Luka Kita

27 4 0
                                    

Minggu yang menyenangkan, karena aku sudah melupakan kejadian dengan Sam. Namun mungkin, ada sedikit trauma yang masih melekat di dalam memoriku. Mulai dari mawar merah, aku memang tidak terlalu suka bunga, namun setelah kejadian dengan dengan Sam. Aku jadi merinding ketika melihat mawar merah. Untung saja, aku tidak takut melihat birthday cake kalo aku takut, Aydan mungkin kecewa. "Huh! Pagi-pagi dah mikirin Aydan!" Gumamku.

"Nak, makan yuk?" Suara perempuan kesayanganku memanggil dengan lembut.
"Oke mam, aku keluar sekarang." Tubuhku benar-benar segar hari ini, efek dari obat yang teratur, dan surat Aydan sebagai booster untukku. Hmm lagi-lagi Aydan...

"Selamat pagi semua... Zakeeya is back..."
Sapaku dengan ceria kepada anggota keluarga yang tengah duduk di meja makan. "Nye-nye-nye-nye" bang Zakey membuat mood ku down! "Sini kesayangan Ayah..." Ayah menghampiriku kemudian merangkulku sampai duduk di kursi. "Good morning my favorite person..." Zayn menyapaku dengan senyuman lebarnya, hinggan gigi kelincinya nampak. "Good morning my prince..." Tak lupa ku tunjukan senyuman tulus hingga lesung pipi ku timbul. Setelah selesai sarapan, aku berjalan pelan ke halaman rumah, hitung-hitung cari udara segar. Ku selonjorkan kakiku di bangku kayu yang kembali lagi. Aku tidak terlalu memikirkan bagaimana bangku ini bisa hilang kemarin. Dengan earphone pink ku,  kuputar lagu "Not You Alan-Walker"

Photobook with my mistakes
Promises that we never got to make

"PAKET...." Bang Beta memanggilku dengan melambai-lambaikan kedua tangannya, karena melihat aku yang sedang memakai earphone. Padahal saking bergema nya suara bang Beta, mengalahkan suara earphone ku.

"Yaa.. saya denger bang!" Aku menghampirinya dengan berjalan pelan.
"Ini Ya, paket buat kamu. Kayanya kado ciee ciee.." dengan garingnya bang Beta tiba-tiba saja bersiul. "Apaan sih bang. Aneh deh. Makasih." Aku mengambil kotak besar itu, kupikir itu untuk Ayah tapi terlihat tulisan
To Zakeeya,
di Perumahan pandawa, No 23.
jl. Angsa. Bogor. Jawabarat.

Karena jiwa kepo-ku telah bergejolak, tanpa ini itu aku langsung membuka paket berbentuk kotak besar itu "AAAAAKK!!" spontan ku banting isi kotak itu, karena isinya adalah buket mawar merah yang persis seperti buket dari Sam waktu itu. Aku menepuk pelan dadaku yang gemeteran, dan menarik ulur nafasku secara perlahan. Memori minggu lalu dengan Sam kembali teringat, suara Sam saat mengancamku, meneriakiku kembali terdengar seolah-olah aku kembali ke kejadian minggu lalu itu. Saking teriakanku yang kencang, menarik perhatian orang yang tengah lewat didepan rumahku. "Kenapa neng?" Ucap bapak yang berjualan sayur. "Hmm gak pa-pa pak. Ini ada kecoa tadi, saya kaget" ia berlalu dengan tersenyum setelah mendengarkan ucapanku.

Aku takut ini dari Sam, tapi aku juga tahu saat Sam di bawa oleh polisi, dan pasti Sam sedang mendekam di penjara. Dengan hati-hati, aku dekati kembali kotak itu, tanganki cepat-cepat menjauhkan buket bunga itu, dan kuambil satu map kecil seperti sebuah surat. Jika kutahu isinya menyakitiku, aku tidak akan pernah sudi membukanya.

Terlihat sebuah poto, Laki-laki yang sangat kukenal, berdampingan dengan wanita yang tidak pernah kutemui. Bagian belakang poto itu bertuliskan
             
              Margaretha & Roeslan

Kubuka kembali poto berikutnya, terlihat Ayah mencium perut yang sedang mengandung dari perempuan yang bernama Margaretha itu. Hatiku seolah meledak melihat poto usang ini, mataku memanas membuat air mataku mengalir deras. Ayahku... Kebanggaanku... Cinta pertamaku... Melukai hati Mama dengan kejam. Laki-laki yang kupikir cinta sejati Mama, ternyata mendua. Hatiku perih lebih perih dari lukaku yang ditimbulkan Sam. Bagaimana mungkin!!! Aku segera menepis jauh-jauh pikiran negatif-ku, karena bisa saja poto ini editan. Kubuka lagi poto berikutnya yang membuat dada ku sulit mengeluarkan oksigen, dadaku sesak karenanya. Hatiku tersayat perih melihatnya. Poto yang menunjukan pesta pernikahan mewah Maryam and Roeslan.
Wanita itu...sama dengan yang bernama Margaretha! Aku tidak bisa berpaling dari poto terakhir ini. Sakit!!! Hatiku remuk!! Aku sulit bernafas, seperti aku akan meninggal hari itu juga. Ku tepuk keras dadaku, berharap nafasku stabil dan jiwaku tenang. Jutaan cucuran air mata sudah tidak aku pedulikan. Basahnya mengalir ke poto-poto yanh sedang kupegang. Hatiku menjerit keras, menanyakan bertanya kepada semesta KENAPA!!!???... Tanganku yang bergetar segera memasukan poto-poto itu ke map semula, berharap tidak ada yang mengetahuinya apalagi Mama, wanita kesayanganku.

Keputusan Zakeeya [TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang