2. decision

903 86 7
                                    

KATA-KATA yang diucapkan oleh gimyung selalu memenuhi pikirannya. laki-laki itu mengatakan bahwa ia tidak berhak menolak ajakan menikah yang laki-laki itu lontarkan, sebab anak di kandungannya adalah anak dia juga. tapi [name] bingung. ia bingung bagaimana cara menceritakan semuanya kepada orang tuanya dan juga kepada pacarnya.

saat ini, ia sedang menunggu kedatangan gimyung di apartemennya. karena tahu bahwa [name] bingung, gimyung pun memutuskan untuk berbicara kepada orang tua [name]. dan hari ini, mereka akan menemui orang tua [name].

tak lama, pintu apartemennya terbuka. karena sudah tahu passwordnya, gimyung langsung masuk tanpa perlu menekan bel terlebih dahulu. ia melepas sepatunya, lalu melangkah masuk. netranya menangkap [name] yang sedang duduk di sofa sambil melamun. perempuan itu tidak sadar kalau dirinya sudah datang. hingga akhirnya, perempuan itu sadar ketika ia duduk di sampingnya.

[name] menghela napasnya. ia berkata, "maaf, gua nggak tau lu udah dateng."

"it's okay," balas gimyung. "jadi, apa keputusanmu?" tanyanya kemudian.

jujur saja, gimyung sebenarnya merasa tidak enak kepada [name]. kesannya seperti ia sedang memaksa perempuan itu menikah dengannya. tapi mau bagaimana lagi? hanya ini yang bisa ia lakukan. ia berharap [name] menerima ajakannya.

"oke," jawab [name] sambil manggut-manggut. jawaban itu membuat gimyung menoleh ke arahnya. namun tatapan [name] terarah ke meja yang ada di depannya. ia melanjutkan, "gua mau nikah sama lu ... "

gimyung cukup senang mendengar jawaban [name]. ada perasaan berbunga-bunga di dalam hatinya. sesuai dengan harapannya, [name] akhirnya menerimanya. namun, raut wajahnya kembali serius ketika [name] mengacungkan jari telunjuknya di hadapannya.

" ... tapi dengan satu syarat," sambung [name] seraya ia mengacungkan jarinya.

jantung gimyung jadi deg-degan. ia penasaran dengan syarat yang diminta oleh [name]. kalau masalah harta, gimyung akan mengabulkannya.

tapi ini bukan masalah harta. gimyung tahu [name] bukan perempuan matre yang tergila-gila dengan harta. maka dari itu, ia bertanya kepada [name].

"apa?"

[name] menarik napas sebelum ia membeberkan syarat apa yang ia minta. dia berkata, "gua nggak mau ada resepsi, toh kita nikahnya juga karena kecelakaan. sayang duitnya nanti ... "

gimyung manggut-manggut mendengar syarat itu. ia tidak masalah kalau pun [name] tidak mau ada resepsi. ya walaupun dirinya ingin ada resepsi, tapi ia lebih menghargai keinginan [name].

" ... kedua, cuma keluarga inti aja yang boleh hadir. terus nanti acara resepsi kita ganti aja jadi makan malam bersama keluarga. pokoknya gua nggak mau ada orang lain yang tau tentang pernikahan ini. ya intinya, kita nikah diem-diem aja, oke?"

gimyung menganggukkan kepalanya. "apapun yang kamu mau," ucapnya. ia menyetujui permintaan [name] dengan lapang hati. ia tidak masalah walaupun tidak ada resepsi. yang penting adalah perempuan itu mau menikah dengannya. ya walau sebenarnya [name] terpaksa.

︵‿︵‿୨♡୧‿︵‿︵

singkat cerita, gimyung akhirnya berbicara kepada orang tua [name]. dengan sopan, ia mengatakan kepada mereka bahwa ia ingin menikahi anak mereka. tentu saja mereka awalnya kaget karena [name] tidak pernah mengenalkan gimyung kepada mereka.

tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba ada laki-laki yang meminta anak perempuan mereka untuk dinikahi olehnya.

ya orang tua mana yang nggak kaget? mana [name] anak mereka satu-satunya. perempuan pula!

𝐅𝐖𝐁 𝐛𝐞𝐫𝐮𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐌𝐁𝐀,gimyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang