Freen membuka pintu unitnya ketika pulang kerja. Dia memiliki banyak pekerjaan sehingga pulang telat. Tubuhnya sangat lelah tapi lelah itu akan segera hilang ketika melihat senyum gadis kecilnya.
Freen sendiri tidak mengerti, perasaan seperti itu muncul begitu saja, mungkin karena mereka telah memiliki satu sama lain atau karena kejadian di hotel yang mengubah segalanya, awal dari segala sesuatu yang asing namun menyenangkan.
Freen tidak pernah merasakan rasa rindu kepada seseorang yang selalu bersamanya setiap hari. Rasanya Freen ingin membawa Becca kemanapun dia pergi.Sangat konyol, sangat bukan dirinya namun hal itu benar-benar dia alami.
Memasuki ruang tamu, Freen disuguhi pemandangan lembaran kertas yang berserakan di lantai dan di sofa dan Rebecca yang tertidur di atas meja di depan laptopnya.
Freen mengulas senyum tipis. Rasa lelahnya seperti menguap begitu saja ketika dia menatap wajah innocent itu.
Freen meletakkan tas kerjanya di meja kemudian memunguti kertas-kertas yang tercecer lalu menumpuknya menjadi satu.
Diantara kertas-kertas itu Freen juga menemukan buku sketsa. Membolak-balik buku itu, Freen cukup tertegun dengan design-design yang mungkin digambar oleh Becca.
Freen menatap Becca sejenak kemudian kembali melihat-lihat gambar-gambar dibuku tadi. Dia kemudian menyimpannya menjadi satu dengan tumpukan kertas yang sudah dia kumpulkan.Freen mendekati gadis kecilnya.
"Bec, bangun." Freen berkata pelan takut akan membuat Becca kaget.Freen melarikan tangannya untuk mengelus kepala Becca.
Gerakannya mampu mengusik gadis itu."Kak, sudah pulang? Astaga jam berapa ini. Aku lupa membuat makan malam." Becca panik.
Gadis itu ingin melesat ke dapur namun ditahan oleh Freen.
"Ini sudah larut malam dan aku juga sudah makan. Apa kamu belum makan?" tanya Freen yang dijawab gelengan kepala oleh Becca.
"Aku kan sudah bilang kalau aku lembur. Kenapa tidak makan tadi?"
"Aku lupa karena mengerjakan tugas."
Rahang Freen mengeras. Dia tidak menyukai alasan Becca.
"Jangan ulangi lagi. Kamu bisa sakit," katanya tegas.
Gadis itu hanya menganggukan kepala.
"Aku pesankan saja ya, kamu pasti lelah kalau harus memasak," kata Freen.
Dia mengambil ponsel miliknya lalu membuka aplikasi pesan antar.
"Mau makan apa?"
"Aku makan roti dan susu saja kak, sudah terlalu malam nanti aku tidak bisa tidur," kata Becca.
"Tidak. Kamu harus makan dengan benar," sanggah Freen.
Dia melihat-lihat menu makanan yang ingin dia pesan.
"Kak tolong, itu sudah cukup. lagi pula aku sudah mengantuk, terlalu lama jika harus menunggu."
Becca memperlihatkan ekspresi memelas.
"Baiklah, baiklah. Jangan perlihatkan tatapan seperti itu." Freen menyerah.
Satu keanehan lagi, Freen tidak bisa menolak tiap kali Becca memperlihatkan tatapan memohon seperti tadi. Seharusnya dia tidak selemah ini, nanti Becca bisa melunjak.
"Ya sudah kamu cepat makan, aku mau mandi dulu."
Freen memberi kecupan ringan di kening Becca sebelum meninggalkan Becca untuk mandi.
Becca tersipu diposisinya. Dia memegang keningnya yang baru saja di cium Freen.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Right Things (Complete)
FanfictionPernikahan ini memang terjadi karena keterpaksaan tapi aku tidak pernah menganggapnya main-main, jadi aku mau kamu juga melakukan hal yang sama dan jangan pernah sekalipun kamu meminta untuk bercerai karena apa yang sudah menjadi milikku selamanya a...