Part 10

8.6K 663 25
                                    

Tidak ada yang tahu siapa yang memulai tapi bibir keduanya benar-benar sudah bertabrakan. Mata Becca mendelik terkejut namun Freen menahan tengkuknya agar tidak menghindar. Ciuman itu berlanjut menjadi lumatan.

Freen memang belum berpengalaman namun naluri wanita dewasanya yang memang sudah waktunya merasakan seperti apa rasanya bergairah telah menuntunnya untuk melakukan sesuatu yang benar.
Wanita itu mendominasi, memaksa Becca membuka mulutnya. Dia memasukkan lidahnya untuk bertaut dengan lidah milik Becca.
Erangan kecil lolos dari mulut mereka berdua.
Sepertinya Becca juga mulai menikmati kegiatan ini.

Tangan Freen meraba punggung Becca mencoba untuk masuk ke dalam piyama gadis itu. Ketika berhasil Freen tidak bisa menahan hasratnya yang mendadak menggebu. Kulit lembut punggung milik Becca membuat pandangannya mengabur. Dia melepas ciumannya di mulut Becca untuk beralih ke leher gadis itu. Dia ingin merasakan bagian lain tubuh istrinya ini.

"Ahhhh, kak." Becca mengerang merasakan sensasi yang baru saja dia rasakan ketika tangan dingin Freen menyentuh bagian sensitifnya.

Freen membuka kancing piyama Becca dengan terburu-buru lalu melemparnya kemudian disusul dengan bra gadis itu.
Mata Freen menggelap.

Dia tidak menyangka dia akan begitu berhasrat ketika melihat tubuh seorang gadis karena ini bukan kali pertama dia melihat tubuh seorang gadis. Freen sudah sering melihat model-modelnya dengan kondisi half naked namun tubuh Becca sangat berbeda. Kulitnya sangat bersih dan tampak begitu sehat ditambah dengan dua gundukan mungil yang tidak terlalu besar dengan puting kecil berwarna pink itu.
Membuat Freen sangat ingin menerkamnya dan merasakannya setiap inchi dari tubuh gadis itu.

"Kak...." Becca mengerang keras, tangannya meremas kuat sprei untuk menghalau sensasi meledak yang dialami tubuhnya.
Dia sampai melupakan luka ditangannya.

Freen mendorong Becca agar berbaring, wanita itu dengan rakus mencecap seluruh tubuh Becca yang terbuka seolah jangan sampai ada yang terlewat sedikitpun dari lidahnya.

Ketika lidah itu mengecap puting pink itu dia merasakan dorongan gairah yang menggebu-gebu dari dalam tubuhnya, otaknya memerintahkan untuk membuat gadis dibawahnya ini berteriak tersiksa kemudian tangan kanannya meremas-remas payudara Becca yang satunya.

       Becca memejamkan matanya rapat-rapat merasakan sensasi panas dan menuntut dari tubuhnya. Ketika tangan dan lidah Freen menjamah payudaranya, Becca merasakan perutnya sepertinya diaduk-aduk bercampur dengan rasa yang tidak bisa dia gambarkan, seperti rasa nikmat dan seperti sesuatu akan meledak dalam tubuhnya.

Namun ketika tubuhnya menginginkan lebih, otaknya berperang bahwa saat ini dia tengah dilecehkan dan seharusnya dia menolak tapi tidak ada suara yang mampu dia keluarkan untuk menolak selain suara desahan dan erangan yang semakin intens.
Bahkan ketika dia merasakan celananya diturunkan dia seperti tidak mampu melakukan apa-apa selain pasrah.
Tapi demi Tuhan hati dan otaknya menolak melakukan ini. Kenapa tubuhnya menghianati dirinya. Becca malah mengangkat pinggulnya seolah memudahkan Freen dalam menelanjanginya.

"Bruk...."

"Brengsek, apa yang kamu lakukan!" teriak Freen kaget sekaligus murka.

Becca yang terkejut merasakan sesuatu menerobos di intinya reflek menedang perut Freen. Dia yang tidak siap langsung terjerembab ke lantai dengan keras.
Hasrat yang tadinya membara seketika padam melihat kelakuan Becca.
Gadis itu merenggut selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya.
Becca menangis ketakutan melihat wajah Freen yang diselimuti amarah.

"Jangan mendekat," teriaknya saat melihat Freen merangkak mendekatinya.

"Jangan gila," sahut Freen tak kalah keras.

"Aku tidak mau. Pergi!"

Freen menggeram frustasi. Dia menyelipkan kedua tangannya ke sela-sela rambut kemudian menyisirnya ke belakang.
Kenapa jadi begini, erangnya frustasi.

"Berani-beraninya kamu menghentikanku ditengah permainan." Freen kehilangan kata-kata.

Dia hanya mampu menatap wajah istrinya yang menangis tersedu-sedu.

"Sialan," umpatnya.

Wanita itu meninggalkan kamar sambil membanting pintu. Kepalanya mendadak menjadi pening.
Dia mengambil air minum dalam kulkas dan menenggaknya hingga separuh untuk menetralkan emosinya namun gemuruh amarah dan hasrat yang belum terselesaikan membuatnya kesulitan mengontrol diri.
Freen merasa dia perlu berkeliling untuk melupakan kejadian barusan.
Tanpa mempedulikan penampilan, Freen mengambil kunci mobilnya dan meninggalkan apartemen sementara Becca masih belum berhenti menangis sambil meringkuk dalam selimut.
***









***Hi guys, gw gatau part ini sesuai ekspektasi kalian ato nggak, rencana awal gak kek gitu tapi tadi pagi gw revisi habis-habisan dan itulah hasilnya, terlalu pendek dan feel-nya gak dpt, terkesan buru-buru dan buruk bgt 😞😞 (please send me a million Mumu xixi).
Tulisan pertama lebih panjang karena emang scene on the bed dari awal sampe selesai dan gw merasa dpt bgt feel-nya tp arrrggggg gw terlalu malu buat ngepost-nya Karna isi-nya kek gaada bedanya Lo nonton video.

Tuhkaaan malah banyak omong pagi2,  sowwy guys. Hope you enjoy this part, walopun ini part paling asdffghjk.
Jgn lupa vomeeeeennn!!!!!!****

The Right Things (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang