love facets

1.5K 199 20
                                    

"Jennie." Gadis bermata kucing itu menoleh saat namanya disebut. Tatapannya tertuju ke arah seseorang yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan yang dapat gadis itu tebak.

Jiyoung, lelaki yang lebih tua darinya itu nampak mengusap belakang lehernya dengan wajah yang memerah, "Bisa ngobrol sebentar?"

Jennie menaikan salah satu alisnya dengan dahi mengkerut. Tatapannya lalu beralih kepada seseorang yang lewat di belakang Jiyoung, salah satu sudut bibir gadis itu tertarik. "Sorry, gue gak bisa," ucapnya. Setelahnya, gadis itu berjalan melewati Jiyoung begitu saja. Dan berlari ke arah seseorang yang tadi dilihatnya.

"Lisa!" teriak Jennie kepada seseorang dengan rambut dikepang nya itu.

Lisa menoleh, lalu dahinya mengernyit saat seseorang dengan gummy smile nya itu merangkul bahu gadis itu.

"Oh my god, jangan bilang, lo lupa siapa gue?" tanya Jennie dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin.

Lisa menggeleng samar, bagaimana bisa ia melupakan seseorang yang dulunya pernah membantunya melepaskan diri dari belenggu Jaehyun? Hanya saja, kehadiran Jennie sedikit membuatnya terkejut. Bukankah gadis ini pindah sekolah?

Jennie memutar kedua bola matanya malas saat mengetahui apa yang dipikirkan oleh gadis di sampingnya ini. "Gue gak pindah, oke?" ucap gadis itu, lalu mendekatkan wajahnya pada telinga Lisa, lalu mulai berbisik, "Gue cuma lagi training buat jadi idol."

Lisa membuka mulutnya terkejut saat mendengar apa yang Jennie katakan, "Serius? Kamu mau jadi idol?" tanyanya ikut senang dengan pencapaian gadis itu.

Jennie menutup mulut Lisa agar tak berteriak, "Berisik banget, ayo traktir gue!"

"Btw, si bajingan itu gak lagi ngebully lo, kan?" tanya Jennie saat sudah mendudukkan dirinya dihadapan Lisa.

Lisa yang sedang meminum air mineral jadi menoleh ke arahnya. Gadis itu menaruhnya, lalu menghela napas berat.

Melihat itu, Jennie langsung menyambar air mineral yang tadi diminum oleh Lisa lalu meminumnya sekalian.

Gadis kepang dua itu menatap Jennie dengan dahi mengernyit, "Jen, itu bekas aku."

Setelah menyeka bibirnya, Jennie tersenyum, "Ya gak papa. Emang gak boleh?"

"Kamu gak jijik emang?" tanya Lisa dengan ragu. Hanya saja, yang ia tahu, Jennie ini termasuk sosok yang perfeksionis, gadis itu bahkan tak mau ada satu debu pun yang menempel di bajunya.

"Buat apa? Kita kan temen," ucap Jennie, membuat Lisa menganggukkan kepalanya mengerti.

Jennie lalu menaruh dagunya dengan kedua tangan, menatap Lisa lalu mulai bertanya lagi. "Jangan bilang, si bajingan itu masih ngeganggu lo? Separah apa?"

Lisa terdiam dengan menunduk, gadis itu memainkan jari jemarinya di sana.

"Jangan bilang perundungan yang dia lakukan udah nyerempet ke seksualitas?" tanya Jennie tepat sasaran.

Tangan gadis bermata kucing itu mengepal saat melihat Lisa mengangguk, "Gue harus laporin ini ke pihak berwajib!"

Lisa menggeleng panik, "Kamu tahu kan Jaehyun siapa? Dia bisa aja memutar balikan fakta. Aku gak mau didepak dari sekolah ini. Tunggu aku lulus, ya," mohon Lisa sambil menahan tangan Jennie yang saat ini tengah berdiri.

Jennie menghela napas berat di sana, gadis itu kembali terduduk dengan tatapan yang tak lepas dari Lisa. "Bilang ke gue kalo dia udah mulai keterlaluan, biar gue kasih pelajaran," ucapnya dengan tangan mengepal.

Lisa menggeleng lagi, gadis itu tak mau menyangkut pautkan Jennie dengan masalahnya, apalagi saat mendengar gadis itu yang akan menjadi idol, "Aku gak bisa ngebiarin citra kamu buruk, Jen."

Gadis itu sedikit terenyuh saat mendengar alasan dibalik betapa kekehnya Lisa, Jennie lalu menghela napas sambil menyugar rambutnya, "Sedikit pelajaran gak bakal ngaruh."

***

Plak!

Jaehyun menyeka sudut bibirnya yang berdarah saat seseorang secara tiba-tiba menariknya dan menampar dirinya dengan keras.

Mata lelaki itu menajam saat melihat gadis bermata kucing yang saat ini tengah menarik salah satu sudut bibirnya dan menatapnya dengan pandangan remeh.

"Lo suka? Ucapan selamat datang dari gue," ucap Jennie sambil menatap Jaehyun remeh.

Jaehyun berdecih sinis, "Gue gak nyakitin cewek."

"Tapi lo nyakitin Lisa, sialan," tekan Jennie tak terima saat sahabatnya diperlakukan semena-mena oleh lelaki berlesung pipit di sampingnya ini.

"Beda, jelas beda," jawab Jaehyun dengan tenang. Pandangannya mengarah ke arah seseorang yang saat ini tengah berjongkok sambil mengelus kucing di bawah sana, menatap ke arah gadis itu dengan senyum tipisnya.

Lantas hal itu membuat Jennie berdecih sinis, gadis itu memasukan tangannya ke saku jaketnya. Pun tatapannya mulai mengarah ke arah satu objek yang sama dengan apa yang dilihat oleh Jaehyun, "Pecundang tetaplah pecundang."

"Seharusnya lo gak usah balik lagi," ucap Jaehyun tanpa menoleh ke arah Jennie.

"Gara-gara lo, gue hampir mati," ucap Jennie seraya menendang tulang kering lelaki itu.

Tentu saja hal itu tak berpengaruh apapun terhadap Jaehyun, karena tenaga yang dikeluarkan gadis itu tak sebanding dengan dirinya, "Gimana rasanya berada di ambang kematian?" tanya Jaehyun dengan senyum mengejek.

"Kenapa? Lo mau coba?" balas Jennie dengan seringainya.

"Coba? Gue bahkan bisa jadi malaikat maut lo." Jaehyun membalas dengan salah satu sudut bibir terangkat.

"Gue bahkan rela bohong ke Lisa cuma gara-gara gak mau dia khawatir," balas Jennie seraya menatap ke arah Lisa yang saat ini tengah anteng dengan kucing liarnya. Gadis itu mengigit bibirnya dengan tatapan nya yang mulai tak fokus saat secara tak sengaja rok panjang Lisa tersingkap kecil di sana.

"Hapus pikiran kotor lo dari cewek gue, sialan," umpat Jaehyun sambil menatap tak tenang ke arah Jennie.

Jennie menyugar rambutnya, lalu menatap ke arah Jaehyun sambil tertawa. Gadis kecil itu menepuk pundak Jaehyun sekali seraya berbisik di sana, "Lisa bakal jadi milik gue."

"Shut up your fucking mouth, bitch!" Jaehyun mendorong gadis itu sampai terbentur ke arah tembok lalu mulai mencekik leher gadis itu.

"Gue gak peduli lo cewek atau bukan, tapi lo udah ngelewatin batas. Lo mau mati untuk kedua kalinya, huh?" Jaehyun jelas merasakan bendera perang yang dilayangkan oleh perempuan di depannya ini.

Jennie terkekeh dengan napas yang memburu, "Pe. Cun. Dang. Lo takut gue menang?"

Jaehyun melepaskan cengkeraman nya di leher Jennie. Dapat gadis itu rasakan hawa panas dari lehernya, sialan, ternyata sekeras itu Jaehyun mencekiknya.

"Losers will not allow themselves to lose. I will get Lisa at any cost," tekan Jaehyun. "Even by becoming a devil in front of her."

"Dasar gila," lirih Jennie sambil menatap kepergian Jaehyun dengan tangan yang mengelus lehernya. "Gue gak bakal ngebiarin lo menang, cause she's mine."

Raut wajah kesakitan itu tergantikan dengan wajah datar, gadis itu lalu berucap dengan nada lempengnya, "Only mine."

DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang