pamper my spoiled lover

114 40 5
                                    

hi guys! gimana kabar kalian? semoga baik-baik aja.

aku balik lagi dengan couple unyu kita semua ><

happy reading & enjoy, ya!

🦋

"Jaehyun, udah malem." Lisa mulai melepaskan rengkuhan Jaehyun, tapi lelaki itu dengan cepat kembali menarik Lisa, membuat gadis itu kembali dalam pelukan hangatnya.

Lisa menghela napasnya pelan, ini ke lima kalinya ia meminta Jaehyun untuk melepaskannya. Namun lelaki itu malah terus kembali merengkuhnya.

"Masih kangen," ujar Jaehyun sambil mengendus pelan leher gadis itu.

"Besok lagi, ya? Kan bakal ketemu di sekolah," balas Lisa memberi solusi, gadis itu mengusap pelan rambut Jaehyun.

"Gak mau besok, maunya sekarang." Lagi-lagi Jaehyun berkata dengan nada imutnya, membuat Lisa terkekeh gemas. Lelaki itu sudah seperti anak anjing baginya.

"Jaehyun, tolong, ya?" bujuk Lisa dengan suara selembut mungkin. Meminta lelaki itu untuk mengerti.

"Panggil sayang tiga kali, cium tiga kali, baru gue lepasin," ujar Jaehyun sambil menatap Lisa dengan seringai di bibirnya.

Lisa gelagapan, "Sa-sayang, sa--"

"Sambil tatap gue." Jaehyum berujar saat Lisa mengucapkan kata itu tanpa menatapnya.

Lisa menghembuskan napasnya pelan, gadis itu kini mulai mendongak, menatap Jaehyun, "Sa-gak bisa, malu!" cicit gadis itu sambil memeluk Jaehyun, menyembunyikan wajahnya pada dada bidang lelaki itu.

Jaehyun terkekeh, "Pokoknya setiap hari lo harus manggil gue sayang, latihan dari sekarang, Sayang."

Lisa mengerjapkan matanya sekali saat Jaehyun memanggilnya dengan panggilan menggelikan itu tanpa beban, "Sayangg," ujar Lisa entah kenapa bisa selancar itu.

Kata yang gadis itu ucapkan beberapa detik lalu membuat Jaehyun tertegun, di telinganya, ucapan dari mulut gadis itu terdengar manja dan imut. Membuat nya gemas sendiri dan mulai menciumi pipi gadis itu.

"Ahh, Jaehyun, berhenti cium aku! Ayo bobo, kita besok sekolah," pekik Lisa saat lelaki itu tak mau diam.

"Gak usah sekolah, ya? Nginep aja di apartemen gue," tawar Jaehyun sambil mengusap lembut tangan Lisa dengan ibu jari yang mendapat gelengan keras dari Lisa. Bisa-bisa ia bobol oleh lelaki itu, mengingat Jaehyun tak akan membiarkan nya hanya berdiam diri di sana. Tangan lelaki itu pasti sudah kemana-mana, Lisa sudah hafal betul tabiat dari seorang Jung Jaehyun.

Gadis itu kemudian mendorong Jaehyun untuk masuk ke dalam mobil milik lelaki itu. "Sana pergi!" ucap Lisa sambil menutup pintu mobil.

"Ngusir?"

Lisa mengangguk mantap, kalau bukan dengan cara ini, ia yakin Jaehyun tak akan pulang sampai pagi.

Gadis dengan poni rata itu terkejut saat Jaehyun melongokkan tubuhnya dari kaca mobil yang terbuka, lalu mengecup bibirnya sekilas dan mulai kembali ke dalam mobil dengan senyum kemenangan.

"Besok gue jemput," ujar lelaki itu lalu mulai mengendarai mobilnya menjauhi perkarangan rumah Lisa. Meninggalkan sang empu rumah yang nampak berdiam kaku dengan pipi yang bersemu.

***

"Ma, aku berangkat," pamit Lisa pada ibunya yang nampak hanya diam di meja makan sambil menunduk, memakan sarapannya, wanita paruh baya itu bahkan tak membalas ucapan Lisa, seolah kehadiran gadis itu memang tak diinginkannya.

Semenjak Ayahnya meninggal, ibunya memang berubah. Ibunya terlalu terpuruk dalam kesedihannya dan melampiaskannya ke arah Lisa, tak mengganggap anaknya ada.

Lisa berjalam dengan pelan ke arah pintu ke luar, sekali lagi, gadis itu melirik ke arah di mana ibunya berada, berharap ibunya memberikan sedikit perhatian nya lewat mata. Namun nihil, ibunya sama sekali tak meliriknya, membuat dada Lisa serasa ditusuk oleh ribuan jarum.

"Jae--" ucapan Lisa terhenti saat tak menemukan Jaehyun di depannya. Ia malah menemukan gadis dengan gummy smile nya, menatap Lisa dengan mata yang berbinar.

"Lice, ayo naik!" ajak Jennie menyuruh Lisa untuk menaiki motornya.

"Jaehyun ...," gumam Lisa yang dapat Jennie dengar.

Gadis dengan gummy smile nya itu memutar bola matanya malas, "Dia gak akan jemput lo. Ayo naik, keburu telat," paksa Jennie pada Lisa.

Lisa menggeleng sambil mencengkeram tali tasnya, "Jen, duluan aja. Aku bakal nunggu Jaehyun."

"Yae-" suara deruan motor terdengar membuat Jennie mau tak mau menghentikan omongannya. Gadis itu menoleh sinis saat melihat presensi Jaehyun yang dengan sengaja menabrak bagian belakang motornya.

"Lo mau bareng dia, apa gue?" tanya Jennie pada Lisa.

"Lisa bareng gue," ucap Jaehyun sambil menatap tak suka pada Jennie.

"Lisa?" Seolah tak menganggap Jaehyun ada, Jennie kembali menatap Lisa, menunggu keputusan dari gadis itu.

"Jen, maaf." Lisa memilin rok nya menatap Jennie dengan gusar.

"Oke," balas Jennie entah kenapa terdengar kesal di telinga Lisa.

Setelah kepergian Jennie, Lisa segera mendekat ke arah Jaehyun. Lelaki itu segera membuka helm full face nya, menatap Lisa dengan mata yang mengantuk.

Lelaki itu mencondongkan tubuhnya ke arah Lisa, dan menarik tangan gadis itu ke atas kepalanya.

Lisa yang tidak tahu Jaehyun mau apa hanya mengerjapkan matanya pelan, "Usap," ujar Jaehyun kemudian.

Gadis dengan surai panjang itu mulai mengusap lembut rambut milik kekasihnya, sambil terkekeh pelan.

Mendengar kekehan merdu dari kekasihnya, Jaehyun yang merindukan Lisa mulai turun dari motornya, lalu memeluk gadis itu.

"Ngantuk, kangen," bisik Jaehyun yang membuat pipi Lisa menghangat.

"Kan udah ketemu kemaren," balas Lisa sambil mengusap punggung tegap itu.

"Kurang, masih kangen," balas Jaehyun lagi, kali ini dengan mengendus leher Lisa, mencium wangi yang membuatnya selalu candu.

"Udah, ya? Kita mau sekolah." Lisa berujar sambil berusaha melepaskan pelukannya dengan Jaehyun.

Sedangkan lelaki itu melepaskan pelukannya, namun dengan tangan yang bertengger di kedua bahu gadisnya, "Morning kiss?"

Lisa terkekeh kecil, ternyata Jaehyun semanja ini. Membuatnya gemas saja. Gadis itu dengan cepat mengecup bibir lelaki itu, membuat Jaehyun menerbitkan senyumnya. Bukan Jaehyun namanya jika lelaki itu menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Tangannya dengan cepat menarik tengkuk Lisa, kembali merasakan bibir yang selalu membuatnya candu.

Jika saja Jaehyun tak ingat harus sekolah, ia yakin ia tak akan berhenti sampai di situ saja. Namun, mengingat matahari sudah menyingsing, lelaki itu melepaskan ciumannya. Lelaki itu mengusap puncak kepala Lisa dengan gemas, lalu tersenyum menampilkan lesung pipitnya.

"Ayo, Nyonya. Mau diantar ke sekolah?" tanya Jaehyun menggoda, lalu mulai menaikkan Lisa di belakang jok motor, tak lupa memberikan gadis itu jaket nya, untuk menutupi paha nya.

Lisa memukul pelan bahu lebar kekasihnya itu sambil terkekeh, kemudian matanya membelalak terkejut saat lelaki itu menarik tangannya untuk melingkar pada pinggangnya.

"Pegangan, takut jatoh."

"Modus," balas Lisa dengan pipi bersemu, tak ayal gadis itu menempelkan pipinya pada punggung Jaehyun.

Sementara Jaehyun mengendarai motornya pelan, dengan satu tangan yang mengelus punggung tangan Lisa, gadis yang memeluknya saat ini.

Biar lah Jaehyun modus pada kekasihnya sendiri. Lelaki itu hanya berharap, jika ini bukan sekedar mimpinya. Jika ini mimpi, tolong jangan bangunkan Jaehyun dari tidurnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang