Part 14

80 1 0
                                    

Kini pasturi baru itu sudah kembali kerumah yang dibeli Antara tiga hari lalu, mereka saat ini sedang menonton tv.

“Assalammualaikum, yuhuuu kami datang.”

“Waalaikumussalam, ngapain tengah hari gini lo pada kerumah gw.” Tanya Antara pada tiga orang didepannya ini.

“Suruh masuk dulu kek baru tanya-tanya.” Jawab salah satu diantara mereka.

“Yauda masuk.”

“Diraaaaa.” Udah tau kan siapa yang suka teriak-teriak. Nadi langsung memeluk Dira.

“Udah kayak gak jumpa setahuan aja lo berdua.” Komen Davin.

“Udah dua tahun malah.” Sinis Nadi.

“Disini panas ya, enak kayanya kalo ada yang seger-seger?” Sindir Arta

“Mau minum apa Arta?” tanya Dira.

“Lo udah nginep disini dua hari gak tau dimana dapur.” Sinis Antara ke Arta.

****

“Whattt??? Lo mau nikah, sama nih cowok yang bener aja lo.” Kaget Dira.

“Ya bener dong Dir, lo kira gw gak bisa jaga Nadi apa?” Sahur Davin tak terima.

“Lo kan kak sebelas duabelas sama temen lo ini. Apalagi lo suka phpin temen gw, mana hobbynya ngilang-ngilang lagi percis kek suami gw.” Ujar Dira menyama-nyamakan Davin dan suaminya.

“Gitu ngapain lo jadiin suami.” Balas Nadi.

“Gak ada pilihan lain sih.”

“Jadi kalau ada pilihan lain kamu mau nikah sama yang lain gitu?” Antara melirik Dira tajam.

“Bisa jadi.” Dira menjawab sambil tersenyum pepsoden kearah Antara.

“Yauda deh gw mau pulang, gak bagus ganggu pasturi, jangan lupa dateng minggu depan.” Ujar Nadi sambil beranjak dari duduknya.

“Akhirnya sadar.” Antara bergumam.

“Sadar banget gw mah. By Dira jangan lupa buat anak, kali aja nanti anak kita bisa dijodohin.” Ujar Nadi sambil cipika-cipiki dengan Dira.

“Mana mau gw punya besan kek Davin.” Sahut Antara ngegas.

“Gw juga males besanan sama lo Tar.” Sahut Davin lebih ngegas.

“Debat mulu kapan pulangnya, kita pulang kak Assalammualaikum.” Arta yang sudah jengah melihat perdebatan antara pasturi dan calon pasturi itu pun langsung masuk mobil.

“Waalaikummussalam.” Balas mereka kompak.

****

Setelah menunaikan sholat isya Antara duduk diatas sajadah dengan Dira dipangkuannya. Dira merasa pusing dan menyuruh Antara memijat kepalanya, sampai akhirnya Dira tertidur. Antara yang tak tega membangunkan pun mengangkat Dira ketempat tidur.

Merasa kasian melihat Dira yang kepanasan karna masih memakai mukena, Antara pun berinisiatif untuk membukakan mukena Dira. Namun saat tangannya ingin membuka tali mukena, Antara malah salah fokus dengan muka Dira yang sangat cantik walaupun sedang tidur.

Alisnya yang tebal, bulu mata yang sangat lentik menurutnya, belum lagi hidungnya dengan tahi lalat kecil yang menambah kesan manis dari wajah Dira. Mata Antara terhenti saat melihat bibir pink merona milik Dira, ingin sekali ia mencicipi dan merasakan manisnya bibir itu. Wajah Antara pun semakin dekat dengan Dira sampai-sampai nafas meraka pun bertukar.

Dira yang merasa tak nyaman pun terbangun dengan wajah Antara yang sudah didepannya.

“Aku cium kamu boleh?” Tanya Antara dengan suara beratnya. Tak ada sahutan apapun dari Dira, mungkin ia malu.

Cup

Antara mencium bibir Dira, perlahan-lahan ciuman itu menjadi lumatan kecil yang semakin dalam sampai-sampai author pun tak tahu kelanjutannya.


Tamat

Sekian dari author.
Maaf kalau ada salah kata, typo atau pun hal yang tidak terduga sebelumnya.
Terimakasih yang sudah membaca, like dan komen.
See you dengan karya author lainnya.

Your Return (Syaqeel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang