"Belum pulang, Dam?" tanya Agung sambil melongok ke ruangan Adam.
Adam mengalihkan fokusnya sejenak. "Bentar lagi, Pak. Nanggung, nih." 30 menit setelah restoran mereka tutup, si manajer masih berkutat dengan laptopnya.
"Emang lagi ngerjain apa?" tanya Agung lagi sambil berderap masuk.
"Laporan mingguan, Pak. Alhamdulillah, omzetnya terus naik. Meskipun tipis, tapi statis."
"Alhamdulillah." Agung menarik kursi plastik dan duduk di depan meja kerja Adam. "Dam, itu bisa dilanjut besok aja, nggak? Aku mau ngomong sesuatu sama kamu."
Mendengar nada serius itu, Adam langsung menepikan laptopnya. "Bisa, Pak," jawabnya sambil memasang sikap siap menyimak.
Agung malah diam beberapa jenak, tampak memilah kata mana yang harus diucapkannya terlebih dahulu.
"Aku mau menyampaikan hal penting, tapi sebelum itu, sebaiknya singkirkan dulu semua urusan kerjaan di benak kamu, agar kamu bisa mencerna baik-baik."
"Kok, kayaknya berat, ya, Pak? Ada apa sebenarnya? Aku jadi gugup, nih." Adam terkekeh pelan.
"Sebenarnya ... selama ini aku menyembunyikan sesuatu dari kamu."
🍁🍁🍁
Assalamualaikum.
Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan nasib rumah tangga Adam dan Umma selanjutnya, silakan baca di:
* KBM App
* KaryaKarsaDi semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.
Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.
Aku tunggu di sana, ya.
Makasih.
Salam santun 😊🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Izin Mendua Di Malam Pertama
Ficción GeneralUmma tergugu di malam pertama pernikahannya. Ketika seharusnya biduk cinta yang sesungguhnya dilayarkan di tengah bait-bait ibadah terindah, suaminya malah meminta izin untuk menikahi perempuan lain. Apa yang terjadi sebenarnya? Bagaimana bisa ada l...