he loves her in a different way

1.6K 218 10
                                    

Yoon-ah mengusap lembut rambut putranya yang tertidur di pangkuannya.

"Siapa Lisa?" tanya Yoon-ah.

Jaehyun tak menjawab, matanya hanya terpejam menikmati usapan lembut dari sang ibu.

"Orang yang kamu suka?"

Lagi-lagi Jaehyun bergeming. Hanya saja, mata lelaki itu kini terbuka dengan pikiran yang menerawang ke depan sana.

"Siapapun itu, jangan pernah memaksa orang buat suka kamu, Jae," celetuk Yoon-ah, seakan tahu apa yang dilakukan oleh Jaehyun pada gadis polos bernama Lisa itu.

Yoon-ah lalu tertawa kecil, "Kamu tuh sebelas dua belas sama Papa kamu. Keras kepala, egois." Wanita paruh baya itu menghentikan ucapannya sebentar, sebelum kembali berujar. "Memaksa bukan satu-satunya jalan."

Jaehyun terdiam seribu bahasa mendengar kalimat sambungan dari ibunya.

***

Lisa tersenyum saat melihat Jennie duduk di sebelahnya sembari bercerita mengenai kesehariannya.

Hidup gadis yang nampak monoton jadi terasa berwarna kala Jennie datang padanya.

Lisa menghela napas pelan saat mengingat ia sama sekali tidak memiliki teman di sini. Dan ya, satu-satunya yang mau berteman dengannya hanya gadis bermata kucing di sebelahnya.

Berbeda dengan orang-orang yang menjauhinya karena tak mau berurusan dengan Jaehyun, hanya Jennie satu-satunya orang yang berani pada lelaki itu.

Sementara di sisi lain, gadis bermata kucing itu menyeringai di tempatnya saat melihat wajah masam Jaehyun dari kejauhan. Gadis itu bahkan tak segan-segan untuk merangkul Lisa sembari bercerita tentang kesehariannya.

Entah apa yang ada di otaknya, tapi jujur saja, semenjak kehadiran gadis di sampingnya, hidupnya jadi lebih berwarna.

Mengesampingkan itu, Jennie lebih memilih jalan yang salah karena dia membenci lelaki.

Keputusannya tidak salah, salah kan takdirnya yang begitu menyedihkan sampai ia harus terjerumus ke dalam sesuatu yang bahkan ia juga tak menyangka akan semenyenangkan ini.

"Lis, belanja yuk! Gue yang traktir." Jennie menampilkan gummy smile nya di sana, gadis itu tak segan-segan merangkul Lisa membuat gadis polos itu tersenyum kikuk.

Memang perasaan Lisa saja, atau memang sifat Jennie seperti ini? Gadis itu sedikit risih saat Jennie terus menempel padanya.

Lisa kemudian menggeleng saat pikirannya melayang mengenai Jennie. Seharusnya dirinya bersyukur bisa berteman dengan gadis sepopuler Jennie. Perasaannya mungkin denial karena baru mendapatkan perhatian seperti ini dari seorang teman.

Yah, mungkin karena dirinya sudah lama tidak berteman dengan seseorang. Tubuhnya jadi tidak dapat merespon dengan baik.

"Maaf tapi aku kerja," balas Lisa dengan senyum kecilnya. Sungguh, ia jadi merasa tak enak pada Jennie.

Jennie melengkungkan bibirnya ke bawah dan hal itu membuat Lisa kikuk. Gadis itu lalu berujar dengan senyum cerianya, "Tapi akhir pekan nanti, mungkin aku bisa. Kalo Jaehyun gak rewel," katanya. Tentu saja kalimat terakhir hanya ia ungkapkan dalam hati.

Mendengar itu, senyum Jennie mengembang. Ia lantas memeluk Lisa sambil menatap ke depan sana. Gadis itu mengangkat jari tengahnya dengan senyum kemenangan tanpa Lisa sadari.

Sementara di sisi lain, Jaehyun mengepalkan tangannya saat melihat perlakuan Jennie terhadap Lisa.

"Sial."

***

"Jangan deket-deket sama Jennie." Jaehyun berujar dengan datar, menatap netra Lisa yang kini sudah beralih menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"Satu-satunya temen aku cuma Jennie," ungkap Lisa, seolah Jaehyun dapat mengerti dengan keadaannya saat ini.

"Lo boleh temenan sama yang lain, tapi jangan sama Jennie," balas Jaehyun dengan tegas

Lisa menggeleng tegas, "Satu-satunya orang yang mau temenan sama aku cuma Jennie. Dan kamu ...." Lisa tertawa pahit di sana, "Kamu tahu kenapa selama ini aku gak punya temen?"

"Lisa, jangan bikin gue ngelakuin hal yang nggak-nggak lagi sama lo."

Lisa menunduk tangannya meremas rok sambil berujar, "Kenapa? Bukannya itu mau kamu?" Kepala gadis itu mengadah, menatap Jaehyun dengan berkaca-kaca, "Salah aku di mana, Jae? Kenapa kamu benci aku? Kenapa cuma aku? Kenapa? Aku bukan alat pemuas nafsu kamu!"

"Lisa, ke luar sekarang," ucap Jaehyun sembari memalingkan wajahnya.

Gadis dengan seragam putihnya itu terkekeh penuh kesedihan, "Kasih aku satu alasan. Satu alasan kenapa kamu begitu benci aku. Aku bakal perbaiki semuanya."

"Gue bilang ke luar sekarang." Jaehyun menatap Lisa dengan ekspresi dinginnya. Lelaki itu mengepalkan tangan. Sebelum gue berbuat jauh lagi, pergi Lalisa.

"Aku gak akan pergi sebelum kamu jawab pertanyaan aku." Dengan keberaniannya, Lisa mulai berkata. Gadis itu tak tanggung-tanggung untuk menatap wajah Jaehyun yang saat ini sudah mengeras.

"Lo ...." Jaehyun tak melanjutkan katanya, langkahnya mendekati Lisa seolah menjawab semua ketakutan dalam diri gadis itu. "Gue udah kasih lo peringatan buat ke luar." Lelaki itu mencengkeram dagu Lisa, membuat mata mereka bertemu, "Tapi kayaknya, lo emang suka gue kasarin."

Mendengar bisikan Jaehyun di telinganya membuat Lisa bergidik, bibir gadis itu bahkan sudah memucat. Tapi ayo lah, dirinya hanya ingin ke luar dari perlakuan memuakkan Jung Jaehyun, Lisa muak.

"Lo tanya kenapa gue benci sama lo?" Jaehyun menjilat leher jenjang gadis dengan poni rata itu. Membuat Lisa mundur selangkah, jika saja Jaehyun tak menariknya kembali. "Kenapa? Lo mau kabur?"

Lisa menahan dadanya dengan tangan agar tak bersentuhan langsung dengan Jaehyun. "A-aku cuma butuh jawaban."

"Jawaban?" Jaehyun menatap Lisa dengan intens membuat gadis itu meneguk ludahnya kasar. "Cukup turuti permintaan gue, itu lebih dari cukup."

"I-itu bukan jawaban yang aku mau." Di tatap seperti itu, jelas Lisa merasa gugup. "A-aku pengen tahu alasan, kenapa kamu ngebenci aku?"

Jaehyun terkekeh mendengar kalimat Lisa yang terbata-bata, membuat gadis itu setidaknya terdiam dengan pupil mata yang melebar. Baru kali ini ia melihat Jaehyun terkekeh di depannya. Seakan tersadar, gadis itu mengerjapkan matanya. Sadar Lalisa! Dia perundung!

"Gue gak suka di abaikan, Lisa. Dan lo ngelakuin hal itu," kata Jaehyun membuat Lisa mengernyitkan dahinya.

"A-aku? Kapan?"

Mendengar itu, Jaehyun menyentil dahi Lisa. "Pertama masuk sekolah. Dan lo ngelakuin kesalahan besar."

Lisa menggeleng keras tak habis pikir dengan alasan tak masuk akal yang dilayangkan oleh Jaehyun, "Maksud kamu. Kamu ngebenci aku cuma gara-gara merasa diabaikan?"

"Karena itu lo, lo yang abai ke gue." Jaehyun kemudian memeluk Lisa sambil kemudian berbisik, "Sialan, gue benci perasaan ini. Gue cuma butuh perhatian lo."

Lisa terdiam dengan jantung yang berdetak tak karuan mendengar pengakuan Jaehyun padanya. Pikirannya melambung tak tentu arah.

Jung Jaehyun, apa ia akan mati jika tak mendapat perhatian darinya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang