Part 7

7.7K 656 12
                                    

       Freen terbangun karena bunyi alarm yang tepat berada di samping telinganya. Wanita itu mengerang kesal, orang bodoh mana yang meletakkan alarm di samping telinga.
Sialnya, orang bodoh itu adalah istrinya sendiri karena hanya ada gadis kecil itu yang tinggal bersamanya.

Freen mematikan alarm dengan kasar lalu melemparkannya kesembarang tempat, beruntung benda itu hanya berguling diatas kasur sehingga tidak rusak.

Freen menggosok-gosok telinganya yang berdengung.
Dia harus membuat perhitungan dengan Becca. Gadis kecil itu perlu diajari cara menyimpan alarm dengan benar.

Freen berjalan gontai menuju wastafel untuk membasuh wajahnya kemudian kembali ke kamar dengan wajah yang segar dan kesadaran yang sempurna.
Mata indahnya menyisir seluruh kamar mencari apa yang membuatnya merasa sedikit aneh.

Pakaian kerjanya sudah tertata rapi di sofa, tas dan laptop nya juga sudah siap di meja.
Tapi kenapa sepi ya. Dimana gadis kecil itu.

Freen keluar kamar untuk mencari keberadaan gadis itu namun tidak menemukannya.
Dia mendapati meja makan dengan piring berisi roti daging disana dan juga kertas berisi note.

Freen mengambil kertas tadi dan membacanya.

"Kak, aku sudah berangkat ke kampus. Maaf tidak izin dulu, aku takut mengganggu. Aku siap menerima hukuman nanti tapi aku tidak bisa meninggalkan kelas penting pagi ini.
Aku sudah menyiapkan sarapan, kakak bisa menghangatkannya di microwave jika sudah dingin.
-becca-"

Freen meletakkan kertas tadi. Dia menghela nafas panjang. Kenapa rasanya sangat aneh tidak ada Becca saat dia membuka mata.
Freen tidak berniat untuk sarapan, dia sudah kehilangan nafsu makannya.
Wanita itu memutuskan untuk bersiap-siap saja lalu berangkat ke kantor.
Tapi saat akan berangkat dia teringat dengan makanan yang disiapkan Becca membuat Freen kembali ke dapur. Becca pasti akan kecewa jika dia tidak menyentuh sarapan yang sudah diansiapkan.
Meski itu bukanlah makanan yang sangat enak tapi jerih payah Becca harus dia hargai.

Freen mengambil kotak makan lalu menaruh roti daging buatan Becca di sana. Freen akan memakannya di kantor.
Dan sekali lagi, Freen meninggalkan piring kotornya begitu saja tanpa repot-repot membereskannya lebih dulu.
***

       Sementara itu Becca duduk di taman kampus sembari mencoret-coret buku sketsanya untuk menghalau perasaan sedihnya.
Tidak ada kelas penting hanya kelas seperti biasa. Kelas penting hanyalah alasannya untuk menghindari Freen. Becca tidak mau Freen melihat matanya yang sembab dan lagi dia akan selalu menangis setiap melihat Freen sampai perasaan sedihnya benar-benar telah hilang, hal yang dibenci pada dirinya sendiri.

Dia akan selalu menangis setiap kali melihat objek yang membuatnya menangis dan akan bersedih berkepanjangan sampai dia benar-benar telah melupakan kejadian yang membuatnya bersedih.

Dulu pernah ibunya tidak sengaja merusak hasil prakarya untuk tugas sekolahnya, tugas itu membutuhkan waktu dan effort yang tidak sedikit membuat Becca kecewa luar biasa. Becca selalu menangis setiap kali melihat ibunya bahkan ketika tugas itu sudah selesai dinilai dan itu berlangsung berhari-hari.

Dan sekarang Freen membuatnya sangat bersedih, Freen tidak memahami dirinya seperti ibunya yang memahaminya, jadi lebih baik dia menghindari Freen sambil berusaha menghilangkan perasaan sedihnya.
***






*****Haduh makin pendek aja nih update-nya mana telat pula 😁😁😁 kemarin itu hectic bgt. Sowwyyy.
Oya guys, gw bener2 butuh saran dari kalian tolong siapapun yg paham tentang cara kepenulisan EYD yg baik dan bener, tolong kasih tau gw. Gw sebenernya pernah ikutan kelas EYD tp Karna udah lama gak pernah nulis skrg jadi lupa. Jadi gw mohon kalo misal ada kesalahan penempatan EYD di cerita ini tolong jgn ragu buat kasih tau gw. Ok guys? Karna gw bener2 butuh belajar lebih banyak biar cerita ini nyaman buat dibaca. Selamat membaca jgn lupa voment****

The Right Things (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang