Part 5

8.2K 723 28
                                    

"Aku punya sesuatu untukmu," kata Freen kepada Becca saat mereka selesai makan malam.

"Apa?"

Freen mengeluarkan kotak perhiasan dari sakunya dan memperlihatkan kalung cantik itu kepada Becca.

"Cantik sekali," gumam Becca terpesona.

Freen segera memakaikannya di leher Becca.

"Terlihat lebih cantik saat dipakai," puji Freen membuat Becca tersipu
mendengarnya.

"Terimakasih, Kak," ucap Becca.

"Jangan pernah kamu lepas," kata Freen yang diangguki oleh Becca.

"Besok aku sudah harus kembali bekerja."

"Besok aku juga ada kelas?"

"Baiklah tapi ingat peraturanku."

"Iya."

Freen mendekatkan wajahnya ke wajah Becca dan tanpa aba-aba dia meletakkan bibirnya ke bibir Becca kemudian melumatnya sebentar membuat mata Becca melebar sempurna.
Becca merasakan wajahnya memanas dan jantungnya berdebar-debar.

"Jadi apakah aku boleh meminta hakku malam ini," bisik Freen membuat gadis kecilnya terbatuk.

"Kak, aaku permisi." 

Lagi-lagi Becca berlari meninggalkan Freen dengan ketakutan membuat Freen kembali tergelak karena telah berhasil menjahili istrinya.
Freen segera menyusul Becca ke kamar tanpa perlu repot-repot membereskan meja makan, mungkin dia lupa bahwa saat ini dia tidak memiliki maid.

          Mendengar langkah kaki mendekat, Becca langsung ngacir ke kamar mandi dan mengunci pintunya. Jantungnya belum bekerja normal gara-gara Freen. Gadis itu masih gugup dan ketakutan sampai-sampai tubuhnya gemetaran.

"Kenapa dia mesum sekali," desisnya.

Becca meremas rambutnya dengan frustasi.
Membayangkan Freen melakukan sesuatu membuatnya mual dan kenapa harus melakukan sex dalam pernikahan toh melakukan sex juga tidak akan menghasilkan anak karena mereka sama-sama wanita.
Becca meringis merasakan perih dibibirnya karena terlalu keras menggigitnya.

"Ya Tuhan tolong aku," bisiknya dengan gelisah.

"Bec, aku mau bersih-bersih."

Becca terkejut mendengar suara Freen.
Sialan, umpatnya.
Wanita itu tidak akan berhenti menakutinya.

"Aku sedang gosok gigi, kak," jawab Becca untuk mengulur waktu.

Gadis itu buru-buru mengambil sikat gigi dan mulai menggosok giginya.

"Buka pintunya," teriak Freen.

"Sebentar."

"Aku bilang buka pintunya."

Becca segera membuka pintunya begitu mendengar suara Freen yang terdengar tidak mau dibantah.
Freen segera masuk dan melakukan rutinitasnya sebelum tidur tanpa mempedulikan keberadaan Becca.

Becca merasa lega karena Freen tidak lagi membahas hal tadi. Dia segera menyelesaikan urusannya kemudian segera naik ke kasur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Mungkin dengan berpura-pura tidur Freen tidak akan berbuat macam-macam.

           Freen tersenyum geli melihat tingkah gadis kecilnya yang konyol. Berpura-pura tidur tapi kelopak matanya masih bergerak-gerak. Lalu meletakkan bantal ditengah-tengah memangnya tidak akan membuat Freen melakukan sesuatu.

Freen bukan orang yang jahil. Demi Tuhan, seumur hidupnya dia begitu malas untuk sekedar bercanda dengan teman-temannya apalagi berbuat jahil tapi entah mengapa dengan Becca dia selalu ingin berbuat jahil. Freen bahkan terkejut dengan dirinya sendiri dari mana dia tiba-tiba memiliki bakat berbuat jahil.

The Right Things (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang