Keesokan harinya, Umma minta izin ke Bu Mila untuk memenuhi undangan orang itu. Dia sudah dikirimi alamat lengkap kantornya. Dia belum berani menaruh harapan apa-apa. Dia hanya menuruti saran Putri untuk datang mencari tahu.
Setibanya, Umma tercengang beberapa saat sebelum masuk, karena ternyata kantornya jauh lebih besar dari yang dia bayangkan.
"Put, kita nggak salah alamat, kan?" tanya Umma tanpa mengalihkan pandangan dari gedung berlantai tiga di depannya.
"Nggak, kok." Putri kembali mengamati alamat yang dikirimkan oleh orang yang akan mereka temui. "Supaya jelas, langsung masuk aja, yuk, Kak. Kita tanya sama satpamnya." Putri menarik tangan Umma.
Kalau tidak ditarik-tarik begini, mungkin Umma lebih memilih untuk pulang. Dia minder. Apa pantas, desainer amatiran sepertinya menerima tawaran kerjasama dari perusahaan sebesar ini?
🍁🍁🍁
Assalamualaikum.
Mohon maaf sebelumnya, bab ini hanya berupa cuplikan. Kalau kamu penasaran dengan nasib rumah tangga Adam dan Umma selanjutnya, silakan baca di:
* KBM App
* KaryaKarsaDi semua platform nama akunku sama (Ansar Siri). Ketik aja di kolom pencarian. Kalau akunku udah ketemu, silakan pilih cerita yang ingin kamu baca.
Cara gampangnya, langsung aja klik link yang aku sematkan di halaman depan Wattpad-ku ini.
Aku tunggu di sana, ya.
Makasih.
Salam santun 😊🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Izin Mendua Di Malam Pertama
Genel KurguUmma tergugu di malam pertama pernikahannya. Ketika seharusnya biduk cinta yang sesungguhnya dilayarkan di tengah bait-bait ibadah terindah, suaminya malah meminta izin untuk menikahi perempuan lain. Apa yang terjadi sebenarnya? Bagaimana bisa ada l...