Part 18

8.1K 630 19
                                    

Becca meraih tasnya karena Freen sudah menunggunya di lobi. Satu jam yang lalu istrinya itu menelpon agar dia segera bersiap-siap karena Freen akan mengajaknya pergi tapi dia tidak mau mengaku kemana dia akan mengajak Becca.
Freen hanya meminta Becca untuk berpakaian yang nyaman.

Setelah memastikan pintu unitnya terkunci gadis itu tak membuang waktu untuk segera menemui Freen.

"Kak," tegurnya saat dia melihat Freen sedang sibuk dengan ponselnya.

Wanita itu mendongakkan wajah dan langsung tersenyum begitu melihat Becca.
Freen segera menyimpan ponselnya lalu menggenggam jemari Becca mengajaknya untuk segera berangkat.

Freen segera memasuki bagian kemudi begitu Becca sudah duduk di bagiannya.

"Kita mau kemana sih kak?" tanya Becca penasaran karena tidak biasanya Freen mengajaknya pergi seperti ini.

"Nanti kamu akan tahu."

Becca mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban Freen. Akhirnya dia memilih bermain dengan ponselnya. Kebetulan sekali Irin mengiriminya pesan.

Becca menghembuskan nafas keras. Irin sedang pamer pergi ke konser bersama Fay. Becca jadi iri tapi mau bagaimana lagi Freen tidak memberinya izin.

"Kenapa cemberut?" tanya Freen yang melihat wajah Becca tiba-tiba menjadi murung.

Becca hanya menggeleng lemah. Freen mengacak pelan rambut Becca. Gemas sekali melihat wajah cemberut istrinya.

"Oh ya, untuk sekolah desainer kamu baru bisa masuk tahun dapan, aku sudah mendaftarkanmu."

Becca hanya menanggapinya dengan menganggukan kepala tanpa minat. Gadis itu masih agak kesal tidak bisa ikut dengan kedua temannya.

"Selama menunggu bagaimana kalau kamu magang dulu di kantorku, aku bisa memberi.."

"Tidak mau." Becca memotong kalimat Freen.

Dia tidak akan berpikir seribu kali untuk menolak tawaran itu, alasannya simple karena ada Orn.

"Lalu kamu mau ngapain, apa tidak bosan di rumah terus."

"Lebih baik bosan dirumah dari pada bertemu dengan sekertaris kakak," jawab Becca ketus.

Freen terkekeh mendengar alasan Becca.

"Dia tidak seburuk itu Bec, nanti kamu akan terbiasa jika sudah mengenalnya."

"Aku tidak ingin mengenalnya, tidak ingin dekat-dekat dengannya apalagi berteman dengannya."

Freen tertawa sedikit keras. Dia melihat Becca menjadi lebih menggemaskan dengan ekpresi seperti itu. Seharusnya Freen marah karena Becca berkata ketus kepadanya tapi entahlah Freen merasa akhir-akhir ini dia menjadi lemah di hadapan Becca.

"Padahal minggu depan aku berencana mengajakmu bertemu dengan teman-temanku. Ada pertemuan rutin mereka memintaku mengajakmu."

"Teman-teman kakak kenapa aneh semua. Aku tidak mau ikut."

"Kamu harus. Tidak perlu takut, kan ada aku."

"Huh, kakak saja sepertinya takut dengan kak Orn. Atau sebenarnya kakak suka dengan kak Orn, iya kan?" Becca menatap tajam Freen.

Eh? Freen bengong, kenapa jadi dia yang dimarahi Becca.

"Kenapa diam, kakak suka dengan kak Orn?" tanya Becca galak.

Wah, ini tidak benar. Dan mulut Freen seperti terkunci tidak bisa mengeluarkan kata-kata untuk menyanggah pernyataan Becca.
Dia terlalu terkejut kenapa Becca begitu berani berkata seperti itu kepadanya. Dimana sopan santunnya.

The Right Things (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang