SUDAH hampir satu jam lamanya [name] berada di dalam ruang pemeriksaan. baik jungoo maupun gimyung, keduanya sama-sama diam. namun di dalam hati mereka masing-masing, mereka merapalkan doa agar [name] dan juga bayinya baik-baik saja.
"gua masih nggak nyangka kalian melakukan itu di belakang gua."
tiba-tiba saja jungoo membuka mulutnya. ia berdiri dengan punggung bersandar di tembok rumah sakit. kedua tangannya terlipat ke depan dan pandangannya terarah pada sisi tembok rumah sakit yang ada di seberangnya. di sana, gimyung juga menyandarkan punggungnya. walaupun mereka berseberangan, namun gimyung mampu mendengar kalimat yang baru saja diucapkan oleh jungoo.
pria berambut kuning itu masih memikirkan tindakan bejat yang dilakukan oleh kekasihnya di saat dia tidak ada. bayangan tentang [name] yang berhubungan dengan gimyung senantiasa memenuhi otaknya. dadanya bergemuruh, dan kepalanya seolah mendidih hanya karena memikirkan adegan panas yang dilakukan oleh [name] dan laki-laki kurang ajar bernama kim gimyung.
ribuan umpatan pun tak mampu meluapkan kemarahannya yang tersimpan di dalam dada. bahkan pukulan yang tadi ia layangkan pada wajah tampan gimyung tak membuatnya puas. rasanya jungoo ingin sekali membunuh si kurang ajar itu dan menghantamnya dengan bangku rumah sakit. tapi ia juga masih punya hati nurani. jauh di dalam lubuk hatinya yang kecil, ia memikirkan nasib [name] jika ia membunuh suaminya.
gimyung sendiri hanya bisa diam. sepertinya kata maaf tidak akan cukup untuk membuat jungoo mengampuninya. tapi apapun keadaannya, ia tidak akan melepaskan [name].
tak lama, seorang dokter keluar dari ruang tempat [name] dirawat. jungoo dan gimyung refleks menoleh ke arah dokter tersebut. mereka menanti kabar yang akan dokter itu sampaikan. lalu, dokter itu membuka maskernya, dan ia berkata, "silakan suami nyonya kim [name], dipersilakan untuk segera masuk ke dalam ruangan."
gimyung menganggukkan kepalanya mendengar perintah itu. sementara itu, jungoo meliriknya dengan tatapan tajamnya. ia semakin tidak terima karena gimyung menjadi orang pertama yang masuk ke ruangan itu. rasanya ia ingin membakar rumah sakit ini dan membawa [name] pergi dengan menggunakan helikopter. tapi lagi-lagi, ia memikirkan keadaan [name]. kalau ia benar-benar melakukan itu, perempuan itu mungkin akan membencinya.
"ah, sialan! jadi orang nggak enakan itu susah, cok!" gerutunya seorang diri hingga membuat orang-orang yang berseliweran di depannya memandangnya aneh. jungoo menaikkan alisnya sambil menatap mereka. "apa lihat-lihat? mau ngerasain tinju gua?!" tanyanya sambil menunjukkan kepalan tangannya di hadapan orang-orang itu. gara-gara itu, orang-orang tak bersalah itu pun segera pergi dari hadapan jungoo sebelum jungoo benar-benar melayangkan tinjunya pada mereka.
di waktu yang sama, di dalam ruang perawatan, gimyung menatap [name] dengan sorot prihatin. wanita yang begitu ia sayangi kini terbaring lemah di ranjang rumah sakit. di tangannya terdapat infus dan juga terdapat selang oksigen di hidungnya. wanita itu menoleh lemah ke arahnya. gimyung tersenyum ke arah [name], seolah sedang menyapa perempuan itu seraya ia berjalan mendekatinya. dan [name] membalas senyuman itu.
gimyung menarik kursi dan meletakannya di samping ranjang [name]. kemudian, ia duduk di atasnya. ia bertanya, "kamu udah baikan?"
[name] mengangguk lemah. "iya, dokter juga bilang nggak ada masalah serius kok," jawabnya pelan.
sebelum mendekatinya, gimyung juga sempat berbicara dengan dokter sebentar. dokter itu menjelaskan bahwa [name] mengalami kram perut karena wanita itu terlalu banyak pikiran. namun dia bersyukur karena dokter mengatakan bahwa kondisi [name] dan bayi-bayinya baik-baik saja.
gimyung mengulas senyumannya. jujur ia merasa sedikit lega setelah ia melihat wajah [name].
"syukurlah kalo kamu nggak kenapa-napa," ucap gimyung kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐖𝐁 𝐛𝐞𝐫𝐮𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐌𝐁𝐀,gimyung
أدب الهواة∷ lookism ∷ ( kim gimyung ) '·..➭ 𝙊𝙉 𝙂𝙊𝙄𝙉𝙂 ▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰ ❝ i will love you 'til the rest of my life. ❞ ▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰ ∴ ff ,married life ,mature ∴ © 𝙋𝘼𝙍𝙆 𝙏𝘼...