MEMANG seharusnya cinta itu hanya ditujukan untuk satu orang. seharusnya hanya boleh satu orang yang mengisi hati kecilnya. tapi kenyataannya, semua tak berjalan dengan semestinya ... ketika komunikasi antara jungoo dengan [name] mulai jarang terjadi. ketika jungoo mulai hidup semakin lama di negara lain. ketika pertengkaran karena hal-hal kecil mulai sering terjadi ... semuanya berubah.
[maaf kalo aku nggak bisa pulang. aku juga nggak nyangka kalo kerjaan aku jadi makin banyak.]
"kamu udah janji bakalan pulang. kenapa kamu nggak ambil cuti seminggu aja buat aku? kalo nggak bisa seminggu, ya cuti beberapa hari aja kan bisa. seberat itu ya kamu ninggal pekerjaanmu?"
[ya ampun, nggak gitu. kamu nggak akan ngerti walaupun aku jelasin. jadi berhenti, berhenti bahas masalah ini tiap kita teleponan. aku capek, yang. capek sama kerjaanku. aku pengen ngobrol enak sama kamu, tapi kamu malah bahas kerjaan mulu.]
"ya udah, matiin aja teleponnya! tidur aja, biar capekmu hilang!"
kira-kira begitu percakapan mereka di telepon beberapa hari yang lalu. sejak itu, hubungan antara mereka mendingin. tidak ada kata maaf yang terucap dari mulut mereka karena ego dan juga perasaan kesal antara satu sama lain.
"kamu kenapa? kayaknya lagi ada sesuatu?" tanya gimyung yang sekarang sedang mendatangi minimarket tempat [name] bekerja.
[name] menggelengkan kepalanya seraya ia mengulas senyumannya. "nggak ada apa-apa kok! sotoy lu," ujarnya bohong. padahal dari raut wajahnya saja, gimyung sudah tahu kalau ia sedang menyembunyikan sesuatu.
gimyung menghela napasnya. sudah beberapa hari ini, hubungannya dengan [name] cukup dekat. ia selalu berkunjung ke minimarket tempat [name] bekerja setiap harinya. dan agaknya, perempuan itu menerima kehadirannya.
meski sebelumnya memang begitu, tapi kali ini gimyung merasa [name] tidak terlalu jual mahal. kali ini sikap yang [name] tunjukkan berbeda dari yang sebelumnya. gimyung merasa [name] menyukainya, walau kadang nada bicaranya ketus.
[name] sendiri tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. hubungannya dengan jungoo yang kian mendingin membuatnya kesepian. ia jadi suka mengobrol dengan gimyung dan menghabiskan waktunya dengan laki-laki itu. meski malu mengakuinya, [name] merasa nyaman berada di sisi gimyung.
"hari ini cuacanya cerah banget ya," kata gimyung setelah mereka hening untuk sesaat. ia melanjutkan, "pasti namsan tower keliatan indah saat ini."
[name] ikut membayangkan keindahan menara namsan di malam hari. menara megah itu selalu terlihat indah dalam kondisi cuaca apapun. meski di tengah salju, lampu yang menghiasi menara itu menyala dengan indahnya. ia jadi ingat bahwa ia pernah pergi ke menara namsan bersama jungoo saat musim salju. namsan masih terlihat indah meski kabut tebal menutupi sebagian dari menaranya.
"jadi pengen ke namsan tower," gumam [name] tanpa sadar.
gimyung menoleh. "mau ke namsan tower sama aku?" tawarnya.
[name] kaget mendengar ajakan gimyung yang terkesan tiba-tiba. "gua kan lagi kerja," katanya.
gimyung tertawa pelan. "ah, iya. maksudnya kalo kamu lagi libur, kita ke namsan tower," ucapnya lagi memperjelas ajakannya.
"let's see!"
[name] tidak bisa menerima ajakan gimyung begitu saja. ia tahu gimyung adalah pria yang baik. tapi dia sadar kalau dia sudah punya kekasih. meski begitu, perasaan sadar diri itu tak senantiasa ada di dalam hatinya. ada saatnya ketika pertahanannya runtuh, dan ia perlahan membiarkan gimyung masuk semakin dalam menuju hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐖𝐁 𝐛𝐞𝐫𝐮𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐌𝐁𝐀,gimyung
Fanfic∷ lookism ∷ ( kim gimyung ) '·..➭ 𝙊𝙉 𝙂𝙊𝙄𝙉𝙂 ▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰ ❝ i will love you 'til the rest of my life. ❞ ▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰ ∴ ff ,married life ,mature ∴ © 𝙋𝘼𝙍𝙆 𝙏𝘼...