"Sekarang adek Zakeeya udah boleh pulang, semoga sehat seterusnya yah..." Ucap seorang Dokter, mengawali pagi ke tigaku di Rumah sakit. Luka-luka ku perlahan membaik, hanya saja aku masih terlalu lemas jika harus berjalan. Ya..sakit ataupun tidak bang Zakey memang sering menggendongku. "Markipul...." Ucapku meneriaki telinga kanan bang Zakey. Dia hanya tersenyum tanpa berkomentar menyebalkan seperti biasanya.
"Gak mau naik kursi roda aja Ya?"
"Mau digendong abang aja.." kueratkan tanganku melilit ke lehernya.
"Sakit Humeyra..sekalian aja pake tambang sono!" Aku tahu, dia sangsi..hhaa.
"Naik naik.. ke puncak gunung" aku bersenandung kala abang menggendongku menuju mobil Ayah. Ia juga ikut bernyanyi...
"Berat sekali..."
"Kiri kanan kulihat saja.."
"Banyak beban negara..."
Ayah tergelak mendengar lagu yang diubah oleh bang Zakey. Kupukul pelan tangannya, takut Ayah memenjarakannya atas pasal "Nyinyir pakai lagu anak".
"Ish..abang!!" Akhirnya, setelah menaiki kendaraan Zakaria, sampai juga di kendaraan Ayah yang sesungguhnya. Kulihat bang Zakey berkeringat akibat menggendong tuan puterinya. "Berat banget Kyaa badan kamu!! Huuffh" sama sekali aku tidak menggubrisnya. "Suatu kehormatan bukan, menggendong seorang Putri?" Ucapku sambil menyeka keringat dari dahinya.Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, akhirnya bang Zakey menggendongku lagi menuju rumah. Suatu berkah untuk bang Zakey..
Terlihat bangku kayu diteras tidak ada, padahal itu tempat favoritku kalo makan batagor. "Bangku kemana?" Tanyaku kepada bang Zakey. "Coba panggil, kayaknya lagi jajan." Akhh dia kembali ke setelan pabrik."HAPPY BIRTHDAY MY ZAKEEYA" Ucapan Ardi bebarengan dengan bang Zakey yang baru saja membuka pintu. Aku sedikit kaget melihat hiasan kupu-kupu sederhana di ruang tengah rumahku, kulihat lampu kupu-kupu berwarna warni menghiasi tulisan "HAPPY BIRTHDAY" bahkan yang lebih mengagetkan aku sendiri tidak ingat hari ini adalah ulang tahunku yang ke 19 tahun. 25 Desember. Siapa tahu mau kasih kado hehe..
Kulihat teman-temanku satu persatu mereka menunjukam senyum terbaiknya menyambutku, aku selalu bersyukur memiliki teman seindah mereka. Aku bahagia bukan karena mereka memberi kejutan Ulang tahun, tapi karena mereka sangat peduli kepadaku."Tadi lo manggil My Zakeeya??" Bang Zaky kembali bertingkah. Teman-temanku yang semula tersenyum dengan cepat bibirnya membulat kaku.
"Mmm..becanda bang, maksudnya Zakeeyanya kita..." Ardi menjawab dengan senyuman yang meringis. "ALAY lo!" Bang Zakey merangkul Ardi menunjukan bahwa ia tidak marah. Aku lega bang Zakey tobat dari sikap menyebalkannya itu. Reni, Adel menghampiriku, mereka berkali-kali memelukku. Apalagi Adel yang terus-terusan meminta maaf kepadaku. "Maaf Kyaa!!!! Beneran minta maaf!!! Kalo aja aku gak ngasih nomor kamu, pasti cowok gila itu gak ngajak kamu pergi..." Mendengarnya, tanganku malah menggelantung di pundak Adel karena aku masih sangat lemas. Reni dengan sigap memapahku menuju sofa ruang tamu. "Sandi mana?" Tiba-tiba mulutku menanyakan mantan ketos itu.
"Selamat datang Zakeeya mochi Humeyra..." Secara kebetulan, Sandi mengucapi selamat datang kepadaku, ia lantas menghampiriku membawa mangkuk kecil yang berisi batagor favoritku. "Mochi apaan sih, ngadi-ngadi" aku yang lemas dengan sekuat tenaga cepat menggapai mangkuk di tangan Sandi. "Eitss tak boleh susanti" bang Zakey mengambil alih mangkuk yang berisi batagor itu. Dia langsung melahap batagor kering lumer dengan saus kacang didepan mataku. "Bisa tetap tenang? Saudara Zakaria? Silahkan untuk mengembalikan hak saudari Zakeeya!" Namun kembali berulah ia malah menghabiskan secepat kilat batagor itu, matanya ia teler-telerkan seakan itu batagor ter-enak didunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keputusan Zakeeya [TAMAT✓]
ContoBELUM REVISI_- "Cinta itu Sakral, dan membahagiakan. Yang menyakitkan adalah pelakunya, alias pecinta." _________________________________ Genre : Family, relationship, Love. Follow jika berkenan:)