Lisa sadari.

Jaehyun. Bertelanjang. Dada.

Dengan rambut basahnya, lelaki itu mulai menggeram.

Mendengar geraman Jaehyun, Lisa dengan reflek menjauhkan tangannya. Mata gadis itu membulat kala melihat tatapan sayu yang dilayangkan Jaehyun padanya. Tangan gadis itu kembali ditarik Jaehyun, pun lelaki itu mulai membawa tangan gadis itu untuk kembali mengelus perutnya.

"Gue juga punya, kan? Lebih bagus dari cowok tadi," bisiknya membuat tubuh Lisa lagi-lagi menegang.

Otak Lisa mulai kotor saat ini, kenapa pikirannya jadi tak terkontrol ketika menstruasi? Hormon estrogen dalam dirinya seperti tak dapat dikendalikan.

"A-aku mau pulang," cicit Lisa memilih untuk melupakan nasib ponselnya. Nanti ia akan menabung saja untuk membeli ponsel baru, untuk saat ini, ia ingin kabur terlebih dahulu dan menjernihkan pikiran kotornya.

"Kenapa?" Dengan nada rendah Jaehyun mulai berbisik, kemarahan dalam dirinya hilang begitu saja ketika melihat Lisa yang terkungkung di bawahnya dengan wajah yang memerah.

Kenapa gadis cupu ini begitu seksi di matanya?

Sial, memikirkannya saja sudah membuat sisi dominan dalam dirinya menginginkan sesuatu yang lebih. Menyebalkan, jika dirinya harus mandi lagi setelah ini.

Lisa dengan otaknya mulai berpikir dengan cepat, "K-kerja?" Gadis itu menjawabnya dengan ragu, kepalanya mulai mendongak, ingin mengetahui reaksi dari lelaki itu. "Aku harus kerja," cicitnya saat melihat wajah datar Jaehyun.

"Gue udah bilang ke Krystal kalo lo izin hari ini."

Lisa hendak melayangkan protesnya, namun tak jadi ketika Jaehyun mulai menyatukan bibirnya dengan bibir pria itu. Gadis itu hanya mendesah pelan, seraya meremat sprei dengan perasaan tak karuan.

***

Datar. Kurus. Jauh dari kata cantik.

Setidaknya itu yang dapat Jaehyun simpulkan ketika melihat Lisa yang saat ini tengah pemanasan dengan baju olahraganya.

Namun mengapa keberadaan gadis itu selalu menarik di matanya? Sepertinya, ia sudah benar-benar gila.

Sementara di sisi lain setelah pemanasan, Lisa membenarkan letak kacamatanya sambil menatap ke arah ring basket di depannya.

Gadis itu menghela napas bimbang, ia tak mau jika harus remedial di mata pelajaran olahraga lagi.

Dengan tekad yang menggemuruh, Lisa mulai melemparkan basket itu ke depan sana. Bibirnya melengkung ke bawah saat bola itu tak mengenai ring. Setelah beberapa kali percobaan, Lisa memilih untuk pasrah, gadis itu begitu putus asa mengenai nilainya. Gadis itu mengusap peluh di wajahnya, baju dan rambutnya bahkan sudah basah saat ini. Kulit putihnya sudah memerah menahan sinar mentari yang terik, kebetulan yang sial, mata pelajaran olahraga di laksanakan pada jam 1 siang.

Tapi sebelum dirinya terduduk di lapangan panas itu, seseorang menempelkan sebotol air dingin di pipinya. Membuat gadis itu terperanjat.

"Eunwoo?" ucap Lisa membuat Eunwoo tersenyum sembari memberikan sebotol minuman dingin ke arah Lisa.

Lisa lalu meneguknya, dan mengucapkan terimakasih sebagai balasan.

"Mau tahu triknya?" tanya Eunwoo, lelaki itu prihatin ketika melihat Lisa berusaha sekeras tadi.

Lisa mengangguk senang, membuat Eunwoo segera memberikan bola nya pada gadis itu. Dan berdiri di belakangnya.

"Jangan kaku," ucap Eunwoo tepat di belakang Lisa, membuat tubuh gadis itu meremang saat sapuan napas dari lelaki yang disukainya itu berada tepat di tengkuknya.

Senyum Lisa mengembang dengan pipi yang memerah.

"Kaki kanan ke depan, fokus ke arah ring. Anggap bola ini beban yang harus lo buang." Lelaki itu menghentikan ucapannya, sebelum kembali berujar, "Dan buang pada tempatnya," ucap lelaki itu sambil menunjuk ring.

Pun Lisa mulai memfokuskan dirinya dan melemparkan bola itu dengan tekadnya.

Dan, yeppy!

Gadis itu tersenyum senang saat bola itu berhasil masuk ke dalam ring.

Senyum Eunwoo mengembang, lelaki itu lalu mengelus rambut gadis itu sambil berkata, "Pinter."

Dan tentu saja perlakuan dari Eunwoo membuat Lisa seperti melayang di atas langit dengan pipi yang sudah semerah tomat.

Hal itu tak luput dari pantauan seseorang yang saat ini tengah menyilangkan kedua tangannya di depan dada, "Seneng, huh?"

DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang